Saturday 25 April 2015

Kaitan Biologi Terhadap Ilmu Pengetahuan Lain

Kaitan Biologi Terhadap Ilmu Pengetahuan Lain

Biologi merupakan cabang ilmu science yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan ilmu lainnya. Namun cabang ilmu biologi tidak dapat berdiri sendiri, ia harus berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu fisika, kimia, hukum, matematika, antropologi, geografi, sosiologi, kedokteran, evolusi, astronomi dan sebagainya.


  • Bidang Fisika; dalam bidang ini biologi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti perubahan wujud zat, proses menguapnya air, dan sebagainya
  • Bidang Hukum; Cabang biologi yang mempelajari genetika biasanya dapat mengungkap kasus pembunuhan dengan sidik jari, dll
  • Bidang Kimia; Cabang biologi berkaitan dengan bidang kimia misalnya terjadinya perubahan kimia pada makanan/minuman; misalnya: Buah Apel yang dipotong, dibiarkan selama berjam-jam maka daging buahnya akan berubah warna menjadi cokelat, perubahan nasi menjadi basi, dan sebagainya
  • Bidang Matematika; Biologi berdiri dengan bantuan cabang matematika yaitu dalam hitung menghitung. Misalnya dalam perhitungan biologi genetika mendel, komposisi penduduk (mortalitas dan natalitas),dalam sensus penduduk, dan sebagainya.
  • Bidang Antropologi; Biologi berkaitan dengan bidang antropologi dalam menentukan usia fosil purba, struktur lapisan tanah, dan sebagainya.
  • Bidang sosiologi; Biologi dengan cabang sosiologi berkaitan dalam hal sensus penduduk, mengetahui jumlah kelahiran dan kematian penduduk per tahun.
  • Bidang Kedokteran; Biologi selalu berkaitan dengan dunia kedokteran/medis, misalnya: dalam menentukan kanker dan terapi, penetuan jenis penyakit, serta obat-obatan alami dan dosisnya.
  • Bidang Evolusi; Biologi berperan dalam menetukan evolusi manusia, hewan, tumbuhan di muka bumi
  • Bidang Astronomi; Biologi dengan cabang ilmu astronomi berperan dalam menentukan fungsi matahari sebagai planet, mempelajari bumi serta komponen ekologi dan kejadian alam. Termasuk akhir-akhir ini pembahasan tentang permasalahan global/global warming.





Tuesday 7 April 2015

Fungsi, Kegunaan Serta Manfaat Vitamin A (Aseroftol) Bagi Kesehatan Tubuh

Fungsi, Kegunaan Serta Manfaat Vitamin A (Aseroftol) Bagi Kesehatan Tubuh


  • Aseroftol atau lebih dikenal dengan Vitamin A merupakan jenis vitamin yang mudah larut dalam lipid/lemak/gliserol. Vitamin A dalam tubuh digunakan untuk pertumbuhan sel-sel epitelium yang menyelimuti seluruh tubuh, membantu dalam proses oksidasi makanan saat dicerna di lambung, juga mengatur kepekaan saraf mata terhadap sumber rangsangan cahaya yang datang dari luar tubuh. Kekurangan maupun kelebihannya akan menimbulkan bahaya kesehatan yang serius. Kedua keadaan ini timbul pada kondisi yang sangat berbeda. 
  • Kekurangan vitamin A banyak terjadi di negara berkembang dalam bagian endemik dan kadang-kadang hanya terlihat di masyarakat yang teknologinya sudah maju. Penderita kekurangan vitamin A ini umumnya  mengalami malabsorbsi yang hebat, penyakit kelainan pengangkutan, atau penyakit hati. Keracunan biasanya timbul dari penggunaan dan pengobatan vitamin A yang melampaui batas. Defisiensi dari vitamin A akan menyebabkan beragam gejala seperti misalnya:
 
·           Rabun senja (rabun ayam/hemeralopia);
·    Frinoderma, pembentukkan epitelium kulit tangan dan kaki terganggu, sehingga kulit tangan dan kaki menjadi kusam dan bersisik;

·    Gangguan penglihatan (karena kurangnya pigmen retinol pada rodopsin di bagian organ mata);

·       Pendarahan pada selaput dan dinding usus, ginjal, dan paru-paru;

·  Kerusakan pada kornea yang menimbulkan bintik bitot , kornea mengering (seroftalmi) dan akhirnya kornea tersebut rusak sama sekali (kerotomalasi);

·       Terhentinya proses pertumbuhan;

· Terganggunya pertumbuhan terutama pada bayi; Karena pada kanak-kanak dan bayi, terhambatnya pertumbuhan diduga berhubungan dengan vitamin A, pada kanak-kanan konsumsi energi, protein, dan zat gizi penting lainnya yang tidak cukup, bisa jadi mengakibatkan terhentinya pertumbuhan, infeksi, dan infestasi juga melemahkan pertumbuhan, dan kejadian umumnya bersama-sama dengan kekurangan yang lain pada anak dengan status vitamin A yang tidak cukup, telah merintangi penampakan pengaruh ini;

·    Xeroftalmia, yaitu istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan semua gejala kekurangan vitamin A pada mata, adalah penyebab yang paling umum dalam kebutaan pada anak-anak di seluruh dunia;

·       Terganggunya kulit; Luka yang umum menyertai kekurangan vitamin A pada orang dewasa adalah hiperkerotosis folikular dan mungkin didahului atau disertai dengan jerawat. Penyakit ini tidak spesifik untuk kekurangan vitamin A dan juga dihubungkan dengan kelaparan, rendahnya konsumsi lemak pada umumnya atau lemak esensial pada khususnya dan kekurangan vitamin B kompleks;

· Pembentukkan darah (Hematopoiesis); Kekurangan vitamin A pertama-tama diidentifikasi sebagai penyebab anemia oleh Wolbach dan Howe. Sejak itu, kesimpulan ini telah ditetapkan maupun dibantah. Selain itu kekurangan ini dapat dapat membawa kepada anoreksia yang parah; kekurangan konsumsi air yang segera mengikutinya setelah itu membawa kepada penurunan volume plasma. Peneliti pendahuluan telah menunjukan bahwa anak-anak yang kekurangan vitamin A memperlihatkan keengganan minum. Anemia karena kekurangan vitamin A disertai dengan hipoferremia, yang tidak responsif terhadap besi yang masuk melalui mulut, meskipun kecepatan penyerapan besinya normal. Ada pengendapan yang tidak normal dari besi dalam hati dan limfa yang disertai dengan kadar besi rendah pada sirkulasinya;

· Ketahanan terhadap infeksi; kekurangan vitamin A telah lama dihubungkan dengan meningkatnya kemudahan untuk terkena infeksi, khususnya pada saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Mekanisme kekebalan menjadi turun, rintangan mekanik menjadi terurai dan keadaan kakeksia berkembang. Sintesis antibodi turun dan sel yang menjadi perantara dalam kekebalan melemah. Kehilangan silia epitel dan pengeluaran lendir mempermudah penetrasi mikroba ke dalam jaringan-jaringan saluran pernafasan dan pencernaan. Kelelahan yang menyeluruh dipandang mempermudah pertumbuhan organisme patogen dan melemahkan jaringan yang diserangnya dalam mempertahankan diri terhadap infeksi; serta

·  Reproduksi; Kekurangnan vitamin A dapat memperburuk kondisi kesehatan organ-organ reproduksi. Studi ini telah diuji pada beberapa hewan, seperti pada janin kelinci, kekurangan vitamin ini berakibat hidrosefalus.

  • Sumber dari vitamin A diantaranya mentega, hati, minyak ikan, telur dan susu, sayuran yang berwarna hijau dan kuning yang mengandung karoten dan karotenoid dan dapat diubah menjadi vitamin A dalam tubuh. 
  • Kebutuhan untuk keadaan normal 3-5 mg/hari atau jumlah harian vitamin A yang diperbolehkan bagi orang dewasa ditetapkan 1000µg (3300 SI) ”setara retinol’’ untuk laki-laki dan 800µg (2664 SI) untuk wanita. Dan umumnya, masyarakat sering kali paling banyak mengalami Kurang Vitamin A (KVA).

Sumber Referensi Pendukung:

  • Achadi, E. L. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Depok: Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

  • Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia   Pustaka Utama.

  • Belsey, M.A, dkk. 1994. Pemaduan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dengan Pemeliharaan Kesehatan Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.

  • Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta : PT Rajagrafindo.
  • Pearce, Evelyn. 1990. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.



Monday 6 April 2015

Macam Serta Penggolongan Vitamin B Kompleks (B1-B12)

Macam Serta Penggolongan Vitamin B Kompleks (B1-B12)


Vitamin B sama halnya dengan vitamin C yaitu dapat larut dalam air. Vitamin ini dibedakan lagi dalam beberapa golongan, diantaranya sebagai berikut:

      1.      Vitamin B1 (Tiamin/Anti Beri-Beri/Aneurin)
Sumber vitamin B1 ini  banyak terdapat pada beberapa jenis buah-buahan, sayur-sayuran, serta sedikit pada protein nabati dan hewani semisal pada hati, ginjal, otak, susu, kuning telur, kulit ari padi dan gandum, wortel, serta ragi/pada tempe dan tape. Fungsi vitamin B1 untuk membantu dalam metabolisme karbohidrat, mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh, serta mempengaruhi penyerapan zat lemak dalam tubuh,membuat rambut agar tidak cepat beruban, pencegah beri-beri, dan lain-lain. Sedangkan apabila tubuh kekurangan dari vitamin ini akan terjadi defisiensi seperti penyakit beri-beri, neuritis, serta gangguan pada beberapa sistim transportasi cairan tubuh. Kebutuhan normal vitamin ini 1-2 mg per hari.

      2.      Vitamin B2 (Riboflavin/Laktoflavin)
Vitamin ini dalam tubuh digunakan untuk membantu pemindahan sumber rangsang sinar cahaya ke syaraf mata, sebagai bagian dari enzim yang berguna dalam proses oksidasi di dalam sel-sel tubuh/jaringan, serta berguna dalam pernafasan sel.  Dan sumber dari vitamin ini banyak terdapat pada makanan beragi, telur unggas, hati, ginjal, jantung, dan otak, serta sayur kacang panjang, dan sedikit pada kubis. Kekurangan vitamin ini pada tubuh juga dapat mengganggu pada penglihatan (rabun), menyebabkan katarak dan keratitis pada mata, skeilosis/luka pada sudut bibir, serta gangguan pada proses pertumbuhan. Kebutuhan normal penggunaan vitamin ini dalam sehari adalah 1,6 mg/hari.

      3.      Vitamin B3 ( Asam Nikotin/Niasin)
Vitamin ini dalam tubuh digunakan dalam proses pertumbuhan dan perbanyakan sel, penting dalam perombakkan karbohidrat, protein, dan lemak, serta mencegah dari penyakit pelagra spesifik seperti sakit pada tenggorokan, lidah, dan mulut, yang ditandai dengan gejala 3 D:
·         Dermatitis, kulit kemerahan, lalu mengelupas dan pecah-pecah, eksema yang simetris pada bagian kiri dan kanan tubuh yaitu dijumpai pada bagian tubuh yang tidak tertutupi seperti tangan, lengan, siku, kaki, serta leher. Serta mencegah anemia/kurang darah;
·      Diare, buang air yang terus-menerus dan biasanya terjadi pendarahan di gusi dan usus. Biasanya efek ini/diare juga terjadi akibat kekurangan mineral seperti kurang idealnya kerja mineral natrium dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (terjadi imbalance); serta
·       Demensia, atau biasanya terjadi depresi/stress mental, yang ditandai dengan pelupa, cepat letih saat bekerja, dan sering melamun.

Sumber dari vitamin ini banyak terdapat pada hati hewan ternak, minyak ikan, susu, kubis/bunga kol, tomat, ragi, kedelai, kacang hijau, bayam, rebung, dll. Untuk kebutuhan normal konsumsi vitamin ini perhari yaitu 100 mg/hari.
 
      4.      Vitamin B6 (Piridoksin/Adermin)
Vitamin B6 sangat berguna sekali dalam pembuatan sel-sel darah, serta membantu dalam kontraksi otot, serta pertumbuhan dan pekerjaan urat syaraf. Kekurangan vitamin ini dapat menimbulkan gejala pelagra, anemia akut, dan obstipasi (gejala sukar buang air besar), gejala kulit rusak, syaraf motorik terganggu, dan kelainan pada darah. Vitamin ini banyak terdapat pada hati, ikan laut/tawar, daging, dan semua jenis sayur-sayuran hijau terutama pada bayam yang kaya akan zat mineral Fe/zat besi dan kalium (K).

      5.      Asam Pentatonat
Berfungsi sebagai bahan pelengkap koenzim A, senyawa yang berperan dalam proses oksidasi ketika proses pencernaan makanan berlangsung di lambung. Dan apabila tubuh kekurangan asam pentatonat maka akan mengganggu sistim saluran pencernaan lainnya, dermatitis, dan interitis/luka pada dinding usus. Kekurang vitamin ini biasanya disebabkan karena kurang baiknya penyerapan dan kekurangan makanan yang dikonsumsi, seperti daging, madu, buah-buahan/sayuran-sayuran hijau.

      6.      Para Amino Dan Asam Benzoat
Digunakan oleh tubuh dalam rangka mencegah timbulnya uban, sumber terdapat pada hati dan makanan yang beragi.

      7.      Kolin
Berfungsi sebagai pencegah penimbunan lemak di sekeliling organ hati, serta mencegah gangguan pada kulit dan nefron ginjal. Sumber terdapat pada hati dan beras.

      8.      Vitamin H Atau Biotin
Sumbernya terdapat pada ragi, kentang, jamur tiram, hati, ginjal, sayuran dan buah-buahan segar. Kekurangan vitamin ini dapat menimbulkan gangguan pada kulit serta memicu timbulnya pelagra pada kulit.

      9.      Vitamin B11 (Asam Folin Atau Asam Folium)
Berfungsi dalam pertumbuhan sel-sel eritrosit, mencegah antipernisiosa, anemia akut. Sumber banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan segar, serta pada hati dan ginjal ternak.

      10.  Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Vitamin B12 ini juga dikenal sebagai anti pernisiosa. Berfungsi sebagai koenzim yang penting dalam metabolisme asam amino, juga berperan dalam merangsang pembentukan sel-sel darah merah/eritrosit. Kekurangan vitamin ini biasanya dapat menimbulkan anemia, pendarahan yang sulit membeku, pusing, dan mudah lelah saat beraktivitas. Sumber vitamin ini terdapat pada hati, minuman teh, gandum/bulir biji-bijian padi dan sejenisnya, serta terdapat pada buah-buahan, terutama misalnya pisang, apel, dan mentimun.

      11.  Asam Folat
Folasin adalah istilah umum untuk menerangkan senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas biologis asam folat; sedangkan gugus senyawa gugus senyawa yang memiliki struktur kimia spesifik disebut folat. Folat alamiah yang mengandung residu asam glutamat ekstra disebut poliglutamat. Poliglutamat ini merupakan bentuk fisiologis aktif dari koenzim folat. Absorpsi folasin alamiah dari saluran pencernaan dapat terjadi bila poliglutaamat dihidrolisis menjadi bentuk monoglutamat oleh suatu enzim yang disebut ”konjugase”. Hampir seluruh bentuk folat peka terhadap oksidasi dan harus dilindungi oleh senyawa pereduksi.

Ketersediaan biologis folasin dalam makanan bervariasi dari 25 sampai 95 persen. Bila folasin ditambahkan dalam bahan makanan, hanya 50 persen yang diabsorpsi. Penilaian terhadap status gizi folat dilaksanakan dengan mengukur kadar folat dalam plasma dan sel-sel darah merah. Hal ini dilakukan secara tradisional dengan pengukuran folasin secara mikrobiologis. Akhir-akhir ini cara radiossay pengikatan-kompetitif telah berkembang dan dapat menentukan kadar folat lebih cepat dan dewasa 100 µg serta untuk ibu-ibu menyusui dan ibu-ibu hamil. Jumlah folasin yang tersedia dari hati sapi yang dimasak sebanyak 50 persen, bayam 63 persen, kubis 47 persen, kecambah gandum 10 persen, dan pisang 82 persen. Folasin dibutuhkan untuk mencegah agar bayi yang ada dalam kandungan seorang ibu hamil menjadi sehat.

Sumber referensi pendukung:

  • Achadi, E. L. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Depok: Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
  • Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia   Pustaka Utama.
  • Belsey, M.A, dkk. 1994. Pemaduan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dengan Pemeliharaan Kesehatan Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.
  • J, Sutrisno S. 1995. Masyarakat Yang Sehat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  • Karyadi, Darwin dan Muhilal. 1990. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  • Khumaidi. M. 1994. Gizi Masyarakat. Bogor: PT. BPK Gunung Mulia.
  • Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta : PT Rajagrafindo.
  • Pearce, Evelyn. 1990. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  • Sajogyo,dkk. 1994. Gizi Baik yang Merata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  • Sediaoetama, A.D. 2008. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
  • Suhardjo dan Kusharto, C.M. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius. 


Bagaimana Hubungan Antara Diabetes, Hipertensi, Obesitas, Jantung Koroner dan Stroke

Bagaimana Hubungan Antara Diabetes, Hipertensi, Obesitas, Jantung Koroner dan Stroke


Bagaimana Hubungan Antara Diabetes, Hipertensi, Obesitas, Jantung Koroner dan Stroke?

  • Kelima jenis penyakit seperti diabetes (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), obesitas (kegemukkan), jantung koroner dan stroke semuanya saling berhubungan/berkaitan. Kelima penyakit ini saling menunjukkan komplikasi-komplikasi khusus yang membahayakan organ-organ penting tubuh.
  • Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit metabolik disebabkan karena banyak mengonsumsi makanan yang terlalu manis atau banyak mengandung pemanis buatan (terutama pemanis sintetik aspartam,yang biasanya terdapat pada minuman bersoda), sehingga saat terjadi pengubahan gula darah tidak berjalan baik, akibatnya kinerja hormon insulin pada pankreas tidak optimal. Efek lain dari banyaknya gula di dalam darah juga akan menimbulkan berat badan berlebih (over weigt) yang biasa disapa obesitas. Jika tubuh sudah mengalami obesitas, maka keadaan seseorang tersebut akan sulit bergerak, sehingga akan memicu timbulnya komplikasi dan penyakit lain seperti hipertensi, jantung koroner, bahkan stroke. Hipertensi umumnya menyerang pada orang usia lanjut (tua). Hipertensi disebabkan karena tekanan darah menjadi tidak normal (di atas 120) disebabkan biasanya karena stroke ringan, stroke eskemik, maupun stress berat, polusi, radikal bebas, faktor makanan yang tercemar bahan beracun, atau kemampuan jantung untuk memompa darah yang kurang optimal akibat terjadi penyumbatan pembuluh darah koroner di jantung. Jika efek hipertensi ini bisa berisiko pada pelemahan elastisitas pembuluh darah, maka otomatis pembuluh darah itu akan rentan terhadap penyumbatan dan pelemahan oleh kolesterol jahat (LDL) maupun lemak jahat. Akibat dari penyumbatan tersebut maka lemak maupun kolesterol jahat (LDL) akan menempel, menimbun dan melapisi pembuluh darah secara terus-menerus (berupa:plak), maka besar kemungkinan akan terjadi penyumbatan pembuluh darah baik di pembuluh darah perifer, pembuluh darah otak mapun di pembuluh darah koroner di jantung, bahkan arteriosclerosis.
  • Jika terjadi penyumbatan pembuluh darah di bagian otak, maka pada saat tekanan darah tinggi (hipertensi), maka pembuluh darah yang tersumbat tadi akan pecah akibat tekanan darah yang tidak normal/tinggi dan otomatis menyebabkan stroke. Stroke merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kelumpuhan dari sebagian anggota tubuh akibat tidak tercukupinya  kadar oksigen terlarut pada darah, atau karena peredaran darah tersumbat dan pembuluh darah pecah pada bagian tubuh tertentu. Jika seseorang mengalami stroke maka akan sulit menjalankan rutinitas sehari-hari, bahkan aktivitas bergerak tidak bisa, berbicara terkadang tidak jelas dan sulit dimengerti.
  • Maka dari itu, memulai hidup sehat penting sejak usia dini. Intinya tidak merokok saja sudah mengurangi risiko penyakit yang akan menyerang tubuh. Mari biasakan diri untuk tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol atau minuman keras, tidak mengonsumsi narkoba, tidak mengonsumsi pil, obat-obat dan senyawa kimia berbahaya secara berlebih. 
  • Dan terutama penting melakukan banyak aktivitas bergerak (olahraga), makanan bergizi seimbang, menghindari stress, serta mengubah gaya hidup dalam suasana tenang, sehat dan bahagia. 


Borak dan Formalin, Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan

Borak dan Formalin, Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan


Borak dan Formalin, Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan?


  • Borak dan formalin merupakan bahan kimia berbahaya jika dicampurkan pada makanan. Namun, bahaya dari borak dan formalin ini belum menjadi perhatian serius dari pedagang, serta produsen yang mengolah makanan di pasaran. Selain dari bahan penyedap rasa, rupanya produsen terkadang sengaja memasukkan dan mencampurkan senyawa berbahaya pada makanan, terutama yang sering kita dengar yaitu borak dan formalin.
  • Borak dan formalin secara Undang-Undang tidak dibenarkan bahwa perlu dicampurkan dalam bahan olahan makanan. Namun dibenarkan jika borak digunakan dalam industri kayu dan mebel, serta formalin digunakan dalam dunia medis atau kedokteran untuk mengawetkan mayat.
  • Kenyataan di masyarakat, justru borak dan formalin banyak digunakan pada makanan. Biasanya makanan yang dicampurkan formalin akan menjadi kenyal, tetap segar, warna sayur/buah menjadi cerah, awet dan tahan busuk. Penambahan formalin pada makanan biasanya dapat dijumpai pada ikan asin, tahu, tempe dan tahu goreng tepung, sayur mayur, bahkan buah. Sementara itu, senyawa borak umumnya dicampurkan pada makanan cepat saji (fast food) baik yang berkuah seperti mie instan, bakso, soto, tekwan, dan makanan berkuah lainnya. Ada kalanya borak ini dicampurkan pada makanan tidak berkuah seperti roti, fried chicken, beranekaragam kue pasar, emping, dll.
  • Oleh sebab itu, masyarakat (konsumen) diminta harus lebih teliti, selektif, serta waspada dalam memilih produk makanan dan minuman yang dijual di pasaran, toko swalayan, mall, dan sebagainya. Sebab, bagaimanapun juga kesehatan makanan yang masuk ke dalam tubuh sangat penting dan berefek positif pada kehidupan usia tua nantinya.



Thursday 2 April 2015

9 Cara Mencegah Pengeroposan Tulang dan Gigi Pada Anak dan Remaja

9 Cara Mencegah Pengeroposan Tulang dan Gigi Pada Anak dan Remaja

Tulang dan gigi menjadi bagian terpenting dalam menjalankan sistem yang ada di dalam tubuh. Jika tulang berperan sebagai sistem rangka dan sistem gerak yang membuat tubuh manusia dapat bergerak secara pasif, maka gigi merupakan bagian aksesoris sistem pencernaan pada manusia. Baik tulang dan gigi penting dijaga kesehatannya jangan sampai terjadi pengroposan di usia anak dan remaja, sebab akan berpengaruh di usia dewasa dan tua nantinya. Lalu bagaimana cara untuk mencegah agar tulang dan gigi tidak mengalami pengroposan sejak usia anak dan remaja? Berikut hal-hal yang dapat anda tempuh;
 
   1.      Berjemur di bawah sinar matahari pagi
Berjemur di bawah sinar matahari pagi (kira-kira dari pukul 06:30-10.00) dapat mencegah risiko pengeroposan tulang dan gigi. Berjemur ini dapat membantu mengaktifkan vitamin D di dalam tubuh, sehingga tulang dan gigi menjadi lebih kuat serta terhindar dari penyakit beri-beri.
    2.      Mengonsumsi makanan mengandung unsur Kalsium dan Kalium
Makanan mengandung unsur kalsium (Ca) dan kalium (K) banyak kita jumpai di sekitar kita diantaranya daun bayam, daun singkong, kubis, brokoli, ikan laut, ikan air tawar, udang, kepiting, minyak ikan, daun pepaya, dan sebagainya. Unsur Ca dan K di dalam tubuh sangat berperan penting untuk menjaga kebugaran tulang dan rangka anggota gerak tubuh serta membantu dalam proses pembekuan darah, mencegah osteoporosis, mencegah anemia, leukimia, thalasemia, serta mencegah gangguan pengroposan pada gigi seperti gigi berlubang, dan sebagainya. Tips: Sebaiknya anda bisa menambahkan menu makanan berkalsium dan berkalium pada menu makanan harian anda.
   3.      Mengonsumi air mineral (air putih)
Air merupakan sumber kehidupan. Di dalam air yang kita konsumsi pasti terdapat oksigen terlarut. Air ini sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, mencegah pegal-pegal pada sendi dan pertulangan. Sebaiknya anda konsumsi 8-10 gelas air (sekitar 2,4 Liter) air setiap harinya.
   4.      Mengonsumsi pisang dan makanan bervitamin lainnya
Pisang mengandung vitamin D serta karbohidrat yang sangat baik untuk diet harian. Selain untuk menambah nutrisi bagi para atlet olahraga, buah ini juga terbukti ampuh untuk membantu memperkuat jaringan tulang dan gigi. Konsumsi juga vitamin lainnya yang terdapat pada sayur dan buah yang mengandung seperti vitamin C sebagai aktioksidan, vitamin E, vitamin A, B, dan K. Konsumsi buah pisang dapat anda jadikan menu rutin harian untuk mencegah pengroposan tulang dan gigi anda.
    5.      Olahraga secara teratur dan berjalan kaki
Sepertinya sudah banyak yang tahu fungsi dan manfaat olahraga bagi kebugaran tubuh. Olahraga sangat penting untuk membakar lemak di dalam tubuh serta sebagai diet tambahan untuk mencegah kelebihan berat badan, mencegah berbagai macam penyakit terutama jantung koroner, stroke, diabetes, hipertensi, bahkan olahraga terbukti memperbaiki mood dan meningkatkan fungsi kerja otak dan peredaran darah secara optimal. Selain itu, olahraga juga penting untuk memperkuat dan menjaga agar tulang dan gigi tidak mengalami pengroposan sebelum masa manula nantinya. Olahraga jalan kaki sangat direkomendasikan untuk membentuk, memperkuat, memperbaiki, dan menambah jumlah/massa tulang secara berkala (selain dari asupan jumlah makanan). Lebih daripada itu, ternyata jalan kaki juga terbukti ampuh untuk mencegah penyakit osteoporosis (pengeroposan tulang) terutama pada wanita yang rentan terhadap penyakit ini. Penampilan tulang belakang seseorang yang normal juga sangat ditentukan dari sebesar apa ia melakukan kegiatan olahraga untuk kepentingan tubuhnya.
      6.      Menghindari makanan bercuka dan minuman bersoda
Mengonsumsi makanan bercuka dan minuman bersoda terbukti mempengaruhi kualitas kesehatan gigi serta tulang pada manusia. Jika mengonsumsi makanan bercuka (makanan yang memiliki kadar asam tinggi) secara berlebihan akan menimbulkan gigi berlubang, gigi menguning, nekrosis pada selaput email gigi, bahkan pembengkakan dan gigi mudah berdarah. Sementara itu, konsumsi minuman bersoda/air mati (seperti: fanta, coca-cola,dll) juga sangat tidak baik untuk kesehatan tulang. Lebih baik anda ganti minuman bersoda dengan air putih yang lebih aman dan baik bagi kesehatan anda.
      7.      Mengurangi konsumsi makanan junk food dan fast food
Makanan junk food (makanan sampah) dan fast food (makanan cepat saji) tidak baik bagi kesehatan, sebab kedua jenis makanan ini tergolong makanan yang rentan mengandung senyawa kimia berbahaya bagi tubuh; seperti penyedap rasa sintetik/buatan Monosodium Glutamate (MSG), pengawet makanan sintetik (misal: Natrium benzoat), pemanis buatan (misal: Aspartam, sakarin), serta mengandung pewarna buatan (misal: Tartrazin), serta pengawet lainnya seperti boraks, formalin, dan sebagainya. Kedua makanan junk food (makanan sampah) dan fast food (makanan cepat saji) banyak kita temui secara nyata pada makanan jajanan yang sehari-hari kita lihat seperti ciki-ciki/snack, KFC,  makanan bakso, mie instan, sosis, dan lain sebagainya. Mungkin saat ini kita sangat senang dan hobi mengonsumsi makanan junk food dan fast food pada masa kini secara berlebih dan kini terlihat sehat-sehat saja, tapi efek buruknya bagi kesehatan akan dirasakan ketika usia senja (manula) nantinya, seperti tulang mudah mengeropos (osteoporosis), gigi mudah rapuh, semangat dan fitalitas tubuh mudah mengendur, serta rentan mengalami penyakit jantung, stroke, hipertensi, kegemukan/obesitas dan kencing manis sebagai pemicu utama akibat banyak mengonsumsi kedua makanan tersebut. Maka dari itu, kurangilah mengonsumsi makanan junk food dan fast food dan lebih memperhatikan kesehatan tubuh anda kini dan nanti dibandingkan dengan nafsu sesaat.
      8.      Menghindari rokok, narkoba, dan minuman beralkohol
Mengonsumsi rokok, narkoba dan minuman beralkohol sudah menjadi kebiasaan buruk bagi sebagian masyarakat Indonesia terlebih menimbulkan candu bagi pemakainya. Merokok dapat memicu banyak penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) seperti pneumonia, radang paru-paru, kanker paru-paru, dan sebagainya. Selain itu, merokok, konsumsi narkoba serta minuman beralkohol terbukti dapat menimbukan penyakit degeneratif seperti jantung koroner, stroke, darah tinggi (hipertensi), kegemukan (obesitas), maupun diabetes. Oleh karena itu, kebiasaan buruk merokok dapat merusak penampilan, terutama penampilan pada gigi dan aksesoris rongga mulut lainnya. Orang perokok aktif dan pengonsumsi narkoba yang dihisap memiliki risiko terkena penyakit kanker mulut, infeksi gusi akibat peradangan oleh asap dan zat nikotin pada rokok, gigi perokok mudah berlubang, gigi perokok tampak terlihat menguning, rentan terjadinya bau mulut, tulang mudah kropos, dan sebagainya. Termasuk bagi para pengonsumsi minuman beralkohol, terlihat bahwa gigi rentan mengalamai nekrosis dan penguningan, bau mulut (karena sifat alkohol yang mudah menguap), tulang mudah kropos dan rentan mengalami berbagai permasalahan sendi dan penulangan. Maka dari itu, mari stop/berhenti merokok, berhenti menggunakan narkoba dan berhenti meminum alkohol yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.
     9.      Meminimalisir penggunaan senyawa kimia obat secara berlebih
Penggunaan obat-obatan kimia secara berlebih sangat tidak dianjurkan oleh kebanyakan ahli medis, terutama bagi mereka yang menggunakan senyawa obat kimia tanpa melalui resep dokter. Kebanyakan masyarakat kita sering berprilaku aneh, terkadang mengonsumsi obat karena ingin lekas sembuh dengan dosis tinggi atau tidak mengikuti kaidah dan resep/dosis yang dianjurkan. Akibatnya, banyak dari masyarakat kita yang mengalami overdosis, bahkan kematian. Penggunaan senyawa obat kimia secara berlebih dan terus-menerus juga tidak baik bagi kesehatan, terutama akan mengganggu dan membebani fungsi organ ginjal, hati dan pankreas dalam menetralisir racun obat yang masuk melalui peredaran darah sehingga jika racun obat tidak dinetralisir dengan baik kemungkinan besar dapat menimbulkan berbagai penyakit terutama diabetes, hipertensi, kegemukkan, stroke, arterosclerosis/arteriosclerosis, jantung koroner (akibat penyumbatan pembuluh darah koroner). Lebih dari pada itu, penyakit seperti pengeroposan pada tulang dan gigi dapat terjadi akibat konsumsi obat kimia secara berlebih. Maka dari itu, sebaiknya anda konsumsi obat sesuai resep dokter serta tidak berlebih sangat penting untuk menyelamatkan organ penting di dalam tubuh anda. (Ditulis Oleh: Wahid Priyono, S.Pd – Alumni Pendidikan Biologi Universitas Lampung).

Sumber Referensi Pendukung:

Hidayat, A.A.A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika.
J, Sutrisno S. 1995. Masyarakat Yang Sehat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta : PT Rajagrafindo.

McGowan, M.P. 2001. Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Ovedoff,  D. 2003. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Univesitas Trisakti.

Pearce, Evelyn. 1990. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wahlroos, Sven. 1999. Komunikasi Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Zang, S.M dan Bailey N.C. 2004. Manual Perawatan-Di-Rumah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.