Puting pengecap atau taste bud terbentuk dari sekitar
50-150 sel-sel perasa. Bentuknya bulat lonjong dengan kuncup terbuka yang
disebut dengan porus perasa. Porus perasa iniu merupakan bagian dari ujung atau
terminal dari masing-masing selyang membentukputing perasa tersebut yang juga
memiliki mikrivili serta berinti. Pada bagian basal dari sel-sel inilah
kemudian serabut saraf saling berlekatan dan membentuk sinaps. Pada bagian
akhir kumpulan sel-sel tersebut terdapat sel-sel basal yang berinti yang juga
berfungsi untuk resgenerasi sel-sel puting perasa juga menopang sel-sel
tersebut. Dengan bentuk sel-sel puting perasa dan sel-sel basal tersebut, maka
memungkinkan terjadinya regenerasi puting pengecap. Sel saraf yang berbentuk
sinaps tersebut akhirnya akan menuju ke pusat saraf. Karena sifatnya
menghantarkan stimulus maka sel saraf tersebut disebut dengan neuron sensorik
atau sel saraf sensori pengecap. Dengan “bala tentara” berupa 6 juta reseptor,
hidung dapat membedakan sekitar 10.000 jenis bau. Sementara itu, anjing
memiliki 20 kali lipat lebih banyak. Tak heran bila penciuman hewan ini
dimanfaatkan untuk melacak. Proses penciuman lebih banyak melibatkan organ
kecil di rongga hidung bagian atas, berhubungan dengan otak bagian depan yang
dikenal sebagai wilayah penciuman. Jutaan sel kecil-kecil di daerah ini
masing-masing memiliki rambut-rambut halus (silia) yang berhubungan dengan
lapisan lendir. Dengan adanya lendir ini, rambut-rambut halus tadi tetap lembap
dan bertindak sebagai penangkap bau. Dari sana, hasil analisis dikirim secara
kilat ke bagian otak, tanpa melewati proses di korteks yang merupakan bagian
otak intelektual (Widiastuti, 2002).
Papila-Papila Pengecap Pada Lidah---Papila Fungiformis, Papila Filiformis, Papila Circumfolata, Papila Circumfoliata
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.