Kelembapan
adalah konsentrasi uap air di udara.Angka konsentasi ini dapat diekspresikan
dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.Alat
untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.Sebuah humidistat digunakan untuk
mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah
pengawalembap (dehumidifier).Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan
termostat untuk suhu udara.Perubahan tekanan sebagian uap air di udara
berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat
permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5%
pada 0 °C (Handoko, 1994).
Kelembaban
udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap
air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara
kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas
udara untuk menampung uap air.Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut
(pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara.Sedangkan defisit tekanan uap
air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual.
Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi
tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko,1994).
Semua
uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.Penguapan adalah
perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan
atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti
diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja,
tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari
tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan
Evaporasi(Karim,1985).
Kelembaban
udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.Pengaturan
kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara
udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu
ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap
sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air
larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal
bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air dari hidrat kristal
garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994).
Kelembaban
relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang
terkandung di dalam campuran air-udara dalam fasa gas (Santoso, 2007).
Kelembaban
relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan
parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur
tersebut.Perhitungan kelembaban relatif ini merupakan salah satu data yang
dibutuhkan (selain suhu, curah hujan, dan observasi visual terhadap vegetasi)
untuk melihat seberapa kering areal perkebunan sehingga nantinya dapat
ditentukan tingkat potensi kebakaran lahan (Santoso, 2007).
Cara
yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan 2 termometer, yang basah dan
kering.Prinsipnya semakin kering udara, maka air semakin mudah menguap.karena
penguapan butuh kalor maka akan menurunkan suhu pada thermometer basah.
Sedangkan termometer kering mengukur suhu aktual udara.Akibatnya jika perbedaan
suhu antara keduanya semakin besar, maka artinya kelembaban relatif udara
semakin rendah. Sebaliknya jika suhu termometer basah dan thermometer kering
sama, artinya udara berada pada kondisi lembab jenuh (Santoso, 2007).
Tinggi
rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa
faktor sebagai berikut (Santoso, 2007) :
a. Suhu.
b. Tekanan
udara.
c. Pergerakan
angin.
d. Kuantitas
dan kualitas penyinaran.
E. Vegetasi
dsb.
f. Ketersediaan
air di suatu tempat (air, tanah, perairan).
Suhu
menunjukkan derajat panas benda.Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut.Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda.Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran.
Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda
tersebut (Santoso, 2007)
Termometer
yang biasanya dipakai sebagai berikut (Lakitan, 1994):
a. Termometer bulb (air raksa atau alkohol)
1. Menggunakan gelembung besar (bulb)
pada ujung bawah tempat menampung cairan, dan tabung sempit (lubang kapiler)
untuk menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan.
2. Berdasarkan pada prinsip suatu cairan
volumenya berubah sesuai temperatur. Cairan yang diisikan terkadang alkohol
yang berwarna tetapi juga bisa cairan metalik yang disebut merkuri, keduanya
memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan.
3. Ada nomor disepanjang tuba gelas yang
menjadi tanda besaran temperatur.
4. Keuntungan termometer bulb antara lain
tidak memerlukan alat bantu, relatif murah, tidak mudah terkontaminasi bahan
kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.
5. Kelemahan termometer bulb antara lain
mudah pecah, mudah terkontaminasi cairan (alkohol atau merkuri), kontaminasi
gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang rumit (pencelupan).
6. Penggunaan thermometer bulb harus
melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala
termometer.
7. Sumber kesalahan termometer bulb:
time
constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas
dari luar ke tengah batang kapiler.
thermal
capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil,
akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya.
Cairan
(alkohol, merkuri) yang terputus, kesalahan pembacaan., dan kesalahan
pencelupan.
b. Termometer spring
Menggunakan
sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang
sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer. Bila
udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak
naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer bergerak
turun.Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding
termometer bulb dan digital.Penggunaan termometer spring harus selalu
melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan.Selain
itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di
tempat yang tidak terpengaruh getaran (Santoso, 2007).
Vegetasi
(bahasa Inggris: vegetation) adalah sebutan umum bagi masyarakat
tetumbuhan. Contoh vegetasi adalah aneka jenis hutan, kebun, padang rumput,
tundra dan lain-lain(Soewarno, 1991)
Hutan
adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di
dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink),
habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan
salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting( Awaliyah, 2010).
Kebun
dalam bahasa Indonesia adalah sebidang tanah, biasanya di tempat terbuka, yang
mendapat sentuhan tangan manusia dan ditanami oleh berbagai macam tumbuhan.
Pengertian kebun bersifat umum karena lahan yang tidak ditanami (dibiarkan
liar) pun dapat disebut kebun, asalkan berada di wilayah pemukiman.Dalam keadaan
demikian, kebun dibedakan dari hutan dilihat dari jenis dan kepadatan
tumbuhannya (Awaliyah, 2010).
Sebuah
padang rumput merupakan lapangan yang dipenuhi oleh rumput dan tanaman tak
berkayu. Dipotong untuk jerami atau dimakan oleh ternak, domba atau kambing (
Awaliyah, 2010).
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat - alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah thermometer
(air raksa / alkohol), sling psychometer, dan Hand sprayer dan Kipas.
III.2 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalm percobaan ini adalah air, karet gelang dan
kapas.
III.3 Cara
Kerja
Cara
kerja percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran kelembaban udara dengan manual.
1. Disediakan dua buah thermometer (skala
1-100) , yang mana salah satu dari thermometer tersebut pada bagian ujung
pangkal dibagian yang mengandung air raksa/alkohol, kemudian dibalut dengan
kapas secukupnya dan diikat dengan karet gelang.
2. Diikat kapas yang sudah tersebut dibasahi
secukupnya dengancara disemprotkan hand sprayer.
3. Digantung kedua thermometer (satu basah
dan satu kering pada tempat yang dipilih) sambil dikipas-ngipas selama 3 menit.
4. Dilakukan pengamatan setiap selang waktu
lima menit sebanyak tiga kali pada setiap tempat yang dipilih (dalam ILK, ,
pelataran MIPA, dan bawah pohon canopy).
5. Dicatat nilai dari hasil pembacaan kedua thermometer (basah
dan kering)dalam bentuk tabel.
b. Pengukuran
kelembaban udara dengan Sling Psychometer.
1. Diambil
Sling Psychometer, kemudian thermometer kering dan basah di tarik keluar dari
kotak skala pada alat tersebut
2. Diperhatikan
salah satu ujung thermometer terdapat sumbu yang menghubungkan antara
kotak/tempat pembasahan dengan ujung thermometer basah. Jika sumbu tidak
tersambung/terbalut dengan salah satu ujung thermometer, disambungkan sumbu
tersebut pada ujung thermometer basah.
3. Dibasahi
Sumbu tersebut dengan air secukupnya, kemudian kotaknya ditutup.
4. DiayunkantThermometer
basah dan kering diayunkan dengan cara diputar-putar di udara seperti
baling-baling.
5. DilakukanPengamatan/pembacaansetiap
dua menit pengayunan pada thermometer basah dan kering, jumlah pengamatan
sesuai sebanyak tiga kali, dengan interval waktu setiap pengamatan adalah 5
menit.
6. Dibuat
tabel hasil pembacaan pada setiap lokasi pengamatan yang berbeda.
7. Didalam
pembacaan kelmbaban relatif udara dapat dilakukan dengan mendempetkan hasil
pembacaan skala thermometer basah dan kering pada skala yang terdapat pada
sling psychometer tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
Tabel
Pengamatan
Tempat
|
Termometer
Biasa
|
Sling
Pyschrometer
|
||||
Basah
°C
|
Kering
°C
|
KR
%
|
Basah
°C
|
Kering
°C
|
KR
%
|
|
Dalam
Ruangan Laboratorium
|
16
|
38
|
53
|
27
|
28
|
94
|
15
|
38
|
49
|
26
|
28
|
87
|
|
16
|
38
|
53
|
27
|
29
|
89
|
|
Rata
- rata
|
15,7
|
38
|
51,7
|
26,7
|
28,3
|
90
|
Di
bawah pohon Canopy
|
28
|
29
|
92
|
27,5
|
30
|
82
|
28
|
29
|
92
|
26,5
|
27
|
91
|
|
25
|
28
|
88
|
26
|
27,5
|
90
|
|
Rata
- rata
|
27
|
28,7
|
90,7
|
26,7
|
28,2
|
87,7
|
Di
Pelataran MIPA
|
24
|
41
|
22
|
26
|
28
|
88
|
24
|
38
|
27
|
27
|
29
|
87
|
|
24
|
38
|
27
|
28
|
29
|
92
|
|
Rata
- rata
|
24
|
39
|
25,3
|
27
|
28,7
|
89
|
IV.2
Pembahasan
Pada
percobaan kelembaban udara dilakukan pada tiga tempat berbeda yaitu dalam
ruangan (Laboratorium Biologi Dasar), di ruangan terbuka (pelataran MIPA), dan
di bawah pohon (Canopy). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer dan
sling psychrometer. Dan setiap alat dibagi atas basah dan kering.
Pengukuran menggunakan kedua alat ini untuk membandingkan apakah hasil
pengukuran kelembaban relatif udara pada tempat yang berbeda sama atau berbeda.
Termometer digunakan dengan cara dikipas-kipas dan sling psychrometer dengan
cara diputar-putar.
Dari
percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil yang berbeda-beda pada setiap
tempat, yaitu sebagai berikut :
1. Dalam
Ruang Laboratorium
Kelembaban
relatif udara yang diperoleh pada percobaan di dalam laboratorium sangat tinggi
yaitu 90% pada Sling pyschrometer dan 51,7% pada termometer biasa. Hal ini
dimungkinkan karena dalam ruangan tersebut tertutup sehingga terjadi sedikit
penguapan, tidak ada pergerakan angin dan dalam ruangan juga terdapat kipas
angin, kondisi dalam ruangan relatif tetap sehingga dalam udara terkandung banyak
uap air.
2. Di
Bawah Pohon (Canopy)
Kelembaban
relatif udara yang diperoleh pada percobaan di bawah pohon pada pembacaan sling
psychrometer yaitu 87,7% dan pada termometer diperoleh 90,7%. Kelembaban pada
daerah ini cukup tinggi dikarenakan banyaknya vegetasi pada daerah tersebut,
serta cuaca akhir –akhir ini selalu hujan dan mengakibatkan kondisi tanah yang
becek dan mengandung banyak air, serta penyinaran matahari yang terhalangi oleh
rimbunan pohon
3. Di
Lapangan Terbuka (pelataran MIPA)
Kelembaban
relatif udara yang diperoleh pada percobaan di lapangan terbuka pada sling
psychrometer sebesar 89%. Dan pada termometer diperoleh sebesar 25,3%. Ini
terjadi disebabkan oleh faktor penyinaran matahari dan cuaca saat pengukuran.
Saat pengukuran dilakukan sekitar pukul 15.00 dimana cuaca sangat terik dan di
pelataran MIPA tidak terlalu banyak vegetasi yang tumbuh rimbun dan tidak
banyak penyerapan air yang terjadi sehingga membuat daerah tersebut
agak kering.
BAB V
PENUTUP
V.1.
Kesimpulan
Dari
percobaan diatas kita dapat menarik kesimpulan,
Pada
tempat yang berbeda terdapat pula perbedaan kelembaban
relatif udaranya dimana tempat yang kualitas penyinarannya rendah
akan tinggi kelembabannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kelembaban
relative udara pada lokasi berbeda ialah kualitas penyinaran matahari,
vegetasi, pergerakan angin, suhu, dan ketersediaan air.
Alat
yang digunakan dalam mengukur kelembaban relative udara yaitu sling psychometer
yang digunakan dengan cara diayunkan diudara dan termometer dry and wet yang
digunakan dengan cara dikipas-kipas.
V.2.
Saran
Saran
saya setelah melakukan percobaan ini yaitu, sebaiknya alat-alat yang
akan digunakan dalam percobaan dalam keadaan baik agar data yang diperoleh
lebih akurat, dan untuk masalah jumlah alat yang digunakan sebaiknya
disesuaikan dengan jumlah kelompok yang ada agar dapat selesai tepat pada
waktunya, tidak terburu-buru untuk menghinari kesalahan dalam pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko,
1986. Pengantar Unsur-unsur Cuaca di Stasiun Klimatologi
Pertanian, Jurusan Geofisika dan Metereologi FMIPA-IPB: Bogor.
Karim.
1985. Biologi. Pakar Raya. Bandung.
Santoso, A., 2007. Kolerasi.http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 16 Maret
2012, Pukul 19.20 WITA
Soewarno, 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisis Data.Novas. Bandung.
Awaliah.
2011., Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban,. http;//awalyah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 16 Maret 2012. Pukul 20.10
WITA.
.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMBABAN UDARA MENURUT PARA AHLI
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.