Dalam proses
pembuatan gula dari tebu dihasilkan sejumlah limbah dalam bentuk pucuk (top
cane), seresah (trash), ampas (bagasse), blotong (filter
mud), abu ketel (boiler ash), serta tetes (molasses). Bahan-bahan ini sebagian dapat dimanfaatkan kembali
sebagai hasil samping dan sisanya dibuang sebagai limbah. Pucuk dan seresah
merupakan sisa panen tebu. Ampas dikeluarkan pada saat ekstraksi tebu,
sedangkan blotong dan tetes dihasilkan dari proses pemurnian gula.
Ampas yang
digunakan sebagai bahan bakar mengeluarkan sisa dalam bentuk abu ketel. Pucuk
tebu biasanya dijadikan sebagai pakan ternak dalam bentuk silage, wafer dan
pelet. Seresah umumnya dibakar begitu saja, walaupun terkadang dijadikan mulsa.
Ampas dipakai sebagai bahan bakar di pabrik, bahan baku kertas dan pulp. Botong
dan abu ketel dibuang sebagai urugan atau kadang-kadang dijadikan pupuk
organik. Tetes merupakan bahan baku industri fermentasi seperti Mono Sodium
Glutamat (MSG), L-Lysine, alkohol dan spirtus (Syafrudin dan Astuti, 2007).
Ampas tebu adalah hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan
tebu. Dari satu pabrik dapat dihasilkan ampas tebu sekitar 35%-40% dari berat
tebu yang digiling (Subroto, 2006). Abu ketel (boiler ash) adalah limbah padat hasil pembakaran ampas tebu (bagasse) dalam ketel. Pemanfaatan abu ketel
saat ini hanya terbatas sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik dan urugan
(Paramita, 2002), sisanya dibuang sebagai limbah padat.
Abu Ketel (Boiler Ash), Blotong (Filter Mud), Ampas (Bagasse), Seresah (Trash), Pucuk (Top Cane) serta Tetes (Molasses) Pada Perusahaan Pabrik Pembuatan Gula Tebu
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.