Propioreseptor
adalah kesadaran atas kedudukan tangan dan keseimbangan tubuh terhadap
gravitasi bumi. Propioreseptor terdapat otot-otot dan sendi yang memberikan
informasi akan tempat-tempat tertentu pada tubuh tanpa harus menggunakan indera
penglihatan, sebagai input atau masukan ke system syaraf. Posisi tubuh juga
dijaga supaya secara spontan dengan menyertakan otot-otot antagonis dari
proprioreseptor. Propioreseptor terbagi menjadi dua yaitu propioreseptor sadar
dan proprioreseptor dan tidak sadar. Proprioreseptor sadar mencapai korteks
sebrum yaitu tempat dimana proprioreseptor itu sadar atau tidak. Sedangkan
proprioreseptor tak sadar menuju ke serebrum untuk integrasi aktivitas motorik
pada hewan (Widiastuti, 2002).
Indera
adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan
lingkungan. Agar dapat terjadi suatu penginderaan harus dipenuhi empat syarat
mutlak yaitu: adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu untuk
membangkitkan respon sistem saraf, reseptor atau organ indera harus dapat
menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls saraf, impuls saraf harus
dihantarkan sepanjang lintasan saraf dari reseptor atau organ indera ke otak,
pusat indera yang bersangkutan di otak harus menerjemahkan impuls saraf yang
diterimanya menjadi sebuah kesan. Setiap indera menerima stimulus khusus untuk
penginderaan yang sesuai. Impuls sensoris yang berakhir pada pusat-pusat indera
di otak akan menimbulkan penginderaan yang disadari. Jika impuls dari organ
indera dihantarkan ke medula spinalis maka akan terjadi juga aktivitas motoris
tetapi penginderaan yang dihasilkan bersifat tidak disadari (Ali, 2007).
Tiap
otot kerangka, tendon dan persendian mempunyai propioreseptor yang peka
terhadap laju perubahan pada otot. Impuls dari proprioreseptor sangat penting
agar terjadi kontraksi yang serasi dari berbagai otot yang terlihat dalam satu
gerak. Tanpa propioreseptor perbuatan yang rumit seperti membuat simput dengan
mata tidaklah mukin untuk dilakukan. Impuls organ juga penting dalam mempertahankan
keseimbangan. (Barnes, 1988).
Berdasarkan
jenis energi yang dideteksi (yang ditransduksikan) reseptor sensoris dibagi
menjadi lima kategori yaitu: mekanoreseptor, reseptor rasa sakit,
termoreseptor, kemoreseptor, dan reseptor elektromagnetik. Mekanoreseptor
dirangsang oleh perubahan bentuk fisik yang disebabkan oleh stimlus seperti
tekanan, sentuhan, tegangan, pergerakan, dan suara -- semua bentuk energi
mekanis. Indera atau sensasi sentuhan pada manusia mengandalkan mekanoreseptor
yang sesungguhnya merupakan dendrit neuron sensoris yang dimodifikasi. Reseptor
rasa sakit (pain receptor) pada manusia merupakan kelompok dendrit
telanjang pada epidermis kulit yang disebut nosiseptor (nociceptor).
Termoreseptor, yang merespons terhadap panas atau dingin, membantu mengatur
suhu tubuh dengan cara mendeteksi suhu permukaan dan bagian dalam tubuh.
Kemoreseptor meliputi reseptor umum yang menghantarkan informasi mengenai
konsentrasi zat terlarut total dalam suatu larutan dan reseptor spesifik yang
merespons terhadap masing-masing jenis molekul. Reseptor elektromagnetik (electromagnetic
receptor) mendeteksi berbagai bentuk energi elektromagnetik, seperti cahaya
tampak, listrik, dan magnetisme. Fotoreseptor, yang mendeteksi radiasi yang
kita kenal sebagai cahaya tampak, sering kali diorganisasikan menjadi mata
(Campbell, 2004).
Jika
seseorang mulai kehilangan keseimbangan, otaknya diberitahu oleh
proprioreseptor dari kaki dan dengan serentak dilakukan aksi untuk membenarkan
kembali posisi tubuh. Aksi berbagai otot yang terkordinasi dan waktunya sesuai
memerlukan bahwa otak harus secara terus-menerus diberikan informasi mengenai
perbuatan otot masing-masing. Propioreseptor melibatkan koordinasi saraf .
koordinasi saraf berbeda dengan koordinasi endokrin karena lebih cepat dan
terdokasi. Keseimbangan juga melibatkan organ penglihatan dan pendengaran, (Kimball,1983). (doc.Penulis).
Fisiologi Hewan: Propioseptor, Bisakah Semua Orang Melakukannya?
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.