Indeks Antropometri-Antropometri Kedokteran--Disadur Dari Buku Saya Berjudul "Gizi dan Kesehatan Tubuh Manusia"
Oleh: Wahid Biyobe :)
B2. Indeks
Antropometri
Indeks antropometri merupakan pengukuran dari
beberapa parameter. Indeks antropometri juga merupakan rasio dari suatu
pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan
umur. Terdapat beberapa indeks antropometri, diantaranya:
(a). BB/U (Berat
Badan Terhadap Umur)
Indeks berat badan
terhadap umur memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
·
Lebih mudah dan
cepat dimengerti oleh masyarakat;
·
Baik untuk
mengukur status gizi akut dan kronis;
·
Sensitif terhadap
perubahan kecil;
·
Pengukuran yang
berulang dapat mendeteksi growth failure karena infeksi atau kekurangan
energi dan protein;
·
Dapat mendeteksi
kegemukan (overweight).
Selain memiliki kelebihan,
indeks berat badan terhadap umur memiliki beberapa kekurangan, diantaranya sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti
pengaruh pakaian atau gerakan anak saat ditimbang.
(b). TB/ U (Tinggi Badan Terhadap Umur)
Menurut Beaton dan
Bengoa (1973) indeks TB/U dapat memberikan status gizi masa lampau dan status
sosial ekonomi. Indeks tinggi badan terhadap umur memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya:
·
Baik untuk menilai
status gizi masa lampau;
·
Alat dapat dibuat
sendiri, murah dan mudah dibawa.
Selain memiliki kelebihan,
indeks tinggi badan terhadap umur memiliki beberapa kekurangan, yaitu diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, karena
biasanya anak relatif sulit berdiri tegak.
(c). BB/ TB
(Berat Badan Terhadap Tinggi Badan)
Berat badan memiliki hubungan linear dengan Tinggi Badan.
Dalam keadaan normal perkembangan BB searah dengan pertumbuhan TB. Kelebihan
indeks ini yaitu tidak memerlukan data umur, dapat membedakan proporsi badan
(gemuk, normal, kurus), serta dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current
nutrition status). Sedangkan kekurangan indeks ini antara lain: sulit
melakukan pengukuran TB pada balita.
(d). Lila/ U (Lingkar Lengan Atas Terhadap
Umur)
Merupakan suatu indikator yang baik untuk menilai
kekurangan energi dan protein berat, dengan alat ukur murah, sederhana, sangat
ringan, dapat dibuat sendiri, kader posyandu dapat melakukannya. Sedangkan
kekurangannya hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat.