Sejarah Pengobatan Purba
di Dunia
Manusia dan kera dipercaya adalah berasal dari satu keturunan
(teori Darwin). Namun mereka telah terpisah secara evolusi sejak 5-10 juta
tahun yang lalu. Saat itu manusia megalitikum, neolitikum lalu orang nomaden
berkelana untuk mencari makanan dan tempat untuk berlindung.
Dalam rangka mencari makanan inilah mereka perlu pertahanan diri
terhadap lingkungannya dan kemampuan bereproduksi. Manusia primitif sering
terancam oleh kekurangan gizi, bahkan kelaparan. Mereka juga terancam hidupnya
oleh pemangsa, baik dari golongan hewan maupun golongan manusia kanibal.
Setelah mereka mengenal api dan cara menggunakannya, mereka lalu
bisa dibilang terpisah peradabannya dari binatang. Dengan api meraka terlindung
dari hawa dingin dan membuat makanan lebih lezat. Catatan mengenai cara hidup
mereka masih dapat kita jumpai di dinding-dinding gua gua. Dari lukisan dinding
inilah kita dapat mengetahui cara nenek moyang kita mengobati sesamanya.
Mungkin secara tidak sengaja mereka telah menemukan akar, kulit kayu, daun dan
buah-buahan yang mempunyai khasiat tertentu.
Sepuluh
ribu tahun yang lalu, bangsa nomaden mulai menginggalkan kebiasaan mereka hidup
berpindah-pindah dan menempati suatu tempat di dataran tinggi. Mereka lalu
membentuk semacam komunitas petani . Kemajuan ini sangat berarti dalam sejarah
peradaban umat manusia. Mereka mulai menanam pohon, memelihara hewan ternak,
dan mendirikan bangunan tempat tinggal. Meski masih primitif, namun mutu
kehidupan sosial mereka mulai membaik. Saat itu mereka mulai hidup berkelompok.
Untuk menata tata kehidupan kelompok, maka dibuatlah peraturan/ adat istiadat.
Orang yang kuat dipilih untuk menjadi pimpinan kelompok.
Pemimpin yang berambisi meningkatkan pengaruh mereka dengan menyelubungi kepribadian dan keputusan mereka dengan penuh misteri, sehingga mereka disegani dan bahkan dipuja oleh rakyatnya. Itulah yang menyebabkan konsep manusia super, dengan Tuhan sebagai kekuatan dibalik fenomena alam seperti kelahiran, ikatan keluarga, kilat, dan petir. Tuhan diwakilkan secara ritual oleh para pendeta, dengan tumbal yang dipersiapkan oleh masyarakat, mereka melakukan upacara ritual pada saat-saat tertentu untuk mempertinggi kekuatan pemimpin mereka dan selanjutnya agar terhindar dari bencana.Kekuasaan Sebagian kekuasaan biasa ada pada orang yang mampu menyembuhkan penyakit di kelompoknya. Jadi dukun juga mempunyai wewenang dan kedudukan yang tinggi di masa lalu. Terkadang kekuasaan juga dipegang oleh wanita yang berpengaruh, yaitu wanita yang berprofesi sebagai pendeta, perawat dan bidan. Namun sebagian besar kekuatan, yang dipaksakan oleh takhyul, biasa dipegang oleh lelaki yang berprofesi sebagai pendeta, dukun, hakim dan kepala suku. Obat-obatan dulu sebagian besar berasal dari bahan yang diambil dari tanaman, semak, dan buah-buahan. Tak jarang pula mereka menggunakan bagian tubuh hewan dan bahkan jantung manusia sebagai bahan obat mereka.
Nenek
moyang kita dahulu selalu beranggapan bahwa penyakit yang mereka derita
diakibatkan oleh kutukan dewa karena tidak mematuhi aturan yang ditetapkan.
Pikiran mereka selalu dipenuhi oleh takhyul dan sugesti. Dasar penyembuhan bagi
mereka adalah petunjuk dewa yang memberikan mereka penyakit. Tentu saja hal ini
sangat sulit. Dengan metode trial and error akhirnya lambat laun mereka belajar
tentang ilmu pengobatan. Bahkan setelah mereka menemukan tanaman yang
berkhasiat untuk pengobatan penyakit tertentu, mereka terus mencoba tanaman
tersebut untuk mengobati penyakit lainnya, baik penyakit itu mempunyai gejala
yang sama atau gejala yang samar-samar terlihat sama. Terkadang sangat sulit
untuk mengidentifikasi suatu penyakit walaupun dunia pengobatan modern yang
kita miliki sekarang punya banyak metoda identifikasi seperti sinar X,
ultrasound, magnet nuklir, visualisasi resonansi, test darah, dll.
Bisa
kita bayangkan sulitnya jadi dokter masa lalu. Mereka hanya diberikan data
gejala yang terlalu umum seperti pusing, luka, dll. Dengan keadaan yang serba
sulit tersebut tanpa pengetahuan tentang anatomi manusia dan patologi mereka
mencobat obat-obatan dari tanaman dengan harapan bahwa obat tersebut dapat
membantu. Seringkali pengobatan ini disertai dengan ritual pemujaan supaya dewa
membantu penyembuhan si pasien.
Ada lagi sebuah metode pengobatan yang aneh. Pada masa Romawi seorang dukun (peramal sekaligus penyembuh) mendiagnosa penyakit dan meramal masa depan dengan media ayam. Mereka melihat isi perut ayam yang baru disembelih lalu menemukan penyakit si pasien dan meramal masa depan si pasien. Dukun semacam itu disebut Haruspex. Yang unik dari haruspex adalah jika mereka bertemu sesama dukun haruspex mereka saling tertawa terbahak-bahak.
Sejarah Pengobatan Purba di Dunia Nyata Atau Maya?
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.