Thursday, 8 November 2012

Perkembangan Bioteknologi Konvensional Dan Bioteknologi Modern Dalam Disiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


Bioteknologi saat ini menjadi perhatian semua kalangan publik  karena keistimewaannya yang mampu membantu dalam pemenuhan kemashalatan umat banyak. Sehingga berdasarkan perkembangannya, bioteknologi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a.    Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung. Makhluk hidup yang digunakan dalam bioteknologi konvensional belum mengalami rekayasa, jadi teknik dan pelaratannya yang digunakan masih bersifat sederhana. Biasanya bioteknologii konvensional digunakan dalam pembuatan makanan.

Kelebihan dari bioteknologi konvensional yaitu biaya yang digunakan relatif murah, sederhana, pengaruh jangka panjang biasanya sudah diketahui, dan perbaikan genetik tidak terarah. Kekurangan dari bioteknologi konvensional yaitu tidak dapat mengatasi ketidaksesuaian genetik, hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya, dan memerlukan waktu yang relatif lama.

Bioteknologi konvensional digunakan dalam berbagai pembuatan makanan antara lain pembuatan yogurt, keju, mentega, kecap, tempe, dan tape.

b.   Bioteknologi Modern

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern, orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Berikut ini merupakan beberapa contoh bioteknologi modern:

1.    Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ , serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan masal tanaman yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, selain itu diperoleh tanaman yang bebas virus, membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada tanaman  yang biasa diperbanyak secara vegetatif.

2.    Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui fusi sel (hibridoma), rekombinasi DNA, kloning embrio, dan lain sebagainya.

Artikel Terkait

Perkembangan Bioteknologi Konvensional Dan Bioteknologi Modern Dalam Disiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email