Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan
rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan
lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir,
dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas
sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran
yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada
paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk
jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang, (Anonim, http://bebas.ui.ac.id ).
Dengan demikian, hasil kerja penciuman bukan hasil kerja intelektual, tapi
lebih merupakan proses emosional dan naluriah. Agar dapat dibaui, suatu zat
harus mengeluarkan partikel-partikel kimia yang membentuknya. Susunan
kimiawinya harus merupakan susunan yang kompleks. Bila susunannya sederhana,
zat ini sulit atau sama sekali tidak dapat dibaui, seperti garam.
Partikel-partikel kimia yang kompleks tadi harus bisa melayang-layang di udara
dalam bentuk gas,sehingga hidung dapat
menangkapnya. Selanjutnya, si partikel masuk ke rambut-rambut halus yang
berlumuran selaput lendir hidung, lalu meleburkan diri dengan lendir. Setelah
itu, barulah sang bau dapat terdeteksi. Zat-zat yang mudah mengeluarkan gas
biasanya berbau amat tajam, karena dapat memasuki hidung dalam jumlah banyak
(Widiastuti,2002).
Ciri-Ciri Papilla Pengecap Pada Lidah Dan Kemoreseptor Penerjemah Berbagai Rasa
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.