Monday 6 April 2015

Macam Serta Penggolongan Vitamin B Kompleks (B1-B12)


Vitamin B sama halnya dengan vitamin C yaitu dapat larut dalam air. Vitamin ini dibedakan lagi dalam beberapa golongan, diantaranya sebagai berikut:

      1.      Vitamin B1 (Tiamin/Anti Beri-Beri/Aneurin)
Sumber vitamin B1 ini  banyak terdapat pada beberapa jenis buah-buahan, sayur-sayuran, serta sedikit pada protein nabati dan hewani semisal pada hati, ginjal, otak, susu, kuning telur, kulit ari padi dan gandum, wortel, serta ragi/pada tempe dan tape. Fungsi vitamin B1 untuk membantu dalam metabolisme karbohidrat, mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh, serta mempengaruhi penyerapan zat lemak dalam tubuh,membuat rambut agar tidak cepat beruban, pencegah beri-beri, dan lain-lain. Sedangkan apabila tubuh kekurangan dari vitamin ini akan terjadi defisiensi seperti penyakit beri-beri, neuritis, serta gangguan pada beberapa sistim transportasi cairan tubuh. Kebutuhan normal vitamin ini 1-2 mg per hari.

      2.      Vitamin B2 (Riboflavin/Laktoflavin)
Vitamin ini dalam tubuh digunakan untuk membantu pemindahan sumber rangsang sinar cahaya ke syaraf mata, sebagai bagian dari enzim yang berguna dalam proses oksidasi di dalam sel-sel tubuh/jaringan, serta berguna dalam pernafasan sel.  Dan sumber dari vitamin ini banyak terdapat pada makanan beragi, telur unggas, hati, ginjal, jantung, dan otak, serta sayur kacang panjang, dan sedikit pada kubis. Kekurangan vitamin ini pada tubuh juga dapat mengganggu pada penglihatan (rabun), menyebabkan katarak dan keratitis pada mata, skeilosis/luka pada sudut bibir, serta gangguan pada proses pertumbuhan. Kebutuhan normal penggunaan vitamin ini dalam sehari adalah 1,6 mg/hari.

      3.      Vitamin B3 ( Asam Nikotin/Niasin)
Vitamin ini dalam tubuh digunakan dalam proses pertumbuhan dan perbanyakan sel, penting dalam perombakkan karbohidrat, protein, dan lemak, serta mencegah dari penyakit pelagra spesifik seperti sakit pada tenggorokan, lidah, dan mulut, yang ditandai dengan gejala 3 D:
·         Dermatitis, kulit kemerahan, lalu mengelupas dan pecah-pecah, eksema yang simetris pada bagian kiri dan kanan tubuh yaitu dijumpai pada bagian tubuh yang tidak tertutupi seperti tangan, lengan, siku, kaki, serta leher. Serta mencegah anemia/kurang darah;
·      Diare, buang air yang terus-menerus dan biasanya terjadi pendarahan di gusi dan usus. Biasanya efek ini/diare juga terjadi akibat kekurangan mineral seperti kurang idealnya kerja mineral natrium dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (terjadi imbalance); serta
·       Demensia, atau biasanya terjadi depresi/stress mental, yang ditandai dengan pelupa, cepat letih saat bekerja, dan sering melamun.

Sumber dari vitamin ini banyak terdapat pada hati hewan ternak, minyak ikan, susu, kubis/bunga kol, tomat, ragi, kedelai, kacang hijau, bayam, rebung, dll. Untuk kebutuhan normal konsumsi vitamin ini perhari yaitu 100 mg/hari.
 
      4.      Vitamin B6 (Piridoksin/Adermin)
Vitamin B6 sangat berguna sekali dalam pembuatan sel-sel darah, serta membantu dalam kontraksi otot, serta pertumbuhan dan pekerjaan urat syaraf. Kekurangan vitamin ini dapat menimbulkan gejala pelagra, anemia akut, dan obstipasi (gejala sukar buang air besar), gejala kulit rusak, syaraf motorik terganggu, dan kelainan pada darah. Vitamin ini banyak terdapat pada hati, ikan laut/tawar, daging, dan semua jenis sayur-sayuran hijau terutama pada bayam yang kaya akan zat mineral Fe/zat besi dan kalium (K).

      5.      Asam Pentatonat
Berfungsi sebagai bahan pelengkap koenzim A, senyawa yang berperan dalam proses oksidasi ketika proses pencernaan makanan berlangsung di lambung. Dan apabila tubuh kekurangan asam pentatonat maka akan mengganggu sistim saluran pencernaan lainnya, dermatitis, dan interitis/luka pada dinding usus. Kekurang vitamin ini biasanya disebabkan karena kurang baiknya penyerapan dan kekurangan makanan yang dikonsumsi, seperti daging, madu, buah-buahan/sayuran-sayuran hijau.

      6.      Para Amino Dan Asam Benzoat
Digunakan oleh tubuh dalam rangka mencegah timbulnya uban, sumber terdapat pada hati dan makanan yang beragi.

      7.      Kolin
Berfungsi sebagai pencegah penimbunan lemak di sekeliling organ hati, serta mencegah gangguan pada kulit dan nefron ginjal. Sumber terdapat pada hati dan beras.

      8.      Vitamin H Atau Biotin
Sumbernya terdapat pada ragi, kentang, jamur tiram, hati, ginjal, sayuran dan buah-buahan segar. Kekurangan vitamin ini dapat menimbulkan gangguan pada kulit serta memicu timbulnya pelagra pada kulit.

      9.      Vitamin B11 (Asam Folin Atau Asam Folium)
Berfungsi dalam pertumbuhan sel-sel eritrosit, mencegah antipernisiosa, anemia akut. Sumber banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan segar, serta pada hati dan ginjal ternak.

      10.  Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Vitamin B12 ini juga dikenal sebagai anti pernisiosa. Berfungsi sebagai koenzim yang penting dalam metabolisme asam amino, juga berperan dalam merangsang pembentukan sel-sel darah merah/eritrosit. Kekurangan vitamin ini biasanya dapat menimbulkan anemia, pendarahan yang sulit membeku, pusing, dan mudah lelah saat beraktivitas. Sumber vitamin ini terdapat pada hati, minuman teh, gandum/bulir biji-bijian padi dan sejenisnya, serta terdapat pada buah-buahan, terutama misalnya pisang, apel, dan mentimun.

      11.  Asam Folat
Folasin adalah istilah umum untuk menerangkan senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas biologis asam folat; sedangkan gugus senyawa gugus senyawa yang memiliki struktur kimia spesifik disebut folat. Folat alamiah yang mengandung residu asam glutamat ekstra disebut poliglutamat. Poliglutamat ini merupakan bentuk fisiologis aktif dari koenzim folat. Absorpsi folasin alamiah dari saluran pencernaan dapat terjadi bila poliglutaamat dihidrolisis menjadi bentuk monoglutamat oleh suatu enzim yang disebut ”konjugase”. Hampir seluruh bentuk folat peka terhadap oksidasi dan harus dilindungi oleh senyawa pereduksi.

Ketersediaan biologis folasin dalam makanan bervariasi dari 25 sampai 95 persen. Bila folasin ditambahkan dalam bahan makanan, hanya 50 persen yang diabsorpsi. Penilaian terhadap status gizi folat dilaksanakan dengan mengukur kadar folat dalam plasma dan sel-sel darah merah. Hal ini dilakukan secara tradisional dengan pengukuran folasin secara mikrobiologis. Akhir-akhir ini cara radiossay pengikatan-kompetitif telah berkembang dan dapat menentukan kadar folat lebih cepat dan dewasa 100 µg serta untuk ibu-ibu menyusui dan ibu-ibu hamil. Jumlah folasin yang tersedia dari hati sapi yang dimasak sebanyak 50 persen, bayam 63 persen, kubis 47 persen, kecambah gandum 10 persen, dan pisang 82 persen. Folasin dibutuhkan untuk mencegah agar bayi yang ada dalam kandungan seorang ibu hamil menjadi sehat.

Sumber referensi pendukung:

  • Achadi, E. L. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Depok: Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
  • Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia   Pustaka Utama.
  • Belsey, M.A, dkk. 1994. Pemaduan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dengan Pemeliharaan Kesehatan Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.
  • J, Sutrisno S. 1995. Masyarakat Yang Sehat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  • Karyadi, Darwin dan Muhilal. 1990. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  • Khumaidi. M. 1994. Gizi Masyarakat. Bogor: PT. BPK Gunung Mulia.
  • Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta : PT Rajagrafindo.
  • Pearce, Evelyn. 1990. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  • Sajogyo,dkk. 1994. Gizi Baik yang Merata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  • Sediaoetama, A.D. 2008. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
  • Suhardjo dan Kusharto, C.M. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius. 


Artikel Terkait

Macam Serta Penggolongan Vitamin B Kompleks (B1-B12)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email