Wednesday, 21 May 2014

Sintaks dan Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

 Berikut ini Sintaks/Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah:
Tahapan
Kegiatan Guru Di Kelas
Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan  dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Berikut ini penjelasan secara merinci langkah-langkah yang diperlukan untuk meng­implementasikan PBL dalam pembelajaran sebagai berikut:
Tahap 1. Mengorientasikan siswa pada masalah.
Dalam hal ini pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.  Tahapan ini sangat penting dalam penggunaan PBL, dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa dan guru sendiri.  Di samping proses yang akan berlangsung, pen­ting juga untuk menjelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembela­jaran.  Hal ini penting untuk memberikan motivasi agar siswa dapat engage dalam pembelajaran yang dilakukan. Sutrisno menekankan empat hal penting pada proses ini, yaitu: a) tujuan utama pengajaran ini tidak untuk mempelajarai sejumlah informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi mahasiswa yang mandiri; b) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar”, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan; c) selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya; dan d) selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyata-kan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.Dalam pembelajaran ini, tidak ada ide yang akan ditawarkan oleh guru atau teman sekelas.  Semua siswa diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
Tahap 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar.
Pemecahan suatu masalah yang membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota mendorong siswa untuk belajar berkolaborasi.  Oleh sebab itu, guru dapat me­mulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa di­mana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.   Prinsip-prinsip pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagai­nya.  Hal penting yang dilakukan guru adalah memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok se­lama pembelajaran.  Selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal.
Tahap 3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.
Pada fase ini guru membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.  Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan me­tode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika penyelidikan yang benar.
Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Hasil karya yang dimaksud lebih dari sekedar laporan tertulis, termasuk hal-hal seperti rekaman video yang memperlihatkan situasi yang bermasalah dan solusi yang diusulkan, model-model yang mencakup representasi fisik dari situasi masalah atau solusinya, dan program komputer serta presentasi multimedia.  Selain beberapa hal tersebut, dapat pula dilakukan dengan cara lain, newsletter misalnya, merupakan cara yang ditawarkan untuk memamerkan hasil-hasil karya siswa dan untuk menandai berakhirnya proyek-proyek berbasis masalah.
Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Fase terakhir PBL ini melibatkan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk mem­bantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri maupun keterampilan investigative dan keterampilan intelektual yang mereka gunakan.  Selama fase ini, guru meminta siswa untuk merekonstruksikan pikiran dan ke­giatan mereka selama berbagai fase pelajaran. Tantangan utama bagi guru dalam tahap ini adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.

Artikel Terkait

Sintaks dan Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email