Friday 28 September 2012

Fisiologi Tumbuhan: Sistem Pengangkutan Elektron dan Fosforilasi Oksidatif

Transpot elektron adalah tahap akhir dalam respirasi sel aerobik yang meliputi proses perpindahan elektron dari molekul donor (misal: NADH, substrat organik) menuju aseptor terakhir yakni oksigen. NADH yang terdapat di mitokondria berasal dari tiga proses utama ; daur Krebs, glikolisis, dan di daun oksidasi glisin yang dihasilkan selama fotorespirasi. Bila NADH dioksidasi, akan dihasilkan ATP. Dengan cara yang serupa ubikuinol yang dihasilkan oleh asam suksinat dehidrogenase dalam daur Krebs, juga dioksidasi untuk menghasilkan ATP. Walaupun oksidasi ini melibatkan pengambilan O2 dan pembentukan H2O, baik NADH ataupun ubikuinol tidak dapat bergabung secara langsung  dengan O2 untuk membentuk H2O. yang terjadi elektronnya ditransfer melalui beberapa senyawa antara sebelum H2O terbentuk. Pembawa electron ini merupakan system pengangkutan electron mitokondria. Pengangkutan electron dimulai dari pembawa yang secara termodinamika sulit untuk direduksi (yaitu yang mempunyai potensial reduksi negative) ke pembawa yang mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menerima electron (mempunyai potensial reduksi yang lebih tinggi, bahkan positif). Setiap pembawa dari system tersebut biasanya menerima electron hanya dari pembawa sebelumnya yang terdekat. Mereka diatur dalam bentuk alur di dalam membrane mitokondria bagian dalam., dan terdapat beberapa ribu system pengangkutan electron ditiap mitokondria.

System pengangkutan electron mitokondria melibatkan sitokrom (sampai empat jenis b dan dua jenis c) dan beberapa kuinon, khususnya ubikuinon. Juga terdapat beberapa flavoprotein (riboflavin yang mengandung protein), beberapa protein besi-belerang (Fe-S) yang serupa dengan feredoksin, sebuah enzim sitokrom oksidase, dan beberapa pembawa electron lainnya yang belum diidentifikasi. Sitokrom dan sitokrom oksidase mengandung besi sebagai bagian dari gugus heme. Flavoprotein mengandung flavin adenine dinukleotida (FAD) atau serupa flavin mononukleotida (FMN) sebagai gugus prostetik yang menempel.

Sitokrom dan protein Fe-S dapat menerima atau mentransfer hanya satu electron setiap kali. Ubikuinon, seperti plastokuinon kloroplas, menerima dan mentransfer dua electron dan dua H+, hal yang sama juga terjadi pada flavoprotein. Sifat ubikuinon dan flavoprotein sangat penting dalam pembentukan gradient pH antara matriks (pH sekitar 8,5) yang melintasi membrane dalam ke ruang antarmembran (pH mendekati 7), sebab gradient pH ini mendorong pembentukan ATP dari ADP dan Pi .

Di mitokondria, pembentukan ATP dari ADP dan Pi secara tidak langsung di dorong oleh kecendeungan O2 secata termodinamika untuk tereduksi, dan proses ini disebut fosforolasi oksidatif. Fosforilasi dikatalis oleh factor perangkai atau ATP sintase. ATP sintase ini mempunyai jarum dan pentul, dan meruak melintasi membrane dalam. Pentulnya menghadap dan meruak ke matriks, sedangkan tangkainya meruak keluar menuju ruang antarmembran antara membrane dalam dan membrane luar. ATP dibentuk pada pentul di dalam matriks, kemudian diangkut menuju sitosol oleh transport-balasan dengan ADP berikutnya. ATP kemudian dipindah dengan segera melintasi membrane luar yang jauh lebih permeable menuju sitosol, tempat ATP menjalankan berbagai fungsinya. Membrane luar mempunyai porin, saluran yang melalukan molekul dengan bobot molekul kurang dari sekitar 5 kDa, sehingga nukleotida dan berbagai metabolit lainnya dapat melewati membrane itu dengan mudah.

Fosfat juga perlu untuk pembentukan ATP, dan fosfat dibawa melintasi membrane dalam yang jauh kurang permeable ke dalam matriks oleh dua system transport-balasan yang secara bersamaan membawa OH- atau asam dikarboksilat, misalnya malat keluar dari matriks menuju ruang antarmembran. Sebuah system transport balasan serupa mengkatalisis pertukaran OH- dan piruvat.

Lintasan utama pengangkutan electron dimulai dengan NADH + H+ yang terbentuk di matriks oleh enzim daur Krebs. Kedua electron dan kedua H+ menuju flavoprotein yang mengandung FMN, yang lalu membawa electron ke protein Fe-S. besi dalam Fe-S ini dapat menerima hanya satu electron pada satu saat dan tidak menerima H+, kedua H+ di transfer ke dalam ruang antarmembran. Ini merupakan langkah pertama dari empat langkah yang dilakukan sepasang H+ untuk pindah dari matriks melewati membrane dalam mitokondria bersama-sama dengan dua electron. Fe-S tereduksi akan memindahkan electron ke ubikuinon (UQ), yang dengan 2H+ yang diambil dari matriks akan tereduksi menjadi ubikuinol (UQH2). Dari UQH2, electron akan pindah satu persatu menuju ke berbagai sitokrom b. Kedua H+ dari UQH2 ditransfer keluar ke ruang antarmembran. Protein Fe-S lainnya akan menerima dan mentransfer electron ke Fe3+ di sitokrom c1 dengan pengeluaran ketiga dari sepasang H+. Dari sitokrom c1, electron diterima oleh sitokrom c, kemudian ditransfer ke O2 membentuk H2O yang dikatalisis oleh sitokrom oksidase. Oksidase ini mengandung komponen a dan a3 yang tak terpisahkan dan juga beberapa polipeptida lainnya yang mengandung total dua ion tembaga yang menjalani oksidasi-reduksi antara bentuk Cu+ dan Cu2+. Kedua tembaga tersebut terlibat dalam pengangkutan electron antara komponen besi dari sitokrom a dan a3. Menyertai oksidasi sitokrom c oleh sitokrom oksidase, sepasang H+ lainnya dipindah dari matriks ke ruang antarmembran. Pada aliran electron ini nilai potensial reduksi NADH (Eo = -0,32V) ke O2 (Eo = +0,82V), sehingga perubahan seluruhnya +1,14 V. Untuk tiap NADH yang dilepaskan pada glikolisis dan untuk tiap ubikuinol yang dibentuk pada daur Krebs oleh oksidasi suksinat, hanya dua ATP yang terbentuk.

Fosforilasi oksidatif dari semua substrat mitokondria dilepas dari pengangkutan electron oleh berbagai senyawa pencerai. Sebagian pencerai menetralkan gradient pH dengan membawa H+ ke dalam matriks, mencegah fosforilasi oksidatif, tapi tetap mempertahankan kelangsungan pengangkutan electron. Dinitrifenol pencerai yang cukup efektif  di mitokondria, dapat mempercepat pengangkutan electron dan respirasi. Yaitu memperkecil gradient pH sepanjang membrane dalam dan memungkinkan H+ diangkut keluar dengan lebih mudah oleh factor perangkai ATPase.

Ada juga senyawa lain yang menghambat fosforilasi oksidatif tanpa menceraikan kedua proses itu. Contohnya, oligomisin, yang dihasilkan oleh spesies Streptomyces, dan asam bongkrekat, dihasilkan spesies Pseudomonas yang tumbuh pada ampas kelapa yang terinfeksi jamur.

Artikel Terkait

Fisiologi Tumbuhan: Sistem Pengangkutan Elektron dan Fosforilasi Oksidatif
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email