Sunday, 4 November 2012

Dampak Positif Dan Negatif Proses Pembukaan Industrialisasi dan Pembangunan Berkelanjutan Menurut Setiono 1998

-->
Kemajuan ilmu dan teknologi serta kegiatan industri memang telah memberikan sumbangan positif bagi kesehatan , yaitu melalui penambahan pendapatan per kapota dan peningkatan kesejahteraan masyarakat ; pelayanan kepada masyarakat juga menjadi lebih baik misalnya dalam bidang transportasi dan komunikasi. Disisi lain peningkatan mobilitas di muka bumi telah pula membuka peluang penyebaran penyakit infeksi ke seluruh penjuru dunia. Selain itu sejak dimulainya revolusi industri 250 tahun yang lalu atau 0,004 detik jam kosmik, penggunaan energi yang berasal dari bahan bakar fosil meningkat dengan tajam diikuti dengan peningkatan emisi gas-gas rumah kaca, utamanya CO2 ke lingkungan global. Gas-gas rumah kaca yang antropogenik tersebut diyakini sebagai penyebab terjadinya pemanasan global.

 Masyarakat negara industri menggunakan energi sekitar 10 kali lebih banyak daripada masyarakat negara berkembang. Sekitar 70% dari seluruh bahan bakar fosil di dunia digunakan di negara-negara maju tersebut sehingga menjadikannya sebagai pengemisi gas-gas rumah kaca yang terbesar di dunia. Dengan konsumsi energi yang demikian tinggi dan pola hidup yang konsumtif, masyarakat negara maju juga merupakan penghasil berbagai jenis limbah dalam jumlah yang sangat besar. Saat ini diperkirakan tidak kurang dari 75% limbah berasal dari negara-negara maju, walaupun penduduknya hanya 23% dari penduduk dunia.

Diantara negara-negara maju, Amerika Serikat merupakan negara pengemisi CO2 terbesar di dunia yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Pada tahun 1994 emisi CO2 dari Amerika Serikat tercatat sebesar 1387 juta metrik ton. Angka tersebut 67% lebih tinggi daripada Republik Rakyat Cina yang merupakan pengemisi gas CO2 kedua terbesar di dunia. Emisi CO2 Amerika Serikat pada tahun 1994 dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tahun 1950; walaupun demikian secara global kontribusi emisi CO2 Amerika Serikat tampak menurun yaitu dari 44% menjadi 23% dalam jangka waktu yang sama, disebabkan karena emisi CO2 dari negara-negara lain meningkat.

Negara berkembang menghasilkan CO2 jauh lebih rendah. Yang menarik adalah bahwa Indonesia pada tahun 1994 menduduki peringkat ke-19 tertinggi dengan jumlah emisi CO2 sebesar 67 juta metrik ton; dari tahun 1950 sampai 1989 emisi yang berasal dari bahan bakar fosil dan produksi semen meningkat sebesar 6,7% setiap tahun. Selama tahun 1989-1990 saja, emisi CO2 Indonesia meningkat dengan mencolok yaitu sebesar 76,7% sebagian besar karena peningkatan penggunaan gas alam. Pada tahun 1994, komposisinya adalah 74% emisi CO2 Indonesia berasal dari bahan bakar minyak dan 14% dari gas alam yang penggunaanya bertambah terus sejak tahun 1970.Emisi CO2 per kapita Indonesia pada tahun 1994 adalah 0,34 metrik ton karbon, masih jauh lebih rendah dari angka rata-rata global tetapi tetapi meningkat 10 kali lipat sejak tahun 1950, (Setiono,1998. hjal 4-5)

Artikel Terkait

Dampak Positif Dan Negatif Proses Pembukaan Industrialisasi dan Pembangunan Berkelanjutan Menurut Setiono 1998
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email