Wednesday, 21 May 2014

Ciri-Ciri Umum Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

A.      Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Menurut  Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahayu model PBL berfokus pada penyajian suatu permasalahan( nyata atau simulasi ) pada siswa. Kemudian siswa diminta mencari pemecahan melalui serangkaian percobaan yang berdasarkan teori dan konsep dari suatu bidang ilmu.
Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan istilah yang diadopsi dari bahasa Inggris Problem Based Learning (PBL).  Menurut Ratumanan, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir ting­­­kat tinggi sehingga membantu siswa untuk memproses informasi dan menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Pada model pembelajaran berbasis masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru.  Dalam hal ini, pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama di antara siswa-siswa.  Guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan dan memberikan contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibu­tuh­­­kan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan.  Selain itu, guru juga harus mampu menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa (Trianto, 2009: 92).
1.      Ciri-ciri Khusus Pembelajaran Berbasis Masalah
Arends mengungkapkan bahwa pengem­bangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki ka­rakteristik.sebagai berikut (Krajcik, 1999; Krajcik, Blumenfeld, Marx, &Soloway, 1994; Slavin, Maden, Dolan, & Wasik, 1992; 1994; Cognition & Technology Group at Vanderbilt, 1990): a) Pengajuan pertanyaan atau masalah, b) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin, c) Penyelidikan autentik, Menghasilkan produk dan memamerkannya, dan d) Kolaborasi. 
Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahayu mengungkapkan lima asumsi utama dalam PBL sebagai berikut:
(a).       Permasalahan sebagai pemandu.  Dalam hal ini permasalahan menjadi acuan yang harus menjadi perhatian siswa.  Bacaan diberikan sejalan dengan permasa­lahan.  Siswa ditugaskan un­tuk membaca dengan selalu mengacu pada per­masalahan.  Permasalahan men­jadi kerangka pikir dalam mengerjakan tugas.
(b).      Permasalahan sebagai kesatuan.  Permasalahan diberikan kepada siswa setelah tugas-tugas dan penjelasan dibe­ri­kan.  Tujuannya memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan pe­nge­­tahuan yang sudah diperolehnya dalam pe­mecahan masalah.
(c).       Permasalahan sebagai contoh.  Permasalahan merupakan salah satu contoh dan bagian dari bahan pelajaran siswa.  Permasalahan digunakan untuk menggambarkan teori, konsep, atau prin­sip dan dibahas dalam diskusi kelompok.
(d).      Permasalahan sebagai sarana yang memfasilitasi terjadinya proses.  Permasalahan menjadi alat untuk melatih siswa dalam bernalar dan berfikir kritis.

(e).       Permasalahan sebagai stimulus dalam aktivitas belajar.  Fokusnya pada pengembangan keterampilan pemecahan masalah dari kasus-kasus serupa.  Ke­te­rampilan tidak diajarkan oleh guru, tetapi ditemukan dan di­kembangkan sen­diri oleh siswa melalui aktivitas pemecahan masalah.  Kete­rampilan yang di­maksudkan meliputi keterampilan fisik, keterampilan data dan menganalisis data yang berkaitan dengan permasalahan.

Artikel Terkait

Ciri-Ciri Umum Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email