Sunday 8 April 2012

Osmosis Pada Jaringan Hewan

Osmosis berasal dari kata os: lubang, movea: berpindah, jadi Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.


Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel
ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permiabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi
melalui selaput permiabel.
Jadi pergerakan air berlangsung dari larutan yang
konsentrasi airnya tinggi menuju ke larutan yang konsentrasi airnya rendah
melalui selaput selektif permiabel. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan
hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.


Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah
merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan
yang berbeda-beda?
Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan atau sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah atau lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan
mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel
hewan atau sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan atau sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena
kehilangan air (http://www.google.co.id/imgres?q=peristiwa+osmosis&um=1&hl=id&biw=1024&bih=629&tbm=isch&tbnid=9X2Yg6d0CPLDeM:&imgrefurl=http://lulu-nurlaila.blogspot.com/2011/02/osmosis/600/osmosis-pada-sel-hewan-dan-tumbuhan )

Proses Osmosis merupakan aliran dari cairan yang lebih murni menembus permukaan membrane terserap oleh cairan yang lebih kental. Dalam proses osmosis, cairan yang lebih kental menyerap cairan yang lebih murni sehingga ketinggian permukaan cairan yang lebih kental lebih tinggi dari permukaan cairan yang lebih murni. Semakin tinggi perbedaan kekentalan kedua cairan menjadikan semakin banyak cairan lebih murni terserap oleh cairan yang lebih kental. Perbedaan ketinggian cairan yang lebih kental terhadap cairan yang lebih murni disebut "Tekanan Osmonic".


Proses Osmosis merupakan salah satu proses hukum alam lainnya yang biasa kita temui, yaitu menjadikan materi yang ada disekitarnya seimbang. Keseimbangan yang terjadi pada kedua cairan yang berbeda kekentalannya berupa : Semakin besar beda kekentalan kedua cairan, maka semakin tinggi permukaan cairan yang lebih kental. Perbedaan ketinggi tersebut disebut "tekanan osmonic" (http://balgis-mahdi.blogspot.com/2008/09/osmosis.html)


Penyerapan Nutrien

Untuk memmasuki tubuh, nutrien yang terakumulasi dalam lumen ketika makanan dicerna harus melewti atau menembus dinding saluran pencernaan. Nutrien dalam jumlah terbatas diserap dalam lambung dan usus besar, tteapi sebagian besar penyerapan terjadi dalam usus halus. Dinding usus halus memiliki luar permukaan yang sangat besar, sekitar 300 m2, secrara kasar seukuran lapangan tenis. Lapisan selkuler besar dalam lapisan itu mengandung penjuluran mirip jari yang disebut vili dan masing-masing epitelium vili itu memiliki banyak penjluran mikroskipis yang disebut mikrovilli, yang menjulur ke lumen usus.

Pada beberapa kasus, transport nutrien melewati sel epitllium bersifat pasif. Gula sederhana fruktosa, misalnya, sebenarnya diserap oleh difusi menuruni gradien konsentrasi dari lumen usus halus ke dalam sel epitelium, kemudian keluar dari sel epitelium ke dalam kapiler. Nutrien lain, termasuk asam amino, peptida kecil, vitamin, glukosa, dan bebrapa macam gula sederhana lainnya, dipompa melawan radien garis konsentrasi melalui membran epitelium ( Campbell, dkk . 2000, hal 34)




Artikel Terkait

Osmosis Pada Jaringan Hewan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email