Monday 29 September 2014

Kencing Nanah: Penyebab Utama, Tanda-Tanda dan Cara Pencegahannya

Kencing Nanah: Penyebab Utama, Tanda-Tanda dan Cara Pencegahannya

Kencing nanah atau yang biasa disebut penyakit Gonorhoe merupakan jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) yang bisa saja menginfeksi semua orang akibat hubungan seksual yang tidak sehat, hubungan seksual di luar nikah, atau seorang suami yang sering jajan di luar kemudian penyakit ini diinfeksikannya kepada istrinya yang sehat.  (INGAT: dilarang berhubungan seksual di luar nikah, hukumnya haram, berdosa).



Penyakit kencing nanah ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra/saluran kencing pada pria, juga pada wanita bisa menginfeksi leher rahim. Bahkan lebih parahnya lagi, penyakit ini dapat memberi komplikasi lain seperti infkesi menyebar pada saluran indung telur, bahkan uterus dan rahim.

Tidak hanya menyerang pada organ kelamin wanita dan pria saja, akan tetapi penyakit kencing nanah ini dapat menyebar melalui pembuluh darah sehingga dapat merusak organ tubuh lainnya termasuk otak sehingga dapat menyebabkan kematian. Ini terjadi karena bakteri Neisseria gonorhoeae dapat merusak,menyerang sel-T-Helper pada sel darah putih manusia, dimana sel T-helper ini merupakan sistem pertahanan tubuh pada manusia, pembentuk antibodi alami dalam tubuh.

Penyakit kencing nanah dapat menyerang pria maupun wanita. Pada Pria Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika buang air kecil serta keluarnya nanah dari lubang penis (uretra). Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan. Namun, akhirnya timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk buang air kecil, nyeri ketika buang air kecil, keluarnya nanah dari vagina, dan demam, bahkan pusing dan komplikasi lain seperti diare, nafsu makan berkurang. Infeksi ini dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.


Untuk menghindari dari penyakit kencing nanah, salah satu caranya yaitu menghindari hubungan seksual di luar nikah. Sebab, kita tidak tahu partner seks kita itu sehat atau tidak. Selain itu, menjaga kebersihan organ-organ kelamin sangat penting seperti membilas atau membersihkan ujung penis atau rongga vagina setelah buang air kencing. Dengan cara ini kita sudah melakukan proteksi terhadap penyakit menular seksual (PMS). Jika anda sudah mendapatkan informasi ini, harap disebar kepada rekan anda yang lain. Dengan begitu, anda sudah menolong rekan anda yang belum mengetahui akan bahayanya penyakit kencing nanah. Salam sehat !
7 Tips-Trik Menghadapi Perubahan Cuaca Ekstrem (Kadang Panas, Kadang Dingin)

7 Tips-Trik Menghadapi Perubahan Cuaca Ekstrem (Kadang Panas, Kadang Dingin)

Perubahan cuaca yang tidak menentu (ekstrem) akhir-akhir ini membuat kondisi tubuh kurang sehat. Akibatnya, banyak orang yang menderita penyakit. Lalu bagaimana cara untuk menghadapi perubahan cuaca yang begitu ekstrem? Berikut ini ada beberapa tips-triknya:

1. Jika saat ini adalah musim kemarau/panas, maka setiap kali akan melakukan aktivitas kerja minimal minum sebanyak 3-4 gelas air putih. Jangan pernah menunggu haus, tapi minumlah secukupnya untuk menghindari dari dehidrasi/kekurangan cairan tubuh dalam jumlah sedikit. Dan bisa juga anda membawa sebotol minuman untuk bekal selama anda bekerja;

2. Untuk menghindari debu-debu di jalanan, alangkah baiknya anda menggunakan masker; hal ini dilakukan untuk menghindari diri dari penyakit saluran pernafasan akut, penyakit pneumonia, radang paru, serta batuk dan pilek;

3. Bisa gunakan payung, jaket untuk menghindari sengatan panas sinar matahari (UV), sebab bisa jadi kulit akan mengalami iritasi jika sengatan sinar UV berlebih. Untuk wanita bisa menggunakan pelembab kulit saat berada di luar rumah;

4. Pastikan memilih tempat makan serta jenis makanan yang tertutup rapat. Sebab, seperti debu bisa saja mengkontaminasi makanan tersebut, sehingga bisa muncul penyakit seperti diare,dll.

5. Asupan makanan bergizi seimbang; seperti buah, sayur, lauk-pauk, susu, dan bahan makanan pokok biji-bijian sangat penting untuk kebugaran tubuh;

6. Jika cuaca dingin, gunakan jaket agar tubuh tetap hangat;

7. Olahraga teratur minimal 3 kali dalam sepekan (minimal 15-30 menit). Hal ini dilakukan untuk menghindari dari berbagai penyakit, menjaga tubuh agar tetap sehat.


Sunday 28 September 2014

Mengenal Sklereid: Bentuk, Ontogeni dan Penempatan Sklereid Pada Jaringan Tumbuhan

Mengenal Sklereid: Bentuk, Ontogeni dan Penempatan Sklereid Pada Jaringan Tumbuhan

Bentuk dan Penempatan Sklereid:

Dalam tubuh tumbuhan, sklereid terbentuk di berbagai tempat yang berbeda. Pada banyak tumbuhan sklereid terbentuk sebagai kumpulan sel yang padat dibagian dalam jaringan parenkim yang lunak. Organ-organ tertentu, seperti misalnya kulit kenariserta banyak biji batu dan selaput biji lainnya, seluruhnya dibentuk dari sklereid. Pada banyak tumbuhan sklereid kelihatan sebagai idioblas, yakni sebagai sel-sel yang dengan mudah bibedakan dari sel-sel jaringan sekitar karena ukuran, bentuk, dan ketebalan dindingnya.

Pada beberapa tumbuhan, misalnya magnoliaceae, sklereid dijumpai dalam hamper seluruh organ dalam korteks dan empulur batang, daun, stipula, perhiasan bunga,reseptakel, buah dan jarang dalam akar (Tucker,1977).

Diantara tipe-tipe sklereid idioblas terdapat juga suatu tipe sel yang mirip trakeid, yakni idioblas trakeoid (Rao & Das, 1979b). Sementara itu, Tschirch (1889) mengusulkan pembagian sklereid ke dalam empat tipe: (1) brakisklereid atau sel batu, yang bentuknya lebih kurang isodiametrik; sklereid semacam itu biasanya dijumpai dalam floem, korteks dan kulit batang serta dalam daging buah dari buah tertentu; (2) Makrosklereid, sklereid bentuk tongkat; sklereid seperti itu sering kali membnetuk suatu lapisan kontinyu dalam testa biji Leguminosae; (3) osteosklereid, sklereid bentuk kumparan atau tulang ujungnya membesar, bercuping, dan kadang-kadang bahkan agak bercabang; sklereid seperti itu terutama dijumpai dalam kulit biji dan kadang-kadang juga dalam daun kotiledon tertentu; (4) osterosklereid, yang mempunyai percabangan berbentuk bintang, sklereid seperti itu terutama dijumpai dalam daun; (5) trikosklereid, telah diusulkan oleh Bloch (1946). Sklereid ini sangant memanjang, agak seperti rambut, dan biasanya berupa sklereid dengan satu percabangan yang teratur. Istilah-istilah tambahan untuk tipt-tipe sklereid seperti misalnya filiform,fibriform,kolumnar,dan polimorfik, yang terdapat dalam daun, digunakan oleh banyak pengarang ( misalnya Rao & Chin, 1966).

Ontogeni sklereid:

Brakisklereid yang khas berkembang dari sel-sel parenkim melalui penebalan sekunder dinding selnya. Dinding sekunder ini sangat tebal, dan lapisan-lapisan konsentris yang sangat banyak serta noktah yang bercabang biasanya dapat dibedakan di dalamnya. Selama proses  penebalan dinding, permukaan  sebelah dalam dinding itu menyusut dan noktah yang mulai berkembang disisi luar dinding sekunder tadi  terkumpul. Pertimbangan secara fisiologik untuk terjadinya sklerifikasi sel-sel parenkim tidaklah diketahui, tetapi Bloch (1944) melihat adanya suatu kenyataan bahwa sel-sel batu seringkali muncul dekat jaringan-jaringan luka sehingga diduga bahwa mereka berkembang sebagai reaksi terhadap beberapa gangguan fisiologik. Dalam kulit pohon perubahan sel-sel parenkim menjadi sklereid, dalam hal ini diduga penyebabnya adalah usia jaringannya.

Penelitian yang baru-baru ini dilakukan menyingkapkan bahwa walaupun dalam meristem luka dari daun yang terluka ada sel-sel tertentu berkembang menjadi sklereid, jaringan luka mempunyai pengaruh pencegah terhadap diferensiasi sklereid dalam lamina daun yang sedang berkembang yang biasanya membentuk sklereid (Rao, 1969; Rao & Vaz, 1970).

Sklereid biasanya diterangkan sebagai sel-sel mati sewaktu dewasa, tetapi telah diketahui bahwa protoplas dapat tetap aktif sepanjang hidup organ yang mengandung sklereid tersebut. Dalam daun yang tidak gugur dan dalam batang-batang tertentu sklereid kadang-kadang dapat hidup selama 4-5 tahun (Puchinger, 1923).

Struktur dinding serat telah diselidiki sepenuhnya dan perhatian khusus pada struktur dinding serat yang mempunyai arti ekonomi. Perhatian juga diberikan terhadap perkembagan ontogenetic dan filogenetik serat. Pertumbuhan sel, khususnya pertumbuhan intrusive, dapat dipelajari dengan baik selama perkembangan serat.


    
Struktur, Klasifikasi, Serta Manfaat Serat Komersial Yang Diambil Dari Serat Tumbuhan

Struktur, Klasifikasi, Serta Manfaat Serat Komersial Yang Diambil Dari Serat Tumbuhan

Istilah serat, sebagaimana dipakai dalam dunia industri, biasanya tidak mempunyai arti yang sama dengan yang diartikan oleh para ahli botani. Misalnya serat Linum, yang diperdagangkan sebenarnya adalah seberkas serat, dan yang berasal dari daun monokotil, seperti misalnya Agave, Musa textilis,dll, biasanya adalah berkas pembuluh dengan seludang di sekeliling serat. Serat-serat yang diperdagangkan dari berbagai tumbuhan meliputi system pembuluh akar, seperti pada Muhlenbergia, atau meliputi keseluruhan tumbuhan. Serat gossypium (kapas) yang diperdagangkan adalah rambut epidermis pada biji. Serat kapuk adalah rambut yang dihasilkan oleh permukaan bagian dalam daun buah Cieba pentandra.

Serat yang diperdagangkan dibagi menjadi dua tipe, serat keras dan serat lunak. Serat keras adalah serat yang mamiliki kadar lignin yang tinggi pada dindingnya dan yang bertekstur kaku. Serat lunak dapat mengandung atau tanpa lignin, seratnya serta elastic, dan berasal dari kotiledon.

Serat juga diklasifikasikan sesuai dengan kegunaanya :
  1. Serat tekstil yang digunakan untuk industri bahan pakaian
  2. Serat tambang
  3. Serat sikat untuk industri sikat dan sapu
  4. Serat pengisi yang digunakan untuk bahan pengisi seperti kasur, kursi, ikat pengaman, dan lain-lain.
Pada industri tekstil serat terpenting yang digunakan ialah kapas dan dalam jumlah kecil, linen, rami, dan henep. Untuk bahan pakaian yang lebih kasar, seperti misalnya kantung dan karung, banyak digunakan yute; bahan serat kasar lain seperti kapas, linen, henep, digunakan dalam jumlah sedikit. Untuk pembuatan benang pintal, yute, kapas, henep, dan dalam jumlah kecil , digunakan linen dan beberapa serat keras. Tambang dan anyaman tali di buat dari bahan serat keras. Serat juga digunakan dalam industry kertas; bergantung pada sifat fisik dan kimia, berbagi tipe kertas dapat dibuat (Clarck, 1965).


Dari segi teknologi, bentuk, panjang, dan struktur dinding sel serat sangat penting dalam industri serat. Perhatian khusus tertuju pada panjang serat seberapa luas serat, serat saling tumpang tindih, dan bagaimana serat itu saling bersambungan . Orientasi satuan selulosa pada dinding berperan penting dalam sifat fisik kayu dan serat-serat dagang. Elastisitas dan daya rambat panas akan meningkat jika tingkat orientasi kesejajaran terhadap panjang serat meningkat. Pembengkakan akan lebih besar pada arah tegak lurus daripada dalam arah sejajar terhadap molekul selulosa: hal ini juga terjadi di dalam air yang didalamnya itu pembengkakan hamper selalu intermikrofibrilar (Preston, 1963).

Protoplas Serat dan Evolusi Serat Xiler Pada Tumbuhan

Protoplas Serat dan Evolusi Serat Xiler Pada Tumbuhan

Protoplas Serat:

Selama perkembangan serat floem primer pada tumbuhan Nicotiana dan Linum, Esau (1938,1943) mengamati bahwa protoplasnya berinti banyak. Protoplas pada saat berkembangnya serat sekunder biasanya berinti tunggal. Serat libriform dan trakeid serat yang dewasa biasanya dianggapsebagai struktur penunjang yang telah mati. Pada serat yang telah dewasa, adanya protoplas hidup dan intinya hanya dikenal pada serat floem  (Kallen,1882) dan pada serat septet (Spackman & Swamy, 1949).
Baru-baru ini protoplas hidup dan inti telah diketahui keberadaannya di serat libriform pada berbagai spesies tumbuhan, dan bahkan dalam trakeid serat.

Evolusi Serat Xiler:


Dari segi evolusi telah diterima anggapan bahwa serat berkembang dari trakeid. Asumsi tersebut didukung oleh fakta adanya berbagai  bentuk transisi dari kedua tipe unsure yang ditemukan pada beberapa angiosperma. Dari bentuk-bentuk transisi yang telah diketahui  ternyata perubahan-perubahan berikut ini terjadi selama perjalanan evolusi serat dari trakeid. Dinding menjadi tebal, jumlah noktah dan ukuran ruang noktah berkurang, akhirnya menuju hilangnya noktah terlindung, dan sel-selnya menjadi pendek. Pendekatan serat yang diduga ini menunjukkan adanya pemendekan inisial serat pada cambium dan bukan pada serat-serat dewasa. Pada jaringan dewasa suatu tumbuhan, serat libriform biasanya lebih panjang daripada trakeid, dan pertambahan panjang ini sekunder dan merupakan akibat pertambahan tumbuh dari ujung-ujung serat.
Studi Taksonomi: Cara/Teknik Untuk Membuat Herbarium Kering dan Herbarium Basa

Studi Taksonomi: Cara/Teknik Untuk Membuat Herbarium Kering dan Herbarium Basa

Studi taksonomi tumbuhan harus didasarkan pada bahan yang riil/specimen. Suatu specimen dapat berupa tubuh tumbuhan yang lengkap, yang terdiri dari bagain vegetatif (akar, batang+cabang, daun), dan bagian-bagian generatif (bunga dan buah) untuk tumbuhan spermatophyta, atau dapat pula bagian vegetatif dan generatif tumbuhan spora (cryptogamae). Specimen yang digunakan untuk studi taksonomi dapat berupa bahan tumbuhan segar yang masih hidup, atau bahan tumbuhan yang telah diawetkan (herbarium).

Untuk materi selengkapnya seputar teknik pembuatan herbarium kering dan herbarium basah dapat anda baca referensi yang saya tulis di bawah ini:



Friday 26 September 2014

Proses Penebalan Dinding Sekunder Sel Trakea Pada Tumbuhan  Angiospermae & Gnetophyta

Proses Penebalan Dinding Sekunder Sel Trakea Pada Tumbuhan Angiospermae & Gnetophyta

Trakea Hanya dimiliki oleh tumbuhan  Angiospermae & Gnetophyta. Penebalan dinding pada trakea dan trakeid bervariasi menurut saat pertumbuhannya :
1.     Saat bagian tumbuhan sedang memanjang : penebalan spiral, cincin (annular), tangga (scalariform).
2.    Setelah pemanjangan: jala, penebalan noktah atau tangga

a.    Penebalan cincin
Perubahan jenis cincin adalah pola penebalan dinding sekunder yang paling sederhana. Lapisan sekunder tidak menutupi seluruh dinding permukaan dinding primer seperti ada sklereid dan serat, melainkan berupa cincin kecil dibagian dalam dinding primer, setiap cincin terpisah dari cincin yang lain. Susunan yang seperti ini memberikan kekuatan pada sel yang robek,dan tidak mengunakan bahan dinding terlampau banyak titik cara seperti ini juga menimbulkan permukaan dinding primer yang cukup luas. Untuk memungkinkan air masuk dan keluar sel. Sebagaimana pada kebanyakan serat dan sklereid, bagian dinding sekunder berlignin dan tahan air.

b.    Penebalan spiral
Pola penebalan ini serupa perubahan jenis cincin namun dinding sekunderberupa satu atau dua spiral. Keuntungan dan kerugianya sama dengan jenis cincin. Pada sel muda, penebalan spiral merapat sekali,  namun suatusel memanjang akibat pertumbuhan sel sekelilingnya, spiral juga merenggang menjadi kurang rapat. Sel ini juga akhirnya akan sobek oleh peluasan sel-sel di dekatnya.

c.    Penebalan skalariform atautangga
Pada jenis penebalan ini dinding sekunder jauh lebih banyak peluasannya dibandingkan dengan kedua jenis yang terdahulu. Hampir setengah permukaan dinding primer tertutup olehnya. Pada perapatan berwarna, dinding sekunder berwarna gelap menyerupai anak tangga dan ruang tak tertutup pada dinding sekundertampak seperti daerah yang lebar dan lonjong.Yang penting, arah penebelan sekunder tidak hanya melebar melainkan juga vertical sehingga unsur trakeal diperkuat disemua pihak. Dengan demikian dinding tidak akan rebah kearah dalam dan juga tahan terhadap pemanjang yang dilakukan pertumbuhan disekelilingnya. Sel ini dapat lepas dari sel sekelilingnya atau menghambat pertumbuhannya. Sifat seperti itu tak dapat dipakai oleh unsur trakeal yang terdapat pada organ yang sedang tumbuh melainkan hanya bermanfaatuntuk bagian organ yang proses pemanjangan primernya telah berhenti.

d.   Penebalan jala
Penebalan sekunder Seperti pada penebalan tangga tetapi menyusun bentuk jala yang kurang teratur. Bagian penebalan vertikal lebih banyak lagi,dan sebagiamana untuk jenis tangga, jenis jala inipun tidak bisa meluas selnya.

e.    Penebalan noktah/terlindung bulat
Pada beberapa tumbuhan terdapat sejumlah tonjolan yang tumbuh dibatas dalam tepi noktah terlindung. Noktah seperti itu dinamakan noktah bertonjolan. Tonjolan membentuk permukaan serupa sikat yang mungkin dapat mendukung selaput noktah dan mencegah peregangan dan pelenturannya yang terlalu banyak, yang dapat mematahkanya.





Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun, Batang, dan Akar Tumbuhan

Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun, Batang, dan Akar Tumbuhan

Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun :

Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah. Pada permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi dari sel - sel epidermis, yaitu berupa sel penutup pada stomata. Stomata/ mulut daun merupakan lubang kecil atau pori yang diapit oleh dua sel penjaga. Dengan cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur pelebaran (stomata terbuka) dan penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka terjadi pertukaran gas, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.


Epidermis pada daun umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain ada yang beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus dan Piper sebagai hasil pembelahan periklinal (pembelahan sejajar dengan permukaan) protoderm. Dinding selnya mengalami penebalan tidak merata, dinding sel yang menghadap keluar umumnya lebih tebal, terdiri dari lignin tapi umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tebal tipisnya tergantung pada habitat, tumbuhan xerofit umumnya tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutin masih terdapat lapisan lilin di atasnya. Lapisan lilil kutikula epidermis dapat mencegah atau meminimalisasi hilangnya air dari tumbuhan. Sel - sel epidermis tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi pada tumbuhan tenggelam dalam air epidermisnya mengandung kloroplas.

Jaringan Epidermis pada Batang:

    1. Batang Dikotil
       Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Epidermis pada batang dikotil mempunyai kutikula serta dinding sel berkutin, yang terdapat pada bagian paling luar. Padanya terdapat stomata dan berbagai trikomata. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan berguna untuk memperbesar daya perlindungan batang dan mengurangi penguapan air.  Gambar jaringan epidermis pada tanaman dikotil :
     2. Batang Monokotil
    Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp). Epidermis pada batang umumnya juga terdapat stomata dan trikomata.


     Jaringan epidermis pada akar:
Epidermis dan bulu akar. Epidermis terdiri dari sel-sel yang rapat tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar sumbu akar, pada penampang melintang berbentuk membulat. Dinding sel disusun oleh selulosa dan pectin yang menyerap air. Bila epidermis terkelupas waktu akar menua, dinding selnya akan mengalami penebalan dengan kutin dan suberin. Penyerapan terjadi pada bagian ujung akar. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan, yaitu rambut akar atau bulu akar. Sel-sel yang membentuk bulu akar terletak di belakang daerah pembentangan, meliputi sepanjang daerah satu sampai beberapa centimeter.
Bulu akar sangat berguna dalam proses penyerapanair dan mineral-mineral dari dalam tanah. Air dan mineral akan masukke dalam tumbuhan melewati sel epidermis. Oleh karena itu, susunan sel-sel epidermis akar biasanya tidak serapat pada sel-sel epidermis daun. Selain itu, rambut akar juga dapat membantu tumbuhan menancap/ menempel dengan kokoh.
Definisi, Pengertian,Fungsi dan Ciri-Ciri Spesifik Jaringan Epidermis Pada Tumbuhan

Definisi, Pengertian,Fungsi dan Ciri-Ciri Spesifik Jaringan Epidermis Pada Tumbuhan

---Definisi Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat.  Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.

Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis merupakan lapisan sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang  membentuk  lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya  daun keladi  dan daun pisang;  ada   yang berbulu  halus  misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan  modifikasi  epidermis  yang  berfungsi  untuk pertukarangas. Jaringan epidermis batang  ada  yang  membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau  membentuk rambut (trikoma)  sebagai alat  perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang  menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral.
Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
1.     Tersusun dari sel-sel hidup;
2.     Terdiri atas satu lapis sel tunggal;
3.     Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel;
4.     Tidak memiliki klorofil;
5.     Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.

Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika).

Selain itu, fungsi epidermis secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu sebagai pelindung
      _ Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
_ Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
_ Sebagai pelindung terhadap perubahan temperature
_ Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan


Sunday 21 September 2014

Kadar Batas Aman Penggunaan Arsen (As) Menurut FAO,  The Environmental Protection Agency (EPA) dan WHO

Kadar Batas Aman Penggunaan Arsen (As) Menurut FAO, The Environmental Protection Agency (EPA) dan WHO

Kadar Batas Aman
Berdasarkan FAO dan WHO, maksimum pengambilan arsen dalam makanan yang diizinkan adaah sebesar 2µg/hari/kg berat badan. USA menetapkan jumlah kadar arsen dalam makanan yang bisa dikonsumsi kurang dari 0,04 mg/hari makanan seafood, sedangkan jumlah kadar total arsen yang dapat dikonsumsi sebesar 0,2 mg/hari. Total pengambilan arsen dari makanan tanpa adanya paparan arsen asal industri kurang dari 0,3 mg/hari (Klaassen, 1986).


The Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan batas kadar asen dalam air minum sebesar 0,001 ppm (10 ppb), sedangkan Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menetapkan batas paparan arsen sebesar 10 µg/m3 bagi pekerja selama 8 jam/hari. Sementara itu The Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan batas maksimum kadar arsen dalam tanah sebesar 10 ppm
Mengenal Kromium (Cr): Pengertian, Asal Muasal, Dan Manfaat Kromium

Mengenal Kromium (Cr): Pengertian, Asal Muasal, Dan Manfaat Kromium

 KROMIUM (Cr)
Kromium adalah elemen yang secara alamiah ditemukan dalam konsentrasi yang rendah di batuan, hewan, tanaman, tanah, debu vulkanik, dan juga gas. Kromium terdapat di alam dalam beberapa bentuk senyawa yang berbeda (Ehsa.2012). Kromium terdapat dalam bijih tambang. Penambangan, peleburan dan penggunaan idustri cenderung meningkatkan kadarnya dalam lingkungan. Logam ini digunakan untuk membuat baja antikarat, berbagai aloi, dan pigmen. (Lu, 1994 : 363)

a.      Manfaat Kromium

Bagi  industri metalurgi, kromium berperan sebagai pencegah korosi, menghasilkan logam antara lain sebagai bahan komponen alloy, anodized allumunium, chrome plating, dan wood threathment. Kromium dalam jumlah kecil digunakan  sebagai water threathment ,katalisator, safety matches, copy machine toner, photographic chemical, magnetic tapes, pelapis pada spare part kendaraan bermotor, dan untuk stainless steel yaitu campuran 18% Cr, 8 % Ni, sedikit Mn, C, P, S, Si, dan Fe. Kromium digunakan juga untuk pembuatan alat orthopedi , sebagai radioisotope kromium yang bisa menghasikan sinar gamma untuk penandaan sel darah merah, serta sebagai penjinak sel tumor. Sedangkan untuk industry kimia, logam ini berguna sebagai bahan dasar pigmen cat, karena Cr mengandung komponen warna merah, kuning, orange, dan hijau. Sedang senyawa Cr (III) oksida sebagai metal polish anamel painting dan glass staining garam, Cr memberikan warna hijau jamrud pada gelas.

Hakekatnya,kromium akan meningkatkan temperature austenisasi. Pada jenis baja tahan karat dan tahan panas, Cr meningkatkan ketahanan korosi karena Cr bisa membentuk lapisan krom oksida dipermukaan baja, meningkatkan kemampuan kekerasan baja, kekuatan tarik, ketangguhan  dan tahan abrasi.Logam ini selain berfaedah bagi industry tetapi alam kenyataan Cr (III) merupakan mikronutrien bagi makhluk hidup. Hanya bila dalam dosis tinggi akan memberikan efek buruk bagi kesehatan.

Kromium (III) dibutuhkan untuk metabolisme hormone insulin dan  pengaturan kadar glukosa darah. Kromium terlibat dalam produksi insulin dan menghasilkan energy dari glukosa, sehingga logam itu merupakan kofaktor insulin. Apabila terjadi defisiensi Cr (III) bisa menyebabkan hiper glisemia, glukosaria, meningkatnya cadangan lemak tubuh, menurunnya berat badan tubuh, munculnya penyakit kardiovaskuler, menurunnya jumlah sperma, dan menyebabkan infertilitas. Kromium (III) banyak ditemukan pada pelbagai jenis makanan segar dan air minum. Makanan sumber Cr antara lain roti, biji – bijian, buah segar, daging, ikan dan minyak nabati.

Senada dengan ungkapan Rompes, menurut Cotton & Wilkinson, 2007 dalam Fauzi.2012, kromium (III) adalah nutrisi penting bagi manusia, jika kekurangan dapat menyebabkan penyakit jantung, gangguan metabolisme dan diabetes. Tetapi penyerapan terlalu banyak kromium (III) dapat menimbulkan efek kesehatan juga, untuk ruam kulit misalnya. Senyawaan kromium (III) banyak tedapat dalam bentuk kompleks oktahedral, seperti pada Cr2O3 atau [Cr(NH3)6]3+ 


Defisiensi Cr pada manusia biasanya dialami oleh bayi yang mengalami malnutris kalori protein dan pada usia lanjut dengan kemampuan rendah dlam toleransi gula. Defisiensi Cr bisa mengganggu metabolism glukosa, lemak dan protein serta mengganggu pertumbuhan. Ketika terjadi defisiensi Cr, maka kerja insulin menjadi kurang efektif sehingga kadar gula darah menjadi tinggi, (Rompas,2010).
Toksisitas Arsen (As) dan Dampak Paparan Arsen Terhadap Kesehatan

Toksisitas Arsen (As) dan Dampak Paparan Arsen Terhadap Kesehatan

1.    Toksisitas Arsen
Keracunan arsen dapat berupa 3 bentuk, yaitu:                                                                                    
1.      Menghisap atau kontak dengan debu persenyawaan-persenyawaan arsen anorganik;
2.      Menghisap persenyawaan-persenyawaan arsen dengan zat air; dan
3.      Kontak dengan persenyawaan-persenyawaan arsen organik.


Gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit untuk ketiga golongan keracunan ini berlain-lain. Persenyawaan arsen anorganik bersifat perangsang setempat kepada kulit dan selaput lendir, dan mungkin bersifat carcinogenic. Persenyawaan-persenyawaan arsen dan zat air berefek hemolitik terhadap darah sehingga mengakibatkan hemoglbinuri, anemi dan ikterus. Persenyawaan arsen organis dapat bekerja sebagai perangsang lokal namun dapat juga sistemik. (Suma’mur, 1984)
Racun arsen yang masuk ke dalam saluran cerna akan diserap secara sempurna dalam usus dan masuk ke aliran darah, disebar ke seluruh organ tubuh.

Sebagai suatu racun protoplasmic arsen melakukan kerjanya melalui efek toksik ganda yaitu:
a.    Arsen mempengaruhi respirasi sel dengan menghambat kerja enzim pernafasan
b.   Senyawa arsen dapat mempunyai tempat predileksi pada endotel darah sehingga meningkatkan permeabilitas yang patologis.
c.   Dalam darah arsen mengikat globulin darah sehingga dengan mudah mengikuti aluran darah ke berbagai organ penting tubuh seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru dan saluran cerna, sehingga menyebabkan gangguan dalam organ-organ tersebut.
d.  Di dalam tulang arsen dapat menggantikan posisi fosfor karena kemiripan sifatnya dengan fosfor

2.    Dampak paparan arsen terhadap kesehatan

Dampak paparan arsen dapat dijumpai pada hamper seluruh organ tubuh manusia. Efek arsen pada mata adalah gangguan pengelihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (Visual Field) mata.

Pada kulit menyebabkan berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hyperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis), dan mempunyai efek pencetus kanker (krcinogenic). Pada darah, menyebabkan kegagalan fungsi sum-sum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer). Pada liver, mempunyai efek signifikan pada paparan cukup lama, berupa meningkatnya aktifitas enzim liver (enzim SGOT,SGPT, gam GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jarigan ikat dan acites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut). Pada ginjal akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ischemia dan kerusakan jaringan). Pada sluran pernafasan, akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis dan infeksi brhoncus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru. Pada pembuluh darah arsen dapat mengganggu fungsi pembuluh darah, sehingga menyebabkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi karena factor pembuluh darah portal), edema paru-paru dan penyakit pembuluh darah perifer (ex: varises). Pada system reproduksi paparan arsen dapat mengakibatkan malformasi pada janin. Pada system immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan kekebalan, akibat peka terhadap bahan karsinogen dan infeksi virus. Pada system sel, efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel dan turunnya energy sel dan dapat juga mengakibatkan kematian sel. Pada saluran pencernaan arsen mengakibatkan perasaan mual, muntah serta nyeri perut (Sudarnaji,dkk dalam Nurhayati;2006)


Karakteristik, Sifat-Sifat Spesifik, dan Kasus Pencemaran Lingkungan Oleh Arsen (As)

Karakteristik, Sifat-Sifat Spesifik, dan Kasus Pencemaran Lingkungan Oleh Arsen (As)

      Karakteristik dan Sifat-Sifat Spesifik Arsen (As)
Arsen disebut juga arsenik atau arsenikum yang dilambangkan dengan symbol As merupakan logam yang sangat toksik dan berpotensi sebagai salah satu logam yang bersifat karsinogen. Menurut Slamet dalam Nur hayati arsen (As) adalah metal yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat toksik, arsen (As) elemental di alam dalam jumlah yang sangat terbatas, terdapat bersama bijih logam seperti emas, timbal, tembaga, timah dan zink.
Hal ini membuat arsen di dapatkan menjadi produk sampingan peleburan bijih logam. Terkadang As dibuang sebagai limbah dari pabrik peleburan bijih logam yang menjadi sumber pencemar dan akhirnya mengakibatkan paparan pada manusia di lingkungan kerja pabrik dan masyarakan di sekitar pabrik seperti yang terjadi di perairan teluk buyat Sulut. Berdasarkan penelitian WALHI yang dikutip Fhazira, teluk Buyat Kabupaten Minahasa Sulawesi utara merupakan lokasi pembuangan limbah tailing sejak tahun 1996. Sebanyak 2.000 ton limbah tailing dibuang ke dasar perairan Teluk Buyat setiap hari. Oleh karena itu, kosentrasi aesen di teluk di daerah mulut pipa tailing meningkat 5-70 kali lipat dibandingkan hasil studi analisis mengenai dampak lingkungan tahun 1994. Pencemaran arsen di sedimen dasar teluk buyat mencapai 666 mg/kg sehingga dikategorikan tercemar berdasarkan acuan data di kelautan ASEAN yang seharusnya hanya sebesar 50-300 mg/kg, yang melampaui standar baku sediment amerika yakni sebesar 42 mg/kg.

Arsen sering  digunakan sebagai pengganti fosfor dalam berbagai reaksi biokimia karena kesamaannya dengan fosfor. Arsen memiliki tititk didih 614oC dan titik lebur 817 oC. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenic, yang berbau seperti bawang putih. Arsenic dan beberapa senyawa arsenic juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsenic ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik dengan berat jenis 1,97 dan 5,73 (Nur hayati,2009). Arsen yang menjadi salah satu zat yang menghasilkan paparan terhadap manusia bersumber dari berbagai sumber antara lain sumber alami, sumber industry dan sumber pertanian. Racun arsen yang kebanyakan menghasulkan paparan toksik pada manusia adalah arsen yang bersumber dari berbagai kegiatan industri.