Penelitian
menunjukkan bahwa timbal yang terserap oleh anak, walaupun dalam jumlah kecil, dapat
menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan
kemampuan akademik (prestasi belajar). Anak perkotaan
di negara berkembang memiliki risiko yang tinggi dalam keracunan timbal (Pb).
Menurut US Centre For Disease Control and
Prevention, diperkirakan pada 1994,sebanyak
100% darah dari anak berumur dibawah dua tahun mengandung timbal yangmelampaui
ambang batas 10mg/dl dan 80% darah dari anak 3-5 tahun melebihi ambang batas
tersebut. Anak yang tinggal atau bermain di jalan raya sering menghirup timbal
dariasap kendaraan yang menggunakan bahan bakar bertimbal ( Ahmad, 2011).
Studi
toksisitas timbal menunjukkan bahwa timbal dalam darah sebanyak 100mikrogram/L
dianggap sebagai tingkat aktif (level action) berdampak pada gangguan perkembangan
dan penyimpangan prilaku. Sedangkan kandungan timbale 450mikrogram/l
membutuhkan perawatan segera dalam waktu 48 jam.
Lalu, kandungan timbal lebih dari 700 mikrogram/l menyebabkan kondisi
gawat secara medis (medicalemergency). Untuk kandungan timbal diatas 1200 mikrogram/l
bersifat sangat toksik dandapat menimbulkan
kematian pada anak. Kadar timbal 68 mikrogram/l dapatmenyebabkan anak
makin agresif, kurang konsentrasi,bahkan menyebabkan kanker, ( Ahmad, 2011).
Hal ini diduga
meningkatkan kasus infeksi saluran pernafasan atas(ISPA) anak-anak. Timbal yang terserap oleh
anak, walaupun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkangangguan awal pada
pertumbuhan fisik dan mental yang kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan
kemampuan akademik. Sistem syaraf dan pencernaan anak masih dalam tahap perkembangan, sehingga lebih rentan terhadap
timbale yang terserap.
Pada kadar rendah, keracunan timbale pada anak dapat
menyebabkan penurunan IQ dan pemusatan perhatian, kesulitan membaca dan
menulis, hiperaktif dan gangguan prilaku, gangguan pertumbuhan dan
fungsi pengelihatan dan pergerakan,serta gangguan pendengaran ( Pabir, 2008).
Pada kadar
tinggi, keracunan timbal pada anak dapat menyebabkan : anemia,kerusakan otak, liver, ginjal,
syaraf pencernaan, koma, kejang-kejang atau epilepsi, serta dapat
menyeababkan kematian. Anak dapat menyerap hingga 50 persen timbal yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan dewasa hanya menyerap
10-15 persen. Anak dapat menyerap tiga
kali dosis lebih besar dibandingkan orang dewasa karena memiliki perbandingan permukaan
penyerapan dan volume yang lebih besar. Penduduk
di Negara-negara berkembang, terutama anak-anak,terancam paparantimbal
yang sangat besar disebabkan oleh:
1. Belum ada peraturan tentang emisi
industri dan penggunaan bahan bakar yangmengandung timbal.
2. Lemahnya
pelaksanaan peraturan lingkungan dan keselamatan kerja.
3. Banyaknya
industry rumah tangga pelapisan dan pengolahan logam.
4. Penerapan
budaya tertentu seperti penggunaan alat
masuk dai keramik mengandung timbal dan penggunaan
timbal untuk bahan
kosmetik ( Pabir, 2008)
Dampak Buruk Pencemaran Logam Berat Pb (Timbal) Bagi Kesehatan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.