Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Bagaimanakah Aktivitas Bakteri Rhizobium sp Pada Tanaman Leguminosae?

Aktivitas Rhizobium sp Bakteri-bakteri yang menim b ulkan bendolan pada tanaman leguminosae yaitu bakteri bendolan, dikelompokkan dalam genus Rhizobium. Batang-batng gram negatif ini yang hidup bebas  dalam tanah, tumbuh secara anaerob ketat dengan senyawa organik sebagai nutrien. Sesuai kespesifikan hospes dan ciri-ciri khas lain dapat dibedakan beberapa spesises diantaranya R.leguminosarum, R.meliloti, R. Trifolii, R.phaseoli, R.lupini, R.japonicum. infeksi tumbuh-tumbuhan terjadi hanya pada rambut akar muda. Bakteri mnerobos masuk pada atau dekat dengan ujung rambt akar dan tumbuh sebagai pipa infeksi sampai ke dasarnya. Pipa infeksi ini yang diliputi oleh membran selulosa kemudian menerobos dinding sel muda dari epidermis dan kulit akar. Tumbuhan menyerap Nitrogen dalam bentuk amonium (NH 4 + ) atau nitrat (NO 3 - ). Bakteri pemfiksasi Nitrogen akan mengubah N 2 menjadi NH 3 (amonia) dengan bantuan suatu kompleks enzim yang disebut nitrogenase, yang mengkatali...

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Bakteri Bintil Akar Tanaman Leguminosae

      Mikroorganisme dalam Biofertilizer Peranan keberadaan bakteri Rhizobium yang efektif pada tanaman legume. Bakteri dapat mengurangi kebutuhan nitrogen tanaman karena dapat menyuplainya. Nitrogen yang dapat bias hilang karena pencucian, denitrifikasi, terangkut saat panas. Peran bakteri terjadi saat tanaman dalam kondisi kekurangan N (proses simbiosis). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan bakteri bintil akar ( Rhizobium leguminosarum ) diantaranya adalah sebagai berikut : 1.     Sumber makanan Untuk pertahanan sebelum menginfeksi tanaman. 2.     Mikroorganisme lain Terutama yang antagonis karena dapat menghalangi infeksi 3.     Lingkungan Berpengaruh terhadap aktivitas fotosintesis untuk menyediakan kebutuhan energy bakteri. 4.     pH yakni netral, jangan terlalu asam atau basa. 5.     Suhu Suhu optimumnya yaitu 20-28 O C. tiap organism memiliki suhu optim...

Mikroorganisme dalam Pembuatan Tempe Daun Pisang

a.     Mikroorganisme dalam pembuatan Tempe Tempe adalah salah satu makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis mikroorganisme . Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus , atau kapang dari jenis R. oryzae . Sedangkan pada laru murni campuran selain kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella. Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi tempe diantaranya adalah: Bacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus sp ., Streptococcus sp ., dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp pada tempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan. Dalam pembuatan tempe, kapang ( Rhizopus oligosporus misalnya) yang tumbuh pada kedelai dapat menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks (protein, karbohidrat, atau lemak) menjadi senyawa yang...

PERBEDAAN DAUR LITIK DAN LISOGENIK PADA VIRUS

Fage dalam menginfeksi bakteri dapat menggunakan 2 cara, yaitu litik dan lisogenik. Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak virus pun ikut membelah.      Beberapa perbedaan daur litik dan lisogenik: a.     Siklus/daur litik: • Waktu relatif singkat  • Menonaktifkan bakteri  • Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri b.       Siklus/daur lisogenik  v • Waktu relatif lama  • Mengkominasi materi genetic bakteri dengn virus  • Terikat pada kromosom bakteri

PENGGOLONGAN VIRUS BERDASARKAN TIPE ASAM NUKLEAT

A.       Penggolongan Virus Penggolongan Virus berdasarkan tipe Asam Nukleat yaitu : Kelas* Contoh penyakit I.       dsDNA** §   Pavovavirus §   Adenovirus §   Herpesvirus ·       Poxvirus §   Papiloma (kutil manusia, kanker serviks); polioma (tumor pada hewan lertentu) §   Penyakit saluran pernapasan; beberapa menyebabkan tumor pada hewan-hewan tertentu §   Herpes simpleks I (luka di sekeliling mulut); herpes simpleks II (perlukaan genital); varicella zoster (cacar air (chicken pox), ruam); virus Epstein-Barr (mononukleosis, Hmfoma Burkitt) ·          Cacar (smallpox); vaccinia; cacar sapi (cov/pox) II.  ssDNA   (parvovirus) ·            Roseola; sebagian besar parvovirus har...

Pengantar Virus dan Bakteri Sebagai Mikroorganisme Hidup

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya re...

Penggunaan Virus dalam Bioteknologi Modern dan Terapan

Pemetaan dan pengamatan genome manusia secara lengkap memberi banyak manfaat dalam penelusuran penyakit genetik. Lokasi gen yang mengalami kelainan dapat dilacak kaitannya dengan penyakit atau gangguan yang ditimbulkannya. Setelah lokasi gen pemicu masalah diketahui, langkah selanjutnya adalah membawa gen normal pengganti gen rusak di dalam inti sel. Untuk melaksanakan tugas ini diperlukan suatu agen pembawa atau pengantar gen ( gene transfer agents ) yang dapat melakukannya secara efektif, tepat sasaran, dan tanpa efek samping. Dewasa ini cara untuk melakukan penggantian gen rusak yaitu dengan memanfaatkan agen virus yang telah dilemahkan, senyawa kimia organik, atau dengan cara penyuntikkan. Penggunaan virus sebagai agen pembawa gen disebut metode viral. Metode ini memiliki keuntungan efektivitas yang tinggi. Metode ini dapat memanfaatkan sifat serangan virus pada jaringan tertentu yang khas. Sebagai contoh, retrovirus penyerang sel-sel yang membelah cepat, mungkin coco...

Bioteknologi Pengolahan Hasil Susu: Keju dan Yogurt Serta Manfaatnya Bagi Manusia

1.     Pengolahan hasil susu Susu dapat diolah secara bioteknologi untuk menghasilkan produk-produk baru seperti keju, yoghurt, dan mentega. a.     Keju Dalam pembuatan keju, kelompok bakteri yang digunakan adalah bakteri asam laktat. Bakteri ini berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat menurut reaksi berikut : C 12 H 22 O 11 + H 2 O → 4CH 3 CHOHCOOH Laktosa       air           asam laktat Bakteri asam laktat yang biasa digunakan adalah genus Lactobacillus  dan Streptococcus. Di dalam proses pembuatan keju , susu terlebih dahulu dipanaskan 90°C atau dipasteurisasikan sebelum kultur bakteri asam laktat diinokulasi (ditanam). Akibat aktivitas bakteri, pH menjadi turun dan mengakibatkan susu terpisah menjadi dadih padat dan cairan whey. Kemudian, enzim rennin dari lambung sapi muda ditambahkan untuk menggumpalkan dadih. Akan tetapi saa...

Morfologi Sekaligus Ciri-Ciri Virus

Virus merupakan parasit sejati, tidak memiliki “mesin” biosintetik sendiri. Tubuhnya hanya terdiri dari selubung protein dan isi yang terdiri dari DNA saja atau RNA saja. Ketika virus dikristalkan, virus mirip benda tak hidup. Namun, jika dimasukkan ke dalam lingkungan yang cocok, virus akan hidup kembali. Sebagai parasit sejati, virus menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia. Sifat-sifat umum virus dapat diuraikan sebagai berikut : 1.     Partikel ultramikroskopik, dapat melewati filter bakteri 2.     Tidak memiliki organisasi sel biasa. 3.     Mengandung salah satu jenis asam nukleat, RNA atau DNA 4.     Tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk sintesis protein    dan asam nukleat, sehingga tergantung pada sistem sintesis sel   hospes. 5.      Berkembang biak di dalam sel hospes. 6.     Ukuran virus berbeda-beda : yang terbesar virus cacar ± 300 ...

PROSES: Regulasi, Sintesis dan Replikasi DNA Pada Sel Bakteri

·          Regulasi Replikasi DNA Kromosom suatu bakteri yang khas ialah sebuah molekul DNA berutasan-ganda, yang mempunyai berat molekul kira-kira 2,5 x 10 9 Dalton (satu Dalton sama dengan massa satu atom hidrogen). Jumlah pasangan basanya kurang lebih 4 x 10 6 . Bila kromosom tersebut ditarik secara linier dalam bentuk heliks-ganda, ukurannya akan mencapai kira-kira 1,25 mm, yaitu beberapa ratus kali lebih panjang daripada sel bakteri yang memilikinya. a.       Replikasi mensyaratkan situs awal Syarat pertama agar suatu DNA dapat bereplikasi ialah bahwa pada DNA tersebut terdapat situs awal replikasi. Hasil pengamatan terhadap kromosom E.coli memperlihatkan bahwa replikasi selalu dimulai dari titik awal tertentu (Cairns, 1963). Situs awal replikasi dikenal dengan istilah titik ori (singkatan dari origin of replication ). Pada kromosom bakteri diketahui hanya ada satu titik ori, sedangkan pada kromosom eukari...

Proses Kimiawi Biosintesis Nukleotida Pada Sel Bakteri

·          Biosintesis Nukleotida---- Sebelum rantai polinukleotida DNA dapat disintesis oleh bakteri atau organisme lain, harus tersedia sekumpulan nukleotida seluler. Pada bakteri tertentu, nukleotida harus disuplai dalam medium dalam bentuk jadi. Pada bakteri lain dapat mensintesis nukleotida dari nutrien yang sederhana, seperti glukosa, ammonium sulfat, dan mineral. Perubahan nutrien sederhana menjadi nukleotida bagi sintesis DNA menyangkut sederetan reaksi yang rumit, beberapa di antaranya membutuhkan energi berupa ATP. Salah satu dari reaksi-reaksi ini ialah pembentukan bentuk teraktivasi nukleotida bagi sintesis rantai polinukleotida DNA berutasan ganda: Nukleotida + ATP kinase à nukleotida-fosfat + ADP Nukleotida-fosfat + ATP kinase à nukleotida-difosfat + ADP Energi dalam bentuk ATP disediakan. Pada setiap nukleotida teraktivasi terikat dua gugusan fosfat yang berasal dari peruraian dua ATP.

Proses dan Replikasi-Replikasi DNA Pada Bakteri

·           Sintesis perbanyakan bahan genetik seperti DNA, dilakukan melalui proses yang disebut replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang mencirikan proses kehidupan. Melalui suatu replikasi, senyawa kimia dapat membentuk dirinya untuk menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya. Replikasi hanya terjadi pada asam nukleat, DNA atau RNA. Molekul asam nukleat yang mampu bereplikasi disebut replikon. Tidak ditemukan senyawa lain yang sintesisnya dilakukan melalui replikasi.         Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA ...

Komponen dan Sifat Kimiawi DNA Pada Bakteri

·          DNA Bakteri Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek yang terlibat dalam pemisahan kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang berbeda. Replikasi dari DNA bakteri dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah. Dalam prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model untuk mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana dua pita terpisah dan sintesis baru terjadi disebut sebagai percabangan replikasi. Replikasi kromosom bakteri sangat terkontrol, dan kromosom tiap sel yang tumbuh berkisar antara satu dan empat. Beberapa plasmida bakteri bias memiliki sampai 30 tiruan dalam satu sel bakteri, dan mutasi yang menyebabkan kontrol bebas dari relikasi plasmida bahkan bias menghasilkan tiruan yang lebih banyak. Replikasi pita DNA ganda sirkular dimulai pada locus ori dan membutuhkan interaksi dengan beberapa protein. Dalam E coli, replikasi kromo...