Bahan organik tanah adalah semua
jenis senyawa organik yang terkandung di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi
bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam
air, dan bahan organik yang stabil atau humat (Stevenson,1994). Bahan humat
merupakan bagian terbesar dari bahan organik yang terkandung di dalam tanah di
berbagai setiap jenis tanah. Namun
menurut Stevenson ( 1982) bahan ini tidak ditemukan pada makhluk hidup.
Senyawa humat terdiri atas
makromolekul aromatik kompleks asam amino, peptida, termasuk juga ikatan antar
kelompok aromatik yang juga terdiri atas fenolik OH bebas, struktur quinon,
nitrogen dan oksigen pada cincin aromatik. Kandungan asam humat tanah yaitu C,
H, N, O, S dan P serta unsur lain seperti Na, K, Mg, Mn, Fe dan Al (Ardianto 2009). Ardianto ( 2009) menambahkan kandungan asam humat yaitu
56,2 % C, 35,5 % O, 47 % H, 3,2 % N dan 0,8 % S. Asam humat mengandung 0,6 –
1,1 % S dan 0,2 - 3,7 % P. (Orlov, 1985).
Menurut Tan, 1993, Proses pembentukan bahan
humat merupakan hasil dari transformasi sisa-sisa bahan organik
yang disebut dengan proses humifikasi. Humifikasi merupakan kombinasi proses-proses
transformasi bahan organik yang menghasilkan asam humat dan asam fulvat. Adapun
mekanisme pembentukan asam humat dapat dilihat pada gambar 2 berikut :
Sisa hasil tanaman
|
Modifikasi Lignin
|
Tranformasi oleh
mikroorganisme
|
Gula
|
Polifenol
|
Amino
|
Hasil dekomposisi
lain
|
Quinon
|
Asam Humat
|
Quinon
|
Gambar 2. Mekanisme pembentukan asam humat (Tan,
1993)
Asam humat berperan sebagai bahan
pembenah tanah, sehingga keberadaannya dapat mempengaruhi kesuburan tanah baik
secara fisik, kimia, dan biologi yang bereaksi di dalam tanah. (Tan, 1993).
Salah satu peranan asam humat dalam
peningkatan kesuburan tanah yaitu asam humat mampu meningkatkan kapasitas tukar
kation. (Tan, 1993)
Peningkatan kesuburan
tanah tersebut menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara atau
atau nutrisi. Senyawa humat membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga
melindungi unsur tersebut dari pencucian oleh hujan. Unsur N, P, dan K diikat
dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga dapat
dipertahankan dan sewaktu-waktu dapat diserap tanaman, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia. (Tan,
1993).