Kemampuan Berpikir Kritis
Menurut kamus Webster’s (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) menyatakan, “Kritis” (critical) adalah “Menerapkan atau mempraktikan penilaian yang teliti dan obyektif” sehingga “berpikir kritis” dapat diartikan sebagai berpikir yang membutuhkan kecermatan dalam membuat keputusan.
Pengertian yang lain diberikan oleh Suryanti dkk(dalam Amri dan Ahmadi, 2010:62) yaitu: berpikir kritis merupakan proses yang bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita kerjakan. Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:62) mengkategorikan proses berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi ke dalam empat kelompok yang meliputi pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking).Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan karena dalam kehidupan di masyarakat, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan.Untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan kritis yang baik.
Menurut Peter Reason (dalam Sanjaya, 2008:230), berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). “Mengingat”pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan “memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antaraspek dalam memori. Kemampuan berpikir seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransfer informasi-informasi dalam memori kita.
Menurut Krulik (dalam Trianto, 2009:85) penalaran meliputi berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Terdapat delapan buah penelitian yang dapat dihubungkan dengan berpikir kritis, yaitu menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari sebuah situasi atau masalah, memfokuskan pada bagian dari sebuah situasi atau masalah, mengumpulkan atau mengorganisasikan informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi, mengingat, dan menganalisis informasi, menentukan masuk tidaknya sebuah jawaban, menarik kesimpulan yang valid, memiliki sifat analitis dan refleksif.
Beberapa kemampuan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis adalah kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informassi yang penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan Dressel (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:63).
Pernyataan diatas didukung oleh Amri dan Ahmadi (2010:64) dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:64), bahwa berpikir kritis merupakan berpikir disiplin yang dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang terarah, terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui.
Kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (2011) mencakup kemampuan memberikan penjelasan dasar, membangun keterampilandasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi dan taktik, selanjutnya dijelaskan menjadi aspek-aspek agar lebih terperinci sesuai tabel 2.
Tabel 2. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis
Kemampuan Berpikir Kritis
|
Sub Kemampuan Berpikir Kritis
|
Aspek
|
1. Memberikan penjelasan dasar
|
1. Memfokuskan pertanyaan
|
a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu
masalah
b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria
jawaban yang mungkin
c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang
dihadapi
|
2. Menganalisis argument
|
a. Mengidentifikasi kesimpulan
b. Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan
c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan
d. Mencari persamaan dan perbedaan
e. Mengidentifikasi dan menangani
ketidakrelevanan
f. Mencari struktur dari sebuahpendapat/argumen
g. Meringkas
|
|
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan
klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
|
a. Mengapa?
b. Apa yang menjadi alasan utama?
c. Apa yang kamu maksud dengan?
d. Apa yang menjadi contoh?
e. Apa yang bukan contoh?
f. Bagaimana mengaplikasikan kasus tersebut?
g. Apa yang menjadikan perbedaannya?
h. Apa faktanya?
i.
Apakah
ini yang kamu katakan?
j.
Apalagi
yang akan kamu katakan tentang itu?
|
|
2. Membangun keterampilandasar
|
4. Mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
|
a. Keahlian
b. Mengurangi konflik interest
c. Kesepakatan antar sumber
d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ada
f. Mengetahui resiko
g. Keterampilan memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati-hati
|
5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
|
a. Mengurangi praduga/menyangka
b. mempersingkat waktu antara observasi dengan
laporan
c. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri
d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan
e. Penguatan
f. Kemungkinan dalam penguatan
g. Kondisi akses yang baik
h. Kompeten dalam menggunakan teknologi
i.
Kepuasan
pengamat atas kredibilitas kriteria
|
|
3. Menyimpulkan
|
6. Mendeduksi dan mempertimbangkan
deduksi
|
a. Kelas logika
b. Mengkondisikan logika
c. Menginterpretasikan pernyataan
|
7. Menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi
|
a. Menggeneralisasi
b. Berhipotesis
|
|
8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil
pertimbangan
|
a. Latar belakang fakta
b. Konsekuensi
c. Mengaplikasikan konsep (prinsip-prinsip,
hukum dan asas)
d. Mempertimbangkan alternatif
e. Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan
|
|
4. Membuat penjelasan lebih lanjut
|
9. Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi
|
Ada 3 dimensi:
a. Bentuk: sinonim, klarifikasi, rentang,
ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh
b. Strategi definisi
c. Konten (isi)
|
10. Mengidentifikasi asumsi
|
a. Alasan yang tidak dinyatakan
b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen
|
|
5. Strategi dan taktik
|
11. Memutuskan suatu tindakan
|
a. Mendefinisikan masalah
b. Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi
permasalahan
c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi
d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan
e. Me-review
f. Memonitor implementasi
|
12. Berinteraksi dengan orang lain
|
a. Memberi label
b. Strategi logis
c. Strategi retorik
d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan
atau tulisan
|
(Ennis, 2011:2-4)
(1). Amri, dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.Jakarta. Prestasi Pustaka.
(3). Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta. Penerbit Kencana.
Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis
4/
5
Oleh
Wahid Priyono,S.Pd.