Pembuatan kaca
dipercaya bermula pada tahun 300 sebelum masehi di Mesopotamia. Namun demikian,
sejarah menunjukkan bahwa pembuatan kaca dicatatkan di sekitar tahun 650
sebelum masehi. Teknologi kaca secara resmi terdokumentasi sekitar tahun
1673-1676 oleh Ravenscroff. Walau bagaimanapun kaca yang dihasilkan mempunyai
ketahanan kimia yang sangat rendah.
Kaca merupakan
salah satu produk buatan manusia yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain, untuk membuat gelas, piring, botol, dan sebagainya.
Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi, kaca telah digunakan dalam
berbagai bidang diantaranya industri komunikasi, transportasi, dan elektronik
seperti kaca laser, kaca superionik, dan serabut optik.
T. Woignier dan J. Phalippou telah
menghasilkan kaca silika secara densifikasi aerogel. Perubahan yang terjadi
dari aerogel silika menjadi kaca aerosililka dikaji menggunakan analisis pembesaran
termal (DTA), analisis termogravimetri, dan dilatometri untuk mendapatkan
struktur dan ciri-ciri mekanik bahan. Proses pengoksidaan dan pengklorinan
dilakukan untuk mengeluarkan spesies organik dan kumpulan hidroksil dari bahan
disamping menghindari tumpukan dan penghabluran selama proses sintering.
Sintering dilakukan pada suhu rendah yaitu 1100-1300oC. Kaca yang
terbentuk menunjukkan ciri yang sama dengan leburan silika. Disamping itu kaca
yang dihasilkan cukup murni dengan persentase kandungan air yang rendah
(Woignier dan Phalippou, 1990).
Szaniawska, et al. (2001) juga menghasilkan kaca
dari aerogel secara penitridaan dan densifikasi aerogel silika dengan
menggunakan ammonia pada suhu 700-1300oC. Mereka menemukan bahwa
kandungan nitrogen (maksimum mencapai 33,1 wt %) yang bergabung dengan aerogel
silika bergantung pada suhu akhir ammonolisis dan waktu pencahayaan yang
dilakukan. Luas permukaan spesifik bagi aerogel yang dinitrit masih tinggi dan
menurun dengan suhu ammonolisis dan kandungan nitrogen. Aerogel ternitrit
diubah menjadi kaca oksinitrida homogen yang mengandung 8,4-13,0 wt % nitrogen pada suhu 1600oC dalam
ruangan nitrogen tervakum (Szaniawska, et
al., 2001).
Densifikasi kinetik
dan perubahan struktur pada saat sintering aerogel silika, telah diteliti oleh
George W. Scherer dan rekan-rekannya. Aerogel silika disintering pada suhu 1050oC
dan karakter densifikasi terhadap struktur lubang diteliti menggunakan gas
nitrogen (George, et al., 1998).
Pembuatan Kaca Aerosilika Dan Kaca Aerogel Silika Berkualitas Tinggi
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.