A.
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Menurut
Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahayu model PBL
berfokus pada penyajian suatu permasalahan( nyata atau simulasi ) pada siswa.
Kemudian siswa diminta mencari pemecahan melalui serangkaian percobaan yang
berdasarkan teori dan konsep dari suatu bidang ilmu.
Pembelajaran berbasis masalah (PBM)
merupakan istilah yang diadopsi dari bahasa Inggris Problem Based Learning (PBL). Menurut Ratumanan, pengajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingkat tinggi sehingga membantu siswa untuk memproses informasi dan
menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Pada model pembelajaran berbasis
masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah
yang telah disepakati oleh siswa dan guru.
Dalam hal ini, pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata
yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama di antara siswa-siswa. Guru memandu siswa menguraikan rencana
pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan dan memberikan contoh mengenai
penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas
tersebut dapat diselesaikan. Selain itu,
guru juga harus mampu menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi
pada upaya penyelidikan oleh siswa (Trianto, 2009: 92).
1. Ciri-ciri
Khusus Pembelajaran Berbasis Masalah
Arends mengungkapkan bahwa pengembangan pengajaran
berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik.sebagai
berikut (Krajcik, 1999; Krajcik, Blumenfeld, Marx, &Soloway, 1994; Slavin,
Maden, Dolan, & Wasik, 1992; 1994; Cognition
& Technology Group at Vanderbilt, 1990): a) Pengajuan pertanyaan atau
masalah, b) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin, c) Penyelidikan autentik, Menghasilkan
produk dan memamerkannya, dan d) Kolaborasi.
Pannen,
Mustafa, dan Sekarwinahayu mengungkapkan lima asumsi
utama dalam PBL sebagai berikut:
(a). Permasalahan
sebagai pemandu. Dalam hal ini
permasalahan menjadi acuan yang harus menjadi perhatian siswa. Bacaan diberikan sejalan dengan permasalahan. Siswa ditugaskan untuk membaca dengan selalu
mengacu pada permasalahan. Permasalahan
menjadi kerangka pikir dalam mengerjakan tugas.
(b). Permasalahan
sebagai kesatuan. Permasalahan diberikan
kepada siswa setelah tugas-tugas dan penjelasan diberikan. Tujuannya memberikan kesempatan pada siswa
untuk menerapkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dalam pemecahan
masalah.
(c). Permasalahan
sebagai contoh. Permasalahan merupakan
salah satu contoh dan bagian dari bahan pelajaran siswa. Permasalahan digunakan untuk menggambarkan
teori, konsep, atau prinsip dan dibahas dalam diskusi kelompok.
(d). Permasalahan
sebagai sarana yang memfasilitasi terjadinya proses. Permasalahan menjadi alat untuk melatih siswa
dalam bernalar dan berfikir kritis.
(e). Permasalahan
sebagai stimulus dalam aktivitas belajar.
Fokusnya pada pengembangan keterampilan pemecahan masalah dari
kasus-kasus serupa. Keterampilan tidak
diajarkan oleh guru, tetapi ditemukan dan dikembangkan sendiri oleh siswa
melalui aktivitas pemecahan masalah.
Keterampilan yang dimaksudkan meliputi keterampilan fisik,
keterampilan data dan menganalisis data yang berkaitan dengan permasalahan.
Ciri-Ciri Umum Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.