Pengukuran antropometri menjadi hal penting untuk mengetahui tingkat kesehatan seseorang. Selain itu, antropometri digunakan untuk melihat pertumbuhan seseorang. Adapun macam-macam pengukuran antropometri diantaranya:
(a). Berat Badan
Berat badan merupakan pengukuran antropometri yang paling
sering digunakan. Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan
massa mineral tulang. Pada masa bayi balita, berat badan dapat dipergunakan
untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi kecuali terdapat
kelainan klinis seperti tumor.
(b). Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal yang tumbuh seiring pertambahan umur.
(c). Lingkar Kepala
Teknik ini umumnya digunakan untuk mendeteksi kelainan
seperti hydrochepalus dan microchepaly. Karena sangat berbeda
antara ukuran kepala orang yang normal dengan tidak normal. Pada kasus microchepaly, kepala penderita memiliki
ukuran yang relatif kecil (tidak seperti orang pada umumnya), jelas ciri-ciri
ini dapat dilihat secara langsung dengan panca indera mata. Penyakit ini
terjadi dikarenakan adanya penyumbatan pada cairan otak yang seharusnya cairan
otak tersebut disalurkan/bersambung dengan saluran yang berada pada sum-sum
tulang belakang (otak-medulaoblongata-medula vertebralis). Sehingga jika
penyempitan ini terjadi pada kurun waktu yang relatif lama, penderita acapkali
menderita keabnormalan lingkar kepala.
(d). Lingkar Dada
Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur tiga
tahun sehingga mampu digunakan pada anak berusia 2-3 tahun. Rasio lingkar
kepala dan lingkar dada dapat digunakan sebagai indikator kekurangan energi dan
protein pada balita. Lingkar dada yang menyempit dan ditandai dengan wujud dari
tulang rusuk/iga yang gambang menunjukkan bahwa penderita ini mengalami gizi
buruk.
(e). Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi dalam
tubuh sehingga pengukuran ini juga dapat digunakan untuk melihat status
kekurangan energi dan protein pada tubuh seseorang.
(f). Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang yang tidak dapat berdiri (seperti
lansia). Rumus untuk menghitung tinggi badan melalui tinggi lutut adalah sebagai
berikut:
Pria : (2,20 x Tinggi Lutut (cm))
- (0,04 x Umur (tahun)) + 64,19
Wanita : (1,83 x Tinggi Lutut (cm))
- (0,24 x Umur (tahun)) + 84,88