Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun :
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah. Pada
permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi dari sel - sel
epidermis, yaitu berupa sel penutup pada stomata. Stomata/ mulut daun merupakan
lubang kecil atau pori yang diapit oleh dua sel penjaga. Dengan cara mengubah
bentuknya, sel penutup dapat mengatur pelebaran (stomata terbuka) dan
penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka terjadi pertukaran
gas, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.
Epidermis pada daun
umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain ada yang beberapa
lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus
dan Piper sebagai hasil pembelahan
periklinal (pembelahan sejajar dengan permukaan) protoderm. Dinding selnya
mengalami penebalan tidak merata, dinding sel yang menghadap keluar umumnya
lebih tebal, terdiri dari lignin tapi umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin
ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tebal tipisnya tergantung pada
habitat, tumbuhan xerofit umumnya tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain
kutin masih terdapat lapisan lilin di atasnya. Lapisan lilil kutikula epidermis
dapat mencegah atau meminimalisasi hilangnya air dari tumbuhan. Sel - sel
epidermis tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi pada
tumbuhan tenggelam dalam air epidermisnya mengandung kloroplas.
Jaringan Epidermis pada Batang:
1.
Batang Dikotil
Terdiri atas selapis sel yang tersusun
rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Epidermis pada batang dikotil mempunyai
kutikula serta dinding sel berkutin, yang terdapat pada bagian paling luar.
Padanya terdapat stomata dan berbagai trikomata. Fungsi epidermis untuk melindungi
jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh
lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan
berguna untuk memperbesar daya perlindungan batang dan mengurangi penguapan
air. Gambar jaringan epidermis pada
tanaman dikotil :
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis
terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak
jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe
kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan
kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak
dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal
sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas
seberang (Agave sp). Epidermis pada batang umumnya juga terdapat stomata dan
trikomata.
Jaringan epidermis pada akar:
Epidermis
dan bulu akar. Epidermis terdiri dari sel-sel yang rapat tanpa ruang antar sel,
berdinding tipis, memanjang sejajar sumbu akar, pada penampang melintang
berbentuk membulat. Dinding sel disusun oleh selulosa dan pectin yang menyerap
air. Bila epidermis terkelupas waktu akar menua, dinding selnya akan mengalami
penebalan dengan kutin dan suberin. Penyerapan terjadi pada bagian ujung akar.
Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan, yaitu rambut akar atau
bulu akar. Sel-sel yang membentuk bulu akar terletak di belakang daerah
pembentangan, meliputi sepanjang daerah satu sampai beberapa centimeter.
Bulu
akar sangat berguna dalam proses penyerapanair dan mineral-mineral dari dalam
tanah. Air dan mineral akan masukke dalam tumbuhan melewati sel epidermis. Oleh
karena itu, susunan sel-sel epidermis akar biasanya tidak serapat pada sel-sel
epidermis daun. Selain itu, rambut akar juga dapat membantu tumbuhan menancap/
menempel dengan kokoh.
Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun, Batang, dan Akar Tumbuhan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.