Monday 30 March 2015

Menanam Pohon, Antisipasi Pemanasan Global (Global Warming)

Perubahan suhu, cuaca dan iklim yang ekstrem akhir-akhir ini tidak terlepas dari adanya proses pemanasan global (global warming) yang sudah mendunia. Banyak sekali efek buruk lain yang diakibatkan oleh pemanasan global ini seperti banyaknya kehidupan tumbuhan dan hewan-hewan muda yang terus mati dan punah; sinar ulatraviolet (UV) yang mudah menembus bumi akibat lapisan ozon yang semakin menipis dan berlubang banyak sehingga kulit manusia mudah mengalami iritasi dan kanker kulit; banyaknya telur-telur burung yang sukar atau sama sekali tidak menetas; serta menimbulkan efek hujan asam maupun efek rumah kaca yang berasal dari udara akibat senyawa beracun NOx, sulfur oksida, gas-gas karbonmonoksida (CO) dari asap industri dan kendaraan yang tidak terkendali dengan baik sehingga akan mendegradasi lingkungan menjadi tidak ramah.

Kejadian-kejadian semacam di atas penting menjadi perhatian bersama, sebab jika melihat jumlah kasus dan efek yang ditimbulkan tentu sangat merugikan manusia serta kelestarian lingkungan hidup di masa yang akan datang. Para ahli dan perintis lingkungan hidup termasuk WALHI, WWF, komunitas masyarakat pencinta lingkungan, korporasi, badan pemerintah serta stake holder terkait lainnya sudah menaruh perhatian serius untuk menangani permasalahan lingkungan termasuk pemanasan global serta langkah apa yang penting dilakukan. Mereka sepakat bahwa untuk mengantisipasi pemanasan global (global warming) dapat ditempuh melalui salah satu cara yaitu dengan menanam pohon. Meskipun ada cara lain yang juga efektif seperti menghemat air bersih, menghemat bahan bakar minyak, penghematan penggunan kertas (sebaiknya kertas di daur ulang), menghemat penggunaan listrik, penanganan limbah dan asap industri, serta mengurangi penggunaan Air Conditioner (AC) secara berlebih di perkantoran dan instansi pemerintahan.

Sepertinya kita sudah sering menyaksikan dengan kedua mata kita akan kondisi lahan di sekitar tempat tinggal kita. Adakalanya kita menyaksikan lahan kritis, minimnya jumlah pepohonan yang tumbuh di lahan tersebut, sehingga melalui pengamatan tersebut kita dilatih oleh lingkungan untuk bersadar diri dan berpikir kritis untuk mencari terobosan terampuhnya. Menanam pohon merupakan langkah bijaksana untuk menghidupkan lahan kritis dan terdegradasi. Biasanya penanaman pohon dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah melalui program reboisasi dan penanaman sejuta pohon. Reboisasi bertujuan untuk menghijaukan lahan dengan berbagai variasi tanaman yang ada di lahan tersebut serta membudayakan sistem pengelolaan hutan tebang pilih dan tebang tanam. Langkah-langkah reboisasi dan penanaman kembali hutan/lahan yang kritis merupakan upaya nyata masyarakat yang sudah semestinya menjadi budaya cinta lingkungan untuk membuat suhu bumi, iklim dan cuaca menjadi lebih ramah. Maka dari itu, gerakan menanam pohon harus mulai disosialisasikan kepada masyarakat sekitar. Termasuk sosialisasi di lingkungan pendidikan dan perguruan tinggi yang sekaligus mengedukasi para peserta didik untuk dapat lebih peduli terhadap lingkungan. Sebagai guru/dosen, dapat mengajak mahasiswa dan pelajarnya untuk menanam pohon di sekitar lingkungan sekolah/kampus sesuai dengan porsi dan pengaturan yang tepat dan terencana. Kegiatan menanam pohon juga berlaku bagi daerah perkantoran, daerah industri serta daerah perkotaan yang rentan terjadinya lahan kritis, sehingga penanaman pohon di daerah-daerah tersebut penting dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan daerah serapan air dan pohon digunakan sebagai indikator untuk mencegah berbagai pencemaran tanah, pencemaran air, serta pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap-asap kendaraan. (Ditulis Oleh: Wahid Priyono, S.Pd. – Alumni Pendidikan Biologi Universitas Lampung).



Artikel Terkait

Menanam Pohon, Antisipasi Pemanasan Global (Global Warming)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email