Bioteknologi saat ini menjadi perhatian semua kalangan publik karena keistimewaannya yang mampu membantu dalam pemenuhan kemashalatan umat banyak. Sehingga berdasarkan perkembangannya, bioteknologi dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
a. Bioteknologi
Konvensional
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat,
gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan
pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi,
hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan
yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas
yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk
hidup secara langsung. Makhluk
hidup yang digunakan dalam bioteknologi konvensional belum mengalami rekayasa,
jadi teknik dan pelaratannya yang digunakan masih bersifat sederhana. Biasanya
bioteknologii konvensional digunakan dalam pembuatan makanan.
Kelebihan dari bioteknologi konvensional yaitu biaya yang digunakan relatif murah, sederhana, pengaruh jangka panjang biasanya sudah diketahui, dan perbaikan genetik tidak terarah. Kekurangan dari bioteknologi konvensional yaitu tidak dapat mengatasi ketidaksesuaian genetik, hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya, dan memerlukan waktu yang relatif lama.
Bioteknologi konvensional digunakan dalam berbagai pembuatan makanan
antara lain pembuatan yogurt, keju, mentega, kecap, tempe, dan tape.
b.
Bioteknologi
Modern
Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern, orang berupaya dapat
menghasilkan produk secara efektif dan efisien. Bioteknologi
modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa
DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Berikut ini merupakan
beberapa contoh bioteknologi modern:
1.
Kultur Jaringan
Kultur jaringan
merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ , serta menumbuhkannya
dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri
dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali
Tujuan kegiatan kultur
jaringan adalah perbanyakan masal tanaman yang biasanya sangat lambat dengan
metoda konvensional dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, selain
itu diperoleh tanaman yang bebas virus, membantu pemulian tanaman untuk
mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada tanaman yang biasa
diperbanyak secara vegetatif.
2.
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan
suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan
sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau
rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan
sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai
struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut
akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah
DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui fusi sel
(hibridoma), rekombinasi DNA, kloning embrio, dan lain sebagainya.
Perkembangan Bioteknologi Konvensional Dan Bioteknologi Modern Dalam Disiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.