Friday, 6 June 2014

EFEK SAMPING SABUN PADA KULIT MANUSIA


Menurut Wasitaatmadja (1997: 100-103) bahwa sabun digunakan untuk membersihkan kotoran pada kulit, baik kotoran yang larut dalam air maupun kotoran yang larut dalam lemak. Namun, penggunaan sabun juga dapat mengakibatkan efek samping bagi tubuh, berupa: 

   v  Daya Alkalinisasi Kulit
Daya Alkalinisasi sabun dianggap sebagai faktor terpenting dari efek samping sabun. Reaksi basa yang terjadi pada sabun konvensional melepaskan ion OH sehingga pH larutan sabun berada di antara 9 hingga 12. Hal ini diduga sebagai penyebab iritasi pada kulit. Alkalinisasi dapat menimbulkan kerusakan kulit bila kontak dengan kulit berlangsung lama, proses pembilasan yang kurang sempurna, serta daya absorpsi kulit terhadap sabun.

   v  Daya Pembengkakan dan Pengeringan Kulit
Kontak antara kulit dengan air (pH 7) dalam waktu lama akan menyebabkan lapisan tanduk membengkak akibat kenaikan permeabilitas kulit terhadap air. Cairan yang mengandung sabun dengan pH alkalis akan mempercepat proses pembengkakan dan menyebabkan kerusakan kulit. Kerusakan tersebut akan menambah kekeringan kulit akibat kegagalan sel kulit mengikat air. Hal ini diikuti dengan proses pelepasan ikatan antar sel tanduk kulit sehingga kulit tampak kasar dan tidak elastis.

   v  Daya Denaturasi Protein dan Ionisasi
Reaksi kimia sabun dapat mengendapkan ion Kalsium (K) dan Magnesium (Mg) di lapisan atas kulit. Pada kulit yang kehilangan lapisan atas tanduk, pengendapan K+ dan Mg++ akan mengakibatkan reaksi alergi yang disebabkan oleh tertutupnya folikel rambut dan kelenjar sehingga menimbulkan infeksi kuman. Pada deterjen, adanya gugus SH menyebabkan denaturasi keratin yang diawali oleh lepasnya gugus tersebut dari sistin dan sistein. Sehingga gugus SH bebas tersebut memicu terjadinya iritasi kulit.

   v  Daya Antimikrobial
Adanya daya antimikroba menyebabkan kekeringan pada kulit, dan oksidasi sel-sel keratin. Efek samping lain yang dapat disebabkan oleh deterjen dan sabun antara lain dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergik, atau kombinasi keduanya. Pada dasarnya, sabun bukanlah bahan sensitizer, tetapi berbagai bahan aditif, misalnya parfum, lanolin, dan antibakterial, dapat menyebabkan timbulnya efek samping. Hakim (1986: 465) menyatakan bahwa sejumlah sabun, terutama yang berkadar fosfor tinggi, mengotori air drainase. Suatu akumulasi fosfor (dan unsur lain yang penting bagi pertumbuhan tanaman) di air dikenal sebagai uetrophication. Hal tersebut dapat menimbulkan kelebihan pertumbuhan ganggang atau lumut air (bunga ganggang) karena cadangan oksigen akan habis dan ikan akan mati, sejumlah negara mengatur jumlah dan macam bahan kimia campuran yang diizinkan dalam pembuatan sabun. 

Artikel Terkait

EFEK SAMPING SABUN PADA KULIT MANUSIA
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email