Bentuk
dan Penempatan Sklereid:
Dalam
tubuh tumbuhan, sklereid terbentuk di berbagai tempat yang berbeda. Pada banyak
tumbuhan sklereid terbentuk sebagai kumpulan sel yang padat dibagian dalam
jaringan parenkim yang lunak. Organ-organ tertentu, seperti misalnya kulit
kenariserta banyak biji batu dan selaput biji lainnya, seluruhnya dibentuk dari
sklereid. Pada banyak tumbuhan sklereid kelihatan sebagai idioblas, yakni
sebagai sel-sel yang dengan mudah bibedakan dari sel-sel jaringan sekitar
karena ukuran, bentuk, dan ketebalan dindingnya.
Pada
beberapa tumbuhan, misalnya magnoliaceae, sklereid dijumpai dalam hamper
seluruh organ dalam korteks dan empulur batang, daun, stipula, perhiasan
bunga,reseptakel, buah dan jarang dalam akar (Tucker,1977).
Diantara
tipe-tipe sklereid idioblas terdapat juga suatu tipe sel yang mirip trakeid,
yakni idioblas trakeoid (Rao & Das, 1979b). Sementara itu, Tschirch
(1889) mengusulkan pembagian sklereid ke dalam empat tipe: (1) brakisklereid
atau sel batu, yang bentuknya lebih kurang isodiametrik; sklereid semacam itu
biasanya dijumpai dalam floem, korteks dan kulit batang serta dalam daging buah
dari buah tertentu; (2) Makrosklereid, sklereid bentuk tongkat; sklereid seperti
itu sering kali membnetuk suatu lapisan kontinyu dalam testa biji Leguminosae;
(3) osteosklereid, sklereid bentuk kumparan atau tulang ujungnya membesar,
bercuping, dan kadang-kadang bahkan agak bercabang; sklereid seperti itu
terutama dijumpai dalam kulit biji dan kadang-kadang juga dalam daun kotiledon
tertentu; (4) osterosklereid, yang mempunyai percabangan berbentuk bintang,
sklereid seperti itu terutama dijumpai dalam daun; (5) trikosklereid, telah
diusulkan oleh Bloch (1946). Sklereid ini sangant memanjang, agak seperti
rambut, dan biasanya berupa sklereid dengan satu percabangan yang teratur.
Istilah-istilah tambahan untuk tipt-tipe sklereid seperti misalnya
filiform,fibriform,kolumnar,dan polimorfik, yang terdapat dalam daun, digunakan
oleh banyak pengarang ( misalnya Rao & Chin, 1966).
Ontogeni
sklereid:
Brakisklereid
yang khas berkembang dari sel-sel parenkim melalui penebalan sekunder dinding
selnya. Dinding sekunder ini sangat tebal, dan lapisan-lapisan konsentris yang
sangat banyak serta noktah yang bercabang biasanya dapat dibedakan di dalamnya.
Selama proses penebalan dinding,
permukaan sebelah dalam dinding itu
menyusut dan noktah yang mulai berkembang disisi luar dinding sekunder tadi terkumpul. Pertimbangan secara fisiologik
untuk terjadinya sklerifikasi sel-sel parenkim tidaklah diketahui, tetapi Bloch
(1944) melihat adanya suatu kenyataan bahwa sel-sel batu seringkali muncul
dekat jaringan-jaringan luka sehingga diduga bahwa mereka berkembang sebagai
reaksi terhadap beberapa gangguan fisiologik. Dalam kulit pohon perubahan
sel-sel parenkim menjadi sklereid, dalam hal ini diduga penyebabnya adalah usia
jaringannya.
Penelitian
yang baru-baru ini dilakukan menyingkapkan bahwa walaupun dalam meristem luka
dari daun yang terluka ada sel-sel tertentu berkembang menjadi sklereid,
jaringan luka mempunyai pengaruh pencegah terhadap diferensiasi sklereid dalam
lamina daun yang sedang berkembang yang biasanya membentuk sklereid (Rao, 1969;
Rao & Vaz, 1970).
Sklereid
biasanya diterangkan sebagai sel-sel mati sewaktu dewasa, tetapi telah
diketahui bahwa protoplas dapat tetap aktif sepanjang hidup organ yang
mengandung sklereid tersebut. Dalam daun yang tidak gugur dan dalam
batang-batang tertentu sklereid kadang-kadang dapat hidup selama 4-5 tahun
(Puchinger, 1923).
Struktur
dinding serat telah diselidiki sepenuhnya dan perhatian khusus pada struktur
dinding serat yang mempunyai arti ekonomi. Perhatian juga diberikan terhadap
perkembagan ontogenetic dan filogenetik serat. Pertumbuhan sel, khususnya
pertumbuhan intrusive, dapat dipelajari dengan baik selama perkembangan serat.
Mengenal Sklereid: Bentuk, Ontogeni dan Penempatan Sklereid Pada Jaringan Tumbuhan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.