Monday 3 December 2012

Contoh-Contoh Tumbuhan/Tanaman Yang Mengandung Senyawa Terpenoid


Berikut ini akan dipaparkan berbagai jenis/macam tanaman yang mengandung senyawa terpenoid yang berkhasiat sebagai tumbuhan obat, dintaranya yaitu:
(a).      Kamfer (Cinnamomum camphora)
Tanaman ini memiliki pohon yang besar dan rindang serta sering dijumpai di wilayah Sri Lanka, California, dan Asia Timur. Champor alam berbentuk kristal. Senyawa ini diperoleh dengan memotong bagian batang dan akar dari Cinnamomum camphora kemudian melarutkannya dalam minyak yang telah beruap.
Selanjutnya disuling dengan menggunakan uap panas. Champor mentah lalu dibebaskan dari minyak dengan mesin pemisah dengan diputar dan ditekan dalam cetakan. Camphor dapat memacu saraf dalam kulit untuk mengurangi rasa sakit sehingga menutup rasa yang timbul dari pusat permukaan kulit yang sama.  Camphor juga telah terbukti aman untuk mengurangi batuk, sesak napas, dan sakit tenggorokan pada anak kecil.  Uapnya yang harum menyebabkan aksi obat bius lokal.
(b).      Kayu putih (Melaleuca leucadendron)
Pohon ini berasal dari Tasmania yang banyak ditanam di Eropa dan California. Tanaman ini mengandung senyawa monoterpenoid berupa sineol. Sineol juga disebut cajuputol karena berasal dari kayuputih.
 Minyak kayu putih didapatkan dari hasil penyulingan daun kayu putih. Semakin  besar kadar sineolnya, kualitas minyak kayu putih semakin tinggi. Proses  ekstraksi  minyak  kayu  putih  dari  daun  tanaman  ini dilakukan dengan cara atau proses yang sederhana yaitu berupa penguapan minyak dari daun dan   kemudian   dikondensasikan.
Selanjutnya   dilakukan   pemisahan antara komponen  minyak  dengan  air,  yang  diperoleh  dari  semua  bahan cair  yang diperoleh  dalam  proses  kondensasi. Minyaknya mengandung kira-kira 70-80% Sineol, dengan ciri-ciri cairan tidak berwarna, bau wangi seperti champhora yang tajam, dingin, rasa pedas. Minyaknya sering dipakai pada bermacam-macam produk, seperti nasal inhaler, antiseptik semprot dan pendingin pada aksi obat bius untuk hidung dan tenggorokan.  Sineol juga sering digunakan uapnya sebagai pereda batuk berdahak dan radang tenggorokan.
(c).       Thymus  (Thymus vulgaris)
Tanaman ini berasal dari Mediterania dan terkenal sebagai tanaman yang sangat aromatik dengan daun yang harum. Tanaman ini memiliki kandungan utama thymol yang berperan sebagai antitusif atau pereda batuk dan ekspektoran atau pengencer dahak sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi bronkitis dan asma. Thymol diperoleh dengan cara memisahkan thymol natrium dengan larutan NaOH sehingga diperoleh thimol murni. Penekanan suhu pada pembekuan thymol akan menghasilkan kristal thymol yang sebagian besar tidak berwarna dan memiliki aroma seperti thymi dengan rasa yang tajam.
(d).      Bunga Artemisia (Artemisia annua)
Bunga artemisia berasal dari daerah subtropis (iklim temperate). Tanaman ini mengandung bahan aktif artemisinin yang sangat efektif mengatasi penyebab malaria yang resisten terhadap kina (quinine). Senyawa artemisinin pada tanaman ini bersifat kuat dan  bereaksi secara cepat sebagai shcizontosid darah dalam pengobatan malaria yang juga aktif melawan Plasmodium vivax dan strain Plsmodium vivax yang resisten terhadap klorokuin.
Senyawa artemisinin pada bunga ini berkadar tinggi terutama pada jaringan bagian atas tanaman (daun dan bunga), sementara di batang kandungannya rendah. Artemisinin tidak larut dalam air, sehingga bisa dibuat dalam derivatnya  dan dalam bentuk garam agar dapat larut di dalam air.

(e).       Bunga Matricia (Matricia recutita)
Bunga ini mengandung senyawa Sesquiterpenoid berupa chamomil. Senyawa tersebut juga disebut sebagai matricaria dan diperoleh dari bunga yang dikeringkan. Chamomil berefek karminatif, spasmolitik, dan antiinflamasi, dan menyembuhkan penyakit asam urat.
Chamomil pada dasarnya dipandang begitu berharga dan mahal, sering diberi label “ginseng dari Eropa”.  Sekarang chamomil menjadi salah satu teh herbal yang populer di Amerika Serikat.
(f).       Daun Tanaman Feverfew (Tanacetum parthenium)
Tumbuhan ini memiliki aroma yang mirip dengan jeruk nipis. Daunnya berwarna hijau muda, tidak memiliki bulu dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi.  Tumbuhan ini mengandung senyawa feverfew yang telah berabad-abad digunkan sebagai antipiretik. Hingga saat ini, senyawa dalam tumbuhan feverfew efektif menurunkan frekuensi dan kerasnya sakit kepala.
Feverfew telah digunakan secara sederhana dengan dihisap dari daun segar tanaman, tetapi sediaan yang lain seperti tablet atau kapsul lebih praktis. Selain meredakan sakit kepala, senyawa ini juga dapat mengobati demam serta dapat menyebabkan pelepasan plasenta pada wanita hamil. Tanaman ini juga membantu pencernaan makanan dengan menyerang parasit di usus dan dapat digunakan sebagai obat luar untuk kulit bernanah dan penolak serangga.
(g).      Bunga Valerian (Valeriana officinalis)
Tanaman ini mengandung Sesquiterpenoid dengan senyawa Valerian. Kandungan valerian dalam tanaman ini bersifat mudah menguap dan berbau tidak enak. Umumnya, senyawa tersebut dikonsumsi sebagai sediaan teh herbal kering. Senyawa tersebut dapat membantu mengurangi gangguan pencernaan, mengobati penyakit hipertensi serta meringankan kondisi nyeri saluran cerna, kejang, serta pusing.
(h).      Tanaman Ginkgo (Ginkgo biloba)
Tanaman ini berasal dari Cina bagian timur. Bijinya digunakan untuk menyembuhkan gangguan pencernaan, masalah kandung kemih, dan bahkan kanker. Ginkgo juga secara tradisional digunakan untuk mengobati masalah paru-paru seperti asma dan bronkitis kronis.
Ginkgo dapat dikonsumsi dengan menyeduhnya sebagai teh. Dua komponen utama dari daun ginkgo adalah flavonoid dan terpenoid. Flavonoid, antioksidan yang berbasis tanaman, membantu melindungi pembuluh darah dan sistem saraf pusat. Terpenoid melebarkan pembuluh darah dan membantu menjaga platelet darah dari saling menempel. Ginkgo juga dapat bertindak sebagai antidepresan. Hal ini juga telah terbukti membantu menenangkan suasana hati dari orang-orang dengan gangguan kecemasan.

(i).        Tanaman Taxus (Taxus brevifolia)
Tanaman ini mengandung senyawa diterpenoid berupa Taxol atau paclitaksel yang merupakan merupakan obat pada pengobatan meta static karsinoma / kanker rahim dan diabetes. Senyawa ini ditemukan pada tahun 1964 dan diekstraksi dari bagian kulit batang tanaman Taxus brevifolia . Tanaman ini berbatang kecil, tumbuh menjuntai, dan tumbuh liar di kawasan Eropa.
(j).        Tanaman Labu (Cucurbita foetidissima)
Tanaman ini mengandung senyawa Cucurbitacins yang merupakan salah satu triterpenoid. Tanaman ini tumbuh di daerah Amerika Serikat dan Meksiko. Buahnya berbentuk bulat dengan corak berwarna keputihan dan dapat dikonsumsi sebagai makanan bagi manusia. Tanaman Labu (Cucurbita foetidissima) termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae atau keluarga mentimun.
(k).      Wortel (Daucus carota)
Pada tumbuhan, karotenoid mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pigmen pembantu dalam fotosintesis dan sebagai pewarna dalam bunga dan buah.  Dalam bunga, karotenoid yang merupakan tetraterpenoid kebanyakan berupa zat warna kuning, sementara dalam buah dapat juga berupa zat warna jingga atau merah.  Karotenoid yang terkenal adalah xantofil.  Senyawa tersebut berperan dalam proses pengelihatan.
(l).        Karet (Ficus elastica)
Tanaman karet merupakan salah satu contoh tanaman yang mengandung politerpenoid berupa karet alam. Tanaman ini memiliki akan menggugurkan daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air atau kemarau). Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Tanaman ini karet adalah bahan utama pembuatan ban, beberapa alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan.




Artikel Terkait

Contoh-Contoh Tumbuhan/Tanaman Yang Mengandung Senyawa Terpenoid
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email