Saturday 22 March 2014

Mengenal Kompleksitas Senyawa Karbonmonoksida (CO) dan Efek Buruknya Bagi Kesehatan

Karbonmonoksida (CO)

Gas CO terbentuk karena pembakaran tak sempurna dari zat karbon, baik yang terdapat pada bensin ataupun pada bahan lain termasuk kayu, batu bara, dan sebagainya, CO adalah gas yang tak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas -192o C. Komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5% dari berat air dan tidak laru dalam air.
Gas CO ini sangat bersifat racun, karena jika gas ini terhirup maka ia akan bereaksi dengan Hb dan membentuk COHb yang menghadapi pengambilan oksigen, akibatnya seseorang akan merasa pusing, lemas, dan bahkan sampai meninggal dunia (Daryanto, 1995: 36).

Sumber gambar: kaskus.co.id
Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Kristanto (2002) bahwa pengaruh CO terhadap tubuh terutama disebabkan karena reaksi antara CO dengan haemoglobin (Hb) di dalam darah. Haemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transport untuk membawa oksigen dalam bentuk oksihaemoglobin (O2Hb) dari paru-paru ke sel-sel tubuh, dan membawa CO2 dalam bentuk CO2Hb dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO, haemoglobin dapat membentuk karboksihaemoglobin (COHb). Jika reaksi demikian yang terjadi maka kemampuan darah untuk mentranspor oksigen menjadi berkurang.

Faktor penting yang menentukan pengaruh CO terhadap tubuh manusia adalah konsentrasi COHb yang terdapat di dalam darah, di mana semakin tinggi persentase hemoglobin yang terikat dalam bentuk COHb, semakin parah pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.

Gas CO yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses sebagai berikut:
(1) pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon.
(2) reaksi antara karbondioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi.
(3) pada suhu tinggi, CO2 terurai menjadi CO dan O2. Pembebasan CO ke atmosfer sebagai aktivitas manusia lebih nyata, misalnya dari transportasi, pembakaran minyak, gas arang atau kayu, proses-proses industri, industri besi, kertas, kayu, pembuangan limbah padat, kebakaran hutan, dan lain-lain (Daryanto, 1995: 36-37).


Menurut Suma’mur (19984) gejala-gejala utama keracunan CO ialah sesak nafas, warna merah yang terang dari selaput-selaput lendir, dan apabila hebat disertai tak sadarkan diri. Keracunan CO biasanya hanya akut, sedangkan yang disebut keracunan kronis yaitu akumulasi kerusakan-kerusakan oleh CO dengan kadar rendah yang dihirup secara terus-menerus, masih merupakan persengketaan. Pencegahannya dilakukan dengan memperhatikan kadar CO di udara, fentilasi ke luar untuk hawa pembakaran yang terjadi pada alat-alat pemanas, tungku-tungku, dapur-dapur dan lainnya.

Artikel Terkait

Mengenal Kompleksitas Senyawa Karbonmonoksida (CO) dan Efek Buruknya Bagi Kesehatan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email