Friday 6 June 2014

Komposisi Bahan di Dalam Sabun Padat Maupun Sabun Cair

KOMPOSISI SABUN
Achmad (2009) mengemukakan bahwa sabun adalah senyawa garam dari asam lemak tinggi, seperti natrium stearat, C17H35COO-Na+. Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air. Selajan dengan hal tersebut, Wasitaatmadja (1997: 98-100) berpendapat bahwa sabun konvensional yang dibuat dari lemak dan minyak alami dengan garam alkali serta sabun deterjen saat ini yanng dibuat dari bahan sintetik, biasanya mengandung surfaktan, pelumas, antioksidan, deodoran, pewarna, parfum, pengontrol pH, dan bahan tambahan khusus.
§  A.   Surfaktan
Surfaktan adalah bahan terpenting dari sabun. Lemak dan minyak yang dipakai dalam sabun berasal dari minyak kelapa (asam lemak C12), minyak zaitun (asam lemak C16-C18), atau lemak babi. Penggunaan bahan yang berbeda akan menghasilkan sabun yang berbeda secara fisik dan kimia. Ada sabun yang cepat berbusa namu airnya terasa kasar, namun ada pula sabun yang lambat berbusa tetapi terasa lengket.
§  B.   Pelumas
Untuk menghindari rasa kering pada kulit diperlukan bahan yang tidak hanya mampu meminyaki kulit, tetapi juga berfungsi untuk membentuk sabun yang lunak dan menstabilkan busa, misalnya asam lemak bebas, fatty alcohol, gliserol, lanolin, parafin lunak, cocoa butter, dan minyak almond.
§                   C.  Antioksidan
Bahan ini diperlukan untuk menghindari kerusakan lemak dalam sabun yang dapat menimbulkan bau tengik. Salah satu bahan yang dapat menghambat proses tersebut adalah stearil hidrazid.
§                     D. Deodoran
Salah satu deodoran yang umumnya digunakan dalam sabun adalah TCC (Trichloro carbanilide) yang penggunaannya mulai dibatasi akibat adanya kekhawatiran efek samping dari zat tersebut.
§                    E. Pewarna
Pewarna dalam sabun diperbolehkan selama  memenuhi peraturan yang ada (0,01-0,5%). Salah satu zat pewarna dalam sabun adalah titanium dioksida yang memberikan efek berkilau pada sabun.
§                    F.  Parfum
Bahan ini digunakan sebagai pewangi dalam sabun. Dalam campurannya, parfum yang digunakan dalam sabun harus berada pada batas pH tertentu.
§                    G. Pengontrol pH
Sabun dapat dibuat dengan pH rendah atau sesuai dengan pH kulit denganmenambahkan asam lemak yang bersifat lemah seperti asam sitrat.

§                    H. Bahan Tambahan Khusus
Berbagai bahan tambahan yang ditemukan pada sabun diantaranya:
ù  Sukrosa dan gliserin untuk membuat sabun menjadi lebih transparan
ù  Fenol dan kresol sebagai antiseptik
ù  Bahan noniritatif pada sabun bayi

Anonim (2012) menambahkan bahwa bahan tambahan (Additives) dalam deterjen untuk membuat produk lebih menarik, diantaranya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan sebagainya yang tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim, borax, sodium chlorida, dan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) yang dipakai agar kotoran yang telah dibawa oleh deterjent ke dalam larutan tidak kembali ke bahan cucian pada waktu mencuci (anti redeposisi).

Artikel Terkait

Komposisi Bahan di Dalam Sabun Padat Maupun Sabun Cair
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email