Protoplas
Serat:
Selama
perkembangan serat floem primer pada tumbuhan Nicotiana dan Linum, Esau
(1938,1943) mengamati bahwa protoplasnya berinti banyak. Protoplas pada saat berkembangnya
serat sekunder biasanya berinti tunggal. Serat libriform dan trakeid serat yang
dewasa biasanya dianggapsebagai struktur penunjang yang telah mati. Pada serat
yang telah dewasa, adanya protoplas hidup dan intinya hanya dikenal pada serat
floem (Kallen,1882) dan pada serat
septet (Spackman & Swamy, 1949).
Baru-baru
ini protoplas hidup dan inti telah diketahui keberadaannya di serat libriform
pada berbagai spesies tumbuhan, dan bahkan dalam trakeid serat.
Evolusi
Serat Xiler:
Dari
segi evolusi telah diterima anggapan bahwa serat berkembang dari trakeid.
Asumsi tersebut didukung oleh fakta adanya berbagai bentuk transisi dari kedua tipe unsure yang
ditemukan pada beberapa angiosperma. Dari bentuk-bentuk transisi yang telah
diketahui ternyata perubahan-perubahan
berikut ini terjadi selama perjalanan evolusi serat dari trakeid. Dinding
menjadi tebal, jumlah noktah dan ukuran ruang noktah berkurang, akhirnya menuju
hilangnya noktah terlindung, dan sel-selnya menjadi pendek. Pendekatan serat
yang diduga ini menunjukkan adanya pemendekan inisial serat pada cambium dan
bukan pada serat-serat dewasa. Pada jaringan dewasa suatu tumbuhan, serat
libriform biasanya lebih panjang daripada trakeid, dan pertambahan panjang ini
sekunder dan merupakan akibat pertambahan tumbuh dari ujung-ujung serat.
Protoplas Serat dan Evolusi Serat Xiler Pada Tumbuhan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.