Saturday 26 April 2014

INDIKATOR PENTING KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) OLEH SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INDIKATOR PENTING KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) OLEH SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

RANGKUMANBerikut ini disajikan tabel indikator penting keterampilan proses sains (KPS) oleh siswa:

KPS
Indikator
Melakukan pengamatan (observasi) 
·       Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda
·   Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa
·       Membaca alat ukur
·       Mencocokkan gambar dengan uraian tulisan / benda
Menafsirkan pengamatan (interpretasi) 
·      Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan
·      Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasn yang logis 
Mengelompokkan (klasifikasi)
·      Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan dan mencari dasar penggolongan. 
Meramalkan (prediksi) 
·      Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/ pola yang sudah ada.
Berkomunikasi
·      Mengutarakan suatu gagasan
·      Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian
·      Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat. 
Berhipotesis  
·      Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang pengaruh variabel amnipulasi terhadp vriabel respon. Hipotesis menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen.
Merencanakan percobaan/ penyelidikan 
·      Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur/ ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian.
Menerapkan sub konsep/ prinsip
·      Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang sedang terjadi.  


Pentingnya Penekanan Sikap Ilmiah dan Keterampilan Proses Sains Oleh Siswa Agar Berpikir Kritis

Pentingnya Penekanan Sikap Ilmiah dan Keterampilan Proses Sains Oleh Siswa Agar Berpikir Kritis

RANGKUMAN:

Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain  kecenderungan individu  untuk bertindak atau berprilaku  dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah atau pola berpikir yang akan bermanfaat dalam memecahkan masalah atau fenomena yang ditemui sehari-hari.

Beberapa sikap ilmiah yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :

a.   Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera  sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
b.       Sikap kritis :  Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan;  Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
c.      Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
d.  Sikap ingin menemukan :  Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
e.      Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
f.     Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
g.        Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya. terbuka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

Sunday 13 April 2014

6 Jenjang Proses Berpikir Dalam Ranah Kognitif

6 Jenjang Proses Berpikir Dalam Ranah Kognitif

RANGKUMAN:
Berikut ini terdapat 6 jenjang proses berpikir dalam ranah kognitif yaitu sebagai berikut:

      1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya.
2. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memaham sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat.
3. Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.
4. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurutbagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya.
5. Sintesis (synthesis) adalah suatu proses yang memadukan bagian atau unsur secara logis sehingga berubah menjadi pola berstruktur atau berbentuk pola baru.
6. Penilaian atau evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai, atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
      PENTING ! Untuk lebih lengkapnya, silakan baca: Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.


Kelemahan dan Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Kelemahan dan Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

RANGKUMAN: Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahan model STAD adalah sebagai berikut:

Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD:
1.    Siswa dapat belajar dari siswa lainnya yang telah mengerti, sehingga rasa malu untuk bertanya terhadap materi yang belum dimengerti siswa dapat berkurang.
2.    Siswa diharuskan menjadi aktif di dalam pembelajaran sehingga tugas yang diberikan oleh guru dapat diselesaikan dengan benar.
3.    Siswa menjadi harus merasa siap karena akan mendapatkan kuis yang dikerjakan secara individu dan hasil dari kuis tersebut menentukan prestasi dari tim.
4.    Di dalam penilaian, guru dapat melihat kemampuan dari masing-masing individu siswa terhadap pemahaman materi.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD:
1.    Bagi siswa yang belum dapat bekerja sama dengan kelompoknya dan siswa
tersebut tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan guru, maka siswa tersebut dapat tertinggal untuk memahami materi.
2.    Apabila didalam kelompok tersebut semua anggota kelompok tidak memahami materi atau soal yang diberikan guru, maka seluruh anggota kelompok akan mendapat kesulitan dalam menjawab soal.

3.    Di dalam kegiatan belajar, model kooperatif tipe STAD membutuhkan waktu yang lama karena harus mengatur siswa dalam berkelompok dan harus membimbing semua kelompok dalam kegiatan diskusi.
Langkah - Langkah Khusus Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Langkah - Langkah Khusus Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Rusman (2010:215) sebagai berikut:
1.    Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2.    Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri atas 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik.
3.    Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
4.    Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5.    Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
6.    Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru.


Slavin (2005:144) mengungkapkan bahwa perbedaan presentasi kelas pada pengajaran STAD dengan presentasi biasa adalah bahwa presentasi tersebut harus berfokus pada unit-unit STAD. Dengan cara ini para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.  
Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Menurut Abdurrahman (2009:123)

Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Menurut Abdurrahman (2009:123)

RANGKUMAN:

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Abdurrahman (2009: 123) adalah sebagai berikut:
1.      Saling ketergantungan positif yang menuntut tiap anggota kelompok saling membantu demi keberhasilan kelompok.
2.      Akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberikan balikan tentang prestasi belajar anggota-anggota kelompoknya, sehingga mereka saling mengetahui teman yang memerlukan bantuan.
3.      Terdiri dari anak-anak yang berkemampuan atau memiliki karakteristik heterogen.
4.      Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis.
5.      Semua anggota harus saling membantu dan saling memberi motivasi.
6.      Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada upaya mempertahannkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok.
7.      Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam kerja gotong royong, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.
8.      Pada saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan observasi terhadap komponen-komponen belajar dan melakukan intervensi jika terjadi maslah antar anggota kelompok.

9.      Guru memperhatikan proses keefektifan proses belajar kelompok.

Contoh Soal-Soal Lengkap Ujian Nasional 2013 Biologi SMA: Pewarisan Sifat (GENETIKA)

Soal dan Jawaban Biologi Pewarisan Sifat UN 2013 


Pilihan ganda Soal dan Jawaban Pewarisan Sifat 20 butir dan Jawaban Pewarisan Sifat

1. Jumlah kromosom sel somatik manusia adalah 46 buah, sedangkan pada gamet berjumlah ….
a. 46 buah
b. 23 buah
c. 46 buah
d. 23 pasang
e. 92 buah

2. Interfase pada pembelahan mitosis memerlukan waktu yang paling lama jika dibandingkan dengan fase-fase lainnya karena ….
a. sel berisitirahat dan membentuk RNA
b. sel terus menerus melakukan pembelahan organel
c. sel istirahat dan membentuk ATP
d. sel melakukan persiapan pembelahan
e. sel terus menerus membentuk RNA

3. Pada pembelahan mitosis saat profase benang kromatin berubah menjadi ….
a. sentriol
b. kromosom
c. aster
d. benang spindel
e. plasmid

4. Mitosis terjadi pada tumbuhan tingkat tinggi, terutama di bagian ….
a. bunga, daun, dan batang
b. bunga, benang sari, dan batang
c. ujung batang, ujung akar, dan kambium
d. ujung batang, daun, dan benang sair
e. benang sari, ujung batang, dan kambium

5. Berikut ini ciri-ciri interfase, kecuali ….
a. pertumbuhan sel
b. metabolisme
c. duplikasi organel
d. replikasi DNA
e. penggandaan kromosom

6. Ciri-ciri tahap anafase pada pembelahan mitosis adalah ….
a. pembentukan benang-benang spindel
b. nukleus dan nukleolus mulai menghilang
c. dupliasi DNA
d. kromatid ditarik ke kutub berlawanan
e. sel aktif melakukan metabolisme

7. Perhatikan gambar berikut.


Gambar tersebut menunjukkan fase ….
a. interfase
b. metafase
c. anafase
d. profase
e. telofase

8. Sitokinesis terjadi pada atau setelah fase ….
a. interfase
b. metafase
c. anafase
d. profase
e. telofase

9. Jumlah kromosom yang terdapat pada sel yang baru hasil meiosis adalah ….
a. haploid
b. diploid
c. triploid
d. tetraplod
e. poliploid

10. Peristiwa pindah silang (crossing over) pada pembelahan meiosis terjadi pada tahap ….
a. profase I
b. profase II
c. metafase I
d. anafase I
e. telofase II

11. Pembelahan mitosis dan meiosis dapat dibedakan dari hasil berikut, kecuali ….
a. duplikasi organel
b. jumlah set kromosom
c. jumlah pembelahan
d. tempat pembelahan
e. hasil pembelahan

12. Proses spermatogenesis dapat manusia terjadi di ….
a. tubulus seminiferus
b. duktus epididimis
c. vas deferens
d. vas eferens
e. skrotum

13. Ovulasi pada seorang wanita merupakan ….
a. pemasukan oogenesis oleh hormon estrogen dan progesteron
b. penebalan endometrium
c. nidasi embrio pada rahim
d. pengeluaran sel telur dari ovarium
e. penghambatan kerja hormon

14. Perhatikan gambar berikut
Pembelahan meiosis pertama ditunjukkan pada pembelahan dari ….
a. 1 ke 2
b. 1 ke 3
c. 2 ke 3
d. 3 ke 4
e. 4 ke 5

15. Gametogenesis berlangsung di bagian bunga betina, yaitu ….
a. bakal buah
b. antera
c. mikropil
d. kandung lembaga
e. putik

16. Pembelahan meiosis I yang terjadi di dalam kepala sari menghasilkan ….
a. satu sel haploid
b. dua sel haploid
c. tiga sel haploid
d. empat sel haploid
e. lima sel haploid

17. Rambut keriting dominan terhadap lurus. Jika hasil persilangan dihasilkan perbandingan rambut keriting dan lurus 1 : 1, maka genotipe parentalnya adalah ….
a. Hh Hh
b. Hh hh
c. HH Hh
d. hh hh
e. HH hh

18. Jika pohon tinggi dominan terhadap pohon pendek dan bunga merah dominan terhadap bunga hijau. Persilangan dihibrid antara individu heterozigot sempurna dan individu homozigot resesif menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe ….
a. 9 : 3 : 3 : 1
b. 2 : 2 : 1 : 2
c. 1 : 1 : 1 : 1
d. 9 : 7
e. 9 : 3 : 4

19. Dari hasil perkawinan dari kedua orang tua yang normal, dihasilkan 2 anak perempuan normal, 1 anak laki-laki normal, dan 1 anak laki-laki butawarna. Dapat dipastikan genotipe parentalnya adalah ….
a. ibu homozigot dominan
b. ayah homozigot resesif
c. ibu homozigot resesif
d. ibu heterozigot
e. ayah heterozigot

20. Gandum berkulit hitam (HHkk) diserbukkan dengan gandum berkulit kuning(hhKK) yang menghasilkan 100% gandum berkulit hitam. F1 dibackcross dengan induk gandum berkulit kuning. Gandum berkulit kuning hasil backcross adalah ….
a. 12,5%
b. 25%
c. 50%
d. 75%
e. 10%

1. b 11. a
3. b 13. d
5. e 15. d
7. b 17. b
9. a 19. d