Monday 7 January 2013

Bioteknologi Konvensional Pada Pembuatan Tempe Menggunakan Kapang (Rhizopus oligosporus , Misalnya)


Bioteknologi konvensional dicirikan dengan pemanfaatan mikroorganisme yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan perlakuan khusus serta tidak memperdulikan spesies mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan suatu produk. Namun, dalam hal ini kita perlu tahu spesies apa yang berperan dan bagaimana peranannya dalam pembutan produk-produk yang tergolong ke dalam bioteknologi konvensional. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa mikroorganisme yang berperan dalam produk bioteknologi konvensional yang telah dijelaskan oleh kelompok sebelumnya.

a.    Mikroorganisme dalam pembuatanTempe
Tempe adalah salah satu makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis mikroorganisme. Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni campuran selain kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella. Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi tempe diantaranya adalah: Bacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp pada tempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.

Dalam pembuatan tempe, kapang (Rhizopus oligosporus misalnya) yang tumbuh pada kedelai dapat menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks (protein, karbohidrat, atau lemak) menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti asam amino dari protein, glukosa dari karbohidrat, dan asam lemak dari lemak sehingga mudah dicerna oleh manusia. Hifa-hifa dari Rhizobium mensekresikan zat kimia yang dapat memecah makromolekul, terutama karbohidrat menjadi glukosa yang digunakan sebagai makanan mereka. Zat-zat lain juga dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah untuk dicerna. Untuk itu, produk tempe yang dihasilkan memiliki kandungan yang lebih mudah diserap oleh tubuh kita.Tempe yang dihasilkan ini  kaya akan serat pangan, seperti kalsium, vitamin B, dan zat besi.

Komposisi gizi pada tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

Artikel Terkait

Bioteknologi Konvensional Pada Pembuatan Tempe Menggunakan Kapang (Rhizopus oligosporus , Misalnya)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email