Thursday, 13 February 2014

Tujuan Sempurna - Pendidikan Gizi Keluarga

Sumber gambar: infobocor.blogspot.com
Tujuan Pendidikan Gizi Keluarga - Hampir semua orang makan setiap kali di rumah mereka masing-masing, dengan demikian maka perbaikan gizi keluarga adalah pintu gerbang perbaikan gizi masyarakat, dan pendidikan gizi keluarga merupakan kunci pembuka pintu gerbang itu. Di dalam keluarga biasanya ibu-ibu berperan mengatur makanan keluarga, oleh karena itu ibu-ibu adalah sasaran utama pendidikan gizi keluarga. Pendidikan gizi keluarga dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, misalnya dengan memberi teladan, dapat pula dilakukan dengan cara yang lebih khusus misalnya kursus-kursus, dan lain sebagainya. Pengajaran dapat ditujukan kepada perorangan, dapat pula kepada kelompok. Kalau ibu-ibu rumah tangga merupakan sasaran utama pendidikan, lalu siapa pengajarnya? Setiap orang yang mengetahui cara mengatas rintangan jalur pangan dapat menjadi pengajar, bahkan harus menjadi pengajar. Sebab, mengatasi bahaya gizi kurang adalah kewajiban semua orang dalam masyarakat. Sering terjadi bahwa perlu dididik orang-orang tertentu untuk mengajarkan pengetahuan gizi kepada ibu-ibu, mereka itu disebut pelatih atau kader.

Pendidikan gizi keluarga bertujuan mengubah perbuatan-perbuatan orang yang keliru, yang mengakibatkan bahaya gizi kurang, misalnya dengan memberi pengertian kepada ibu-ibu agar lebih serung memberi makan kepada anak-anaknya dan memberikan tambahan makanan yang mengandung zat pembangun ke dalam bubur bayi mereka. Demikian pula memberi pengertian kepada para suami agar memberi cukup uang kepada isteri mereka, agar dapat membeli cukup makanan yang bergizi tinggi. Pengajaran untuk mengubah prilaku perlulah memberikan pengetahuan dan pengertian tentang mengapa sesuatu aharus dilakukan; atas dasar pengetahuan dan pengertiannya, diharapkan maulah orang mengerjakannya.


Perbuatan orang yang kurang benar sering didasarkan oleh keyakinannya yang keliru atas sesuatu hal, yang seakan-akan tidak dapat diubah dengan pendidikan. Kalau kita dapatkan hal seperti ini, haruslah kita cari akal bagaimana mengubah perbuatannya tanpa mengubah keyakinannya. Misalnya seorang ibu yang mempunyai keyakinan bahwa anak yang kurus itu dihinggapi dan diganggu hantu, meskipun ia menderita gizi kurang. Tanpa mengubah keyakinannya tentang hantu, dapat kita ajarkan bahwa untuk mengusir hantu itu, kepada si anak perlu diberi makanan yang bergizi tinggi.

Oleh: Wahid Biyobe (Disadur dari buku saya berjudul "Gizi dan Kesehatan Tubuh Manusia")

Artikel Terkait

Tujuan Sempurna - Pendidikan Gizi Keluarga
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email